BerandaKulinary
Jumat, 31 Agu 2023 17:29

Tanghulu; Permen Buah Viral yang Timbulkan Masalah Baru di Korea

Tanghulu, jajanan yang viral di Korea. (Janiceslifestyle)

Permen buah bernama Tanghulu yang viral di kalangan anak muda Korea Selatan rupanya telah menimbulkan masalah baru di sana, hingga muncul poster bertuliskan: Zona Tanpa Tanghulu.

Inibaru.id - Kalau mengikuti apa yang sedang ngetren di Korea Selatan, kamu pasti tahu bahwa permen buah "Tanghulu" tengah viral di sana. Namun, di balik kepopuleran satai buah yang dikeraskan dengan sirup gula ini, muncul masalah sampah yang bikin resah warga setempat. Separah apa?

Dikutip dari laman Naver (18/8/2023), keresahan terkait sampah sisa jajanan manis ini sampai membuat masyarakat di sejumlah tempat di Korsel memasang poster bertuliskan "No Tanghulu Zone" atau "Zona Tanpa Tanghulu".

Tanghulu mulai meraih kepopuleran di Korea pada 2022 dan terus meningkat dengan cepat dalam satu tahun terakhir. Penyuka "permen" ini umumnya anak muda. Secara visual, bentuk tanghulu memang menarik. Rasanya juga unik.

Oya, untuk yang belum tahu, tanghulu adalah manisan buah yang berasal dari Tiongkok. Buah-buahan seperti stroberi, buah naga, nanas, jeruk, kiwi, hingga ceri ditusuk memanjang hingga menyerupai satai, lalu dilumuri dengan sirup gula sampai cairan tersebut mengeras.

Manisan Tradisional Versi Modern

Tanghulu versi modern menjadi salah satu jajanan paling populer di Korsel dalam dua tahun terakhir. (Samsungfood)

Masyarakat Tionghoa diyakini sudah mengenal tanghulu sejak 800 tahun yang lalu. Manisan tradisional ini umumnya disajikan pada perayaan Tahun Baru Imlek. Bagi mereka, tanghulu merupakan simbol keberuntungan.

Agar menarik generasi muda untuk membelinya, masyarakat Tiongkok mulai mengemas jajanan manis tersebut dengan versi yang lebih modern. Viral di negaranya, tanghulu mulai merambah ke negara lain, termasuk Korsel. Tanghulu juga segera menjadi populer di Negeri Gingseng.

Sebagai gambaran, satu waralaba besar penjual tanghulu yakni Dalkom Wang Ga Tanghulu diyakini telah mendapatkan kesuksesan besar hanya dalam hitungan bulan. Dari 50 gerai pada Februari 2023, mereka melipatgandakannya menjadi 300 gerai hanya dalam lima bulan setelahnya.

Selain bentuk yang menarik dan rasa yang unik, tanghulu diminati karena harganya yang terbilang murah. Harga per porsinya hanya 5 ribu won atau sekitar 60 ribu rupiah. Harga yang miring inilah yang membuat penganan tersebut cepat populer.

Pembeli yang Tidak Bertanggung Jawab

Sampah tanghulu yang bikin repot warga Korea. (Naver/Park Ah-young)

Sayangnya, penjualan tanghulu yang meningkat tajam menjadi masalah baru di Korsel lantaran banyak pembeli yang nggak bertanggung jawab. Bukannya membuang bekas wadah dan tusukannya ke tempat sampah, mereka malah meletakkannya sembarangan di pojokan atau pot tanaman di pinggir jalan.

Di sejumlah kafe, para pembeli tanghulu yang umumnya anak muda ini juga nggak sedikit yang membiarkan bekas wadah tersebut di meja kafe. Hal itu tentu merepotkan banyak orang, karena sirup yang tersisa di wadah itu bakal meleleh dan bikin lengket, lalu mengundang semut serta serangga lain.

Masih dinukil dari Naver, seorang pegawai kafe yang enggan disebutkan namanya sempat melontarkan kekesalannya terhadap pengunjung yang membuang bekas wadah tanghulu sembarangan. Menurutnya, sisa sirup yang meleleh bikin lengket meja atau pot bunga dan sangat sulit dibersihkan.

“Sirup yang lengket ini sulit dibersihkan. Aku sudah capai membuang sampah wadah tanghulu yang ada di mana-mana itu, jadi sekarang kami memasang tanda larangan membawa tanghulu ke dalam kafe,” ketusnya.

Kendati menimbulkan masalah besar, masyarakat Korsel enggan menyalahkan gerai tanghulu yang terus menjamur di negaranya. Menurut mereka, masalah ini murni muncul karena kurangnya kesadaran pembeli untuk membuang sampah di tempat semestinya.

Kalau tanghulu populer di Indonesia, masalah yang ditimbulkan bakal sama nggak, ya, Millens? Ehm, atau jangan-jangan bakal lebih parah? Ups! (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: