BerandaPasar Kreatif
Jumat, 8 Jun 2023 14:00

Ada Stand Mangaka Lokal Semarang di Festival Nimats Unnes 2023

Erza dan Rafi sibuk melukis para pengunjung Nimats Unnes. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Selain dipenuhi stand-stand yang menjual pernak-pernik dan makanan Jepang, dua mangaka Semarang ini turut memeriahkan festival Nimats dengan membuka jasa lukis dengan style manga atau anime.

Inibaru.id - Ada yang menarik dari Nimats atau Nihon Matsuri Unnes 2023 yang digelar beberapa waktu lalu. Di antara jejeran stand-stand yang ikut memeriahkan acara festival Jepang yang berlokasi di Lapangan B1 Fakultas Bahasa dan Seni Unnes itu, ada stand mangaka lokal Semarang yang mencuri perhatian para pengunjung.

Sekedar informasi, mangaka adalah istilah bahasa Jepang untuk orang yang menggambar manga. Di stand berukuran 3x3 meter itu, Muh Erza Suryanda sibuk melukis para pengunjung Nimats menjadi style manga yang menggemaskan.

Keahlian Erza dalam melukis para pengunjung memang nggak perlu diragukan lagi. Dengan 'sat set', satu potret pengunjung sudah berhasil dilukis dalam waktu nggak kurang dari lima menit.

Erza yang berprofesi sebagai mangaka dan guru menggambar privat itu mengaku tertarik membuka stand lukis ini karena belum pernah dia temukan stand melukis di festival jejepangan Semarang.

Hasil karya Erza yang melukis pengunjung Nimats menjadi versi anime lucu. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

“Selama saya main ke festival Jepang di Semarang, belum ada yang buka stand gambar tradisional gini, mbak. Kebanyakan stand itu menjual poster-poster anime,” terang Erza saat ditemui di stand lukisnya.

“Kalau ini kami justru bisa lukis pengunjung jadi kayak anime dengan membayar Rp5 ribu saja,” imbuh lelaki 31 tahun itu sambil tersenyum.

Ini bukan kali pertama Erza membuka stand lukis di event festival Jepang. Sebelumnya dia juga pernah melakukan hal yang sama. Dia mengaku lebih mudah menawarkan jasa lukisnya di event jejepangan seperti Nimats ini.

“Event Jepang begini masuk sama tema lukis kita yang pakai style manga atau anime. Jadi nggak susah buat nyalurin jasanya,” jelas Erza.

Hidupkan Seni Gambar Tradisional

Peralatan lukis yang digunakan Erza dan Rafi terdri dari watercolor paper, marker, pensil dan pensil warna. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Rafi Raya Ilmi, lelaki yang duduk disebelah Erza itu membenarkan pendapat partnernya. Rafi, sapaan akrabnya, lebih fokus melukis pemandangan dan tulisan-tulisan Jepang, berbeda dengan Ezra yang melukis potret para pengunjung.

Rafi mengaku bahwa dengan membuka stand ini dapat menghidupkan kembali gambar tradisional yang makin tergeser dengan gambar digital.

“Kami pengin mempertahankan seni menggambar tradisional, mbak. Selain itu juga memberi pesan ke pengunjung bahwa gambar tradisional itu nggak kalah sama gambar digital,” tutur Rafi.

Ramai Pengunjung

Selama festival Nimats berlangsung, Rafi mengaku mendapati banyak pengunjung yang mendatangi stand lukis mereka. Bahkan banyak dosen-dosen Unnes yang memborong lukisan mereka.

Seharian membuka stand di festival Nimats, Rafi mengaku berhasil meraup penghasilan hingga Rp400-500 ribu. Mereka mengaku nggak terlalu mengejar target penghasilan karena yang terpenting adalah dapat menyalurkan passion seni.

“Kami nggak memasang target penghasilan, mbak. Yang penting kami bisa menyalurkan passion melukis dan pengunjung jadi tahu kalau melukis tradisional itu juga masih eksis,” tandasnya.

Untuk membuktikan eksistensi lukisan tradisional, para mangaka lokal ini akan membuka stand lukis lagi di event Jejepangan di Semarang. Mereka juga berencana membuat komunitas melukis, lo!

Bagi kamu yang tertarik untuk belajar melukis dan ikut merasakan keseruan melukis langsung di event jejepangan, bisa langsung ngepoin akun Instagram @heykomik, ya! (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: