BerandaKulinary
Kamis, 31 Agu 2022 16:49

Seporsi Nasi Rames, Terdiri Atas Nasi Putih dan Ketidakpastian

Ilustrasi: Nasi Rames. (Wikipedia/Wei-chieh Chiu)

Satu-satunya yang pasti dari memesan seporsi nasi rames adalah nasi putih, sedangkan sisanya adalah ketidakpastian. Ha-ha.

Inibaru.id – Saat memutuskan memesan Nasi Rames di sebuah warung makan anyar, berhentilah berekspektasi, karena tiap warung punya "standar" kombinasi menunya sendiri. Berbeda dengan pecel atau nasi padang yang standarnya universal, kombinasi pada nasi rames sangatlah lokal.

Namun, agaknya semua orang bakal sepakat jika ketidakpastian nasi rames itu tetaplah harus berisi nasi putih, sedikit sayur atau kuah, dan lauk. Untuk penyuka pedas, penjual juga akan menambahkan sambal secara cuma-cuma.

Jadi, jangan protes kalau saat memesan nasi rames di warung A kamu memperoleh nasi dengan oseng kacang dan tempe goreng, tapi mendapatkan nasi dengan orek tempe dan ayam goreng di warung B. Biasanya, kombinasi nasi-kuah-lauk yang disajikan bergantung pada ketersediaan menu di warung itu.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Tatik, seorang penjual makanan matang di bilangan Gunungpati, Kota Semarang. Tatik mengatakan, pemilihan sayur berkuah maupun lauk lain biasanya akan disesuaikan dengan menu yang masih tersedia.

“Kuahnya biasanya ada sayur bening, sayur asem, sop, ataupun yang bersantan seperti opor; kemudian dikombinasikan dengan dengan lauk lain seperti kering tempe, mi, tumis, atau sambal goreng," ungkapnya. "Sedangkan untuk lauk tambahan seperti ayam, telur atau ikan, tergantung rekues pembeli.”

Dari Mana Nasi Rames Berasal?

Nasi rames bisa dimakan langsung di warung atau dibungkus dan dibawa pulang. (Lensapurbalingga)

Ada yang bilang, istilah nasi rames mulai meluas bersamaan dengan menyebarnya warteg di seluruh penjuru Tanah Air. Jika demikian, bisa jadi nasi tersebut berasal dari Tegal. Ini masuk akal, mengingat ada hidangan yang mirip rames di sekitar kota pesisir ini, seperti Nasi Jamblang di Cirebon atau Nasi Megono di Pekalongan.

Namun, klaim itu kurang valid, karena nggak ada literatur khusus yang mengulas hal tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahkan hanya mengartikan nasi rames sebagai nasi dengan pelbagai lauk-pauk, tanpa merinci berasal dari mana menu kuliner tersebut.

Terkait ihwal mula nasi rames, tulisan Pipit Anggraeni dalam Kuliner Hindia Belanda 1901-1942: Menu-menu Populer dari Budaya Eropa (2019) mungkin bisa menjadi referensi. Dia mengatakan, nasi rames adalah salah satu sajian dalam Rijsttafel, perjamuan mewah semasa Kolonialisme Belanda.

Dari situ, kita tahu bahwa nasi rames sudah ada sejak zaman Belanda menduduki Nusantara. Terus, karena Rijsttafel umumnya menyajikan makanan khas masyarakat pribumi, kemungkinan nasi rames berasal dari orang Jawa, meski yang disajikan pada Rijsttafel tentu saja sudah di-upgrade.

Ihwal Mula Nama 'Rames'

Nasi rames dengan bermacam-macam lauk yang biasa disajikan di warteg. (Qraved)

Dalam bahasa Jawa, nasi rames disebut sego rames. Nggak ada sumber yang bisa menegaskan apakah pada zaman Kolonialisme Belanda orang Jawa sudah menyebutnya demikian atau belum. Namun, spekulasi yang berkembang, istilah "rames" berasal dari gabungan kata "ora mesti".

Ora mesti, dalam bahasa Jawa berarti nggak pasti. Nah, berubah-ubahnya kombinasi sayur dan lauk pada menu kuliner ini membuat orang menyebut nasi campur itu sebagai "sego ora mesti", yang disingkat menjadi sego rames.

Oya, perlu kamu tahu, nasi rames nggak hanya dikenal di Jawa, lo. Masyarakat Bali juga mengenal hidangan serupa yang kini lebih sering disebut nasi campur. Di sana, rames adalah singkatan untuk "ramuan kemas", merujuk pada cara penyajian lauk dan sayur yang dikemas langsung oleh penjual.

Mana yang benar? Entahlah! Namun, menurut Pipit Anggraeni, ada sebuah restoran terkenal di Belanda kepunyaan pasangan istri-suami Dewi Paramawati-Peter Alexander Ten Cate yang hingga kini konsisten menyajikan Rijsttafel autentik dengan salah satu sajiannya adalah nasi rames.

Nasi rames pada sajian itu terdiri atas nasi putih (rijst), kentang, sambal goreng tempe, sambal goreng telur dan ayam, serundeng, sayur lodeh, acar mentimun, semur, opor daging, satai babi, dan krupuk melinjo. Komplet banget, bukan?

Etapi, kalau menu nasi rames "asli" itu diterapkan di warteg atau kedai-kedai kelas menengah ke bawah, konsumen utama menu ini, bakal bisa diterima nggak ya? Ha-ha. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024