BerandaKulinary
Kamis, 7 Jul 2021 14:05

Sensasi Makan Mi Ayam Langsung di Atas Wajan di Kota Semarang

Bukannya menggunakan mangkuk, warung makan mie ayam di Semarang ini justru memakai wajan mini. (Inibaru.id/Bayu N)

Nggak perlu mangkuk atau piring, karena di tempat ini kamu bisa menikmati sensasi makan mi ayam langsung di atas wajan.

Inibaru.id - Menjumpai penjual mi ayam di jalanan tentu bukanlah perkara sulit. Sajian mi yang terinspirasi dari masakan Tionghoa ini memang begitu populer. Nah, untuk memenangkan persaingan sekaligus merayu pembeli, para pemilik mi ayam pun lomba-lomba berkreasi.

Kreasi yang paling umum adalah dari segi rasa atau penambahan kondimen. Sisanya tentu saja dalam penyajian. Di Semarang, ada penjual mi ayam yang menyajikan masakannya langsung di atas wajan alih-alih memakai mangkuk atau piring. Mie Ayam Wajan namanya.

Mi ayam yang belum lama ini sempat viral di media sosial tersebut berlokasi di Jalan Gajah Raya, Gayamsari, sekitar 250 meter dari Masjid Agung Jawa Tengah. Tempatnya nggak terlalu luas, tapi hampir selalu ramai disambangi para pembeli.

Para pelanggan mi ayam ini berasal dari pelbagai tempat. Mereka yang datang umumnya adalah orang-orang yang penasaran dengan wujudnya, kendati nggak jarang pula yang datang kembali setelah sebelumnya menikmati mi ayam tersebut.

Memakai Wajan Mini

Mie Ayam Wajan pertama yang ada di Semarang terletak di Jalan Gajah Raya. (Inibaru.id/ Bayu N)

Sesuai namanya, Mie Ayam Wajan memang disajikan di atas wajan, bukan mangkuk atau piring. Namun, wajan ini bukanlah yang berukuran besar, melainkan versi mininya, yang juga terbuat dari aluminium. Dedi, pemilik Mie Ayam Wajan, menjamin "mangkuk" yang dipakainya aman digunakan.

"Aman, karena sebelum dipakai sudah direbus seharian penuh dan dicuci," kata lelaki penyandang gelar sarjana IT tersebut. "Kalau nggak direbus bisa bahaya, soalnya kan masih ada serpihan-serpihan alumuniumnya.”

Nggak cuma bentuknya yang unik, penggunaan wajan juga memiliki beberapa kelebihan lainnya. (Inibaru.id/Bayu N)

Dedi menambahkan, penggunaan wajan sebagai tempat saji mi ayam di kedainya dia lakukan bukan tanpa alasan. Selain karena alasan estetika, wajan juga antipecah, sehingga mengurangi risiko kerugian.

"Bahan aluminium juga mampu menjaga suhu mi ayam agar hangat lebih lama," bebernya kepada Inibaru.id belum lama ini.

Adapun dari segi rasa, secara garis besar Dedi mengaku nggak ada yang berbeda antara mi ayam kepunyaannya dengan kebanyakan mi ayam di pinggir jalan. Kalau pun ada yang berbeda, mungkin hanya ukuran mi yang lebih tipis ketimbang di tempat lain.

"Ukuran mi lebih tipis. Terus, mungkin kuahnya lebih gurih karena memakai kaldu yang cukup kental," ujar lelaki yang baru membuka Mie Ayam Wajan sekitar dua bulan lalu tersebut.

Selain mie ayam rebus, warung Mie Ayama Wajan juga menyediakan pilihan menu lainnya, seperti mie ayam goreng dan bakso. (Inibaru.id/Bayu N)

Untuk saat ini, dirinya memang mengaku masih menjual mi ayam dengan rasa laiknya kebanyakan mi ayam di pasaran dan belum berniat menciptakan varian rasa yang lain. Kalau pun ada tambahan kondimen, perbedaannya nggak terlalu signifikan.

"Ya itu tadi, pemilihan mi. Terus, ada kerupuk pangsit untuk semua menu,” terangnya, santai.

Selain menu mi ayam, Mie Ayam Wajan juga menyediakan menu bakso. Jadi, kalau gebetanmu pengin mi ayam sementara kamu lagi nggak berminat dengan menu itu, kamu bisa kok menjajal baksonya yang nggak kalah menggugah selera.

Mulai lapar? Silakan bertandang ke Mie Ayam Wajan. Dengan harga mulai dari Rp8.000, kamu bisa makan seporsi mi ayam yang cukup mengenyangkan. Eits, tapi karena lagi pandemi, mi ayamnya dibungus saja ya, Millens! (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024