BerandaKulinary
Selasa, 27 Des 2021 15:00

Wisata Kuliner Terbaik Sekitar Tugu Muda di Museum Mandala Bhakti Semarang

Tampak Museum Mandala Bhakti dilihat dari sentra makanan. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Setelah mengalami renovasi, kini Museum Mandala Bhakti Semarang yang berdiri tepat di jantung kota menjadi wisata kuliner terbaik sekitar Tugu Muda.

Inibaru.id – Menikmati menu kuliner terbaik di sekitar Tugu Muda Semarang kian gampang sejak Museum Mandala Bhakti direnovasi. Pasalnya, selain menyimpan benda-benda bersejarah, museum yang berada di Jalan Sugiyopranoto No 1 ini juga menjadi lokawisata kuliner yang menarik untuk disambangi.

Tanpa mengesampingkan bangunan mueseum yang kian tampak muram di tengah gemerlap kafe dan restoran yang mengapitnya, kamu dijamin nggak bakal kebingungan memilih makan siang atau malam model apa di kompleks gedung yang berada di sisi selatan Tugu Muda tersebut.

Lahan parkir yang nyaman membuat kamu nggak akan kesulitan untuk memarkirkan kendaraanmu di tempat ini. Kamu bisa memilih parkir di halaman depan museum kalau pengin terlebih dulu menengok bangunan tua berwarna putih yang menyimpan benda sejarah milik TNI tersebut.

Oya, kamu juga bisa memarkirnya di halaman belakang museum kalau tujuanmu adalah berwisata kuliner. Jika sudah tahu restoran atau kafe mana yang hendak kamu tuju, kamu bisa menghentikan kendaraan di depan restoran. Namun, kamu juga bisa memilih teras belakang museum untuk parkir, kemudian berjalan menyusuri deretan tempat makan sebelum memutuskan pilihanmu.

Pada jam-jam makan, kompleks Museum Mandala Bhakti terbilang ramai. Deretan mobil dan motor bisa kamu temukan di parkiran, khususunya pada akhir pekan. Sayangnya, menurut saya sebagian besar pengunjung sengaja datang ke tempat tersebut untuk makan, alih-alih menyambangi museum.

Masih Terus Direnovasi

Keramaian pengunjung akhir pekan di sentra makanan Museum Mandala Bhakti. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Dugaan saya tidaklah keliru. Seorang penjaga museum yang kebetulan saya temui belum lama ini mengatakan, saat saya menyambangi kompleks museum tersebut menjelang tengah hari, baru ada sekelompok orang yang datang, itu pun untuk urusan pengecekan sarana.

Nggak lama setelah ngobrol dengan penjaga tersebut, barulah ada satu keluarga kecil, pasangan istri-suami bersama dua anaknya, yang datang. Bersama mereka, saya pun masuk museum yang ternyata lantai dasarnya tengah direnovasi.

Perlu kamu tahu, Museum Mandala Bhakti direnovasi hingga memiliki sentra kuliner pada 2019 silam. Nggak hanya di luar bangunan utama museum, kafe dan restoran juga rupanya ada di dalam gedung utama. Nah, menurut penjaga, pemugaran kali ini juga ada kaitannya dengan penambahan kafe lagi.

Penjaga paruh baya yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, calon kafe yang tengah dibangun tersebut nantinya akan berseberangan dengan sebuah "kedai" es krim gelato yang telah lebih dulu berdiri di lantai dasar ini. Sedih mendengarnya, tapi menurut saya ini sangat masuk akal.

Menawarkan museum kepada para wisatawan, khususnya kalangan anak muda, sangat sulit. Nah, menggabungkan konsep wisata museum dengan kuliner adalah jalan tengah agar lebih banyak wisatawan yang tertarik.

Resto yang paling awal menempati sentra makanan di Museum Mandala Bhakti. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Atik Kurniyati, pengunjung yang sempat masuk museum bersama saya mengatakan, kompleks Museum Mandala Bhakti saat ini sudah jauh lebih baik. Bagus dan rapi. Menurutnya, museum hanya perlu dijaga dan diberi konsep yang segar agar anak muda tertarik.

Perempuan muda yang datang bersama suami dan anak-anaknya itu mengaku senang dengan perkembangan museum tersebut sekaran. Dia memang sengaja pengin mengenalkan museum kepada kedua buah hatinya yang masih balita tersebut.

"Kedua putri saya senang. Ceria. Mereka sangat excited pada benda-benda di dalam museum," tutur Atik, sapaan akrabnya, yang berharap ke depannya bisa datang lagi ke museum saat kedua anaknya sudah mulai bersekolah. "Semoga kalau ke sini lagi sudah jauh lebih bagus!" tambahnya.

Serupa dengan Atik, Irfan Dwi Cahya juga mengaku senang dengan pemugaran di Museum Mandala Bhakti. Lelaki yang tengah menunggu pesanannya datang itu mengatakan, ada perubahan yang cukup signifikan di kompleks wisata tersebut.

“Saya pernah ke sini sebelum 2013, lalu setelah direnovasi pada 2019. Kentara sekali perubahannya. Lumayanlah!” ungkap Irfan, lalu tertawa.

Potret pelbagai macam cafe dan resto yang mengelilingi bagian samping dan belakang gedung museum. (Inibaru.id/ Kharisma Ghana Tawakal)

Namun demikian, dia mengaku agak menyayangkan kondisi museum yang sepi seolah kehilangan gairah untuk tetap berdiri. Di tengah ramainya kompleks kuliner di samping museum, menurutnya bangunan Museum Mandala Bhakti jadi terlihat sangat senyap.

"Tempat ini (museum) sebetulnya spesial karena ada di tengah kota. Semestinya pengunjung bisa lebih banyak yang datang," keluhnya.

Pemerintah kota, lanjutnya, bukannya nggak menyadari hal tersebut. Irfan pun menjelaskan, penataan wisata menggunakan bus tingkat di Semarang yang salah satu rutenya juga menjangkau Museum Mandala Bhakti adalah salah satu strategi yang bagus.

"Ada bus tingkat. Terus, bus-bus wisata dari luar kota juga nge-drop wisatawan di Museum Mandala Bhakti. Jadi, saya pikir pengunjung bisa tetap ramai (dengan cara ini),” pungkas Irfan.

Melihat situasi ini, menurut saya ada jalan panjang yang terbentang untuk menjadikan museum sebagai lokawisata idaman. Namun, setidaknya pengelola Museum Mandala Bhakti telah berusaha mengambil langkah nyata.

Memugar dan membuatnya lebih kekinian adalah jalan yang patut kita apresiasi. Sepakat, Millens? (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024