BerandaKulinary
Minggu, 14 Mei 2022 13:00

Sejarah Tahu Gimbal Semarang, Makanan Khas Sejak Zaman Belanda

Tahu gimbal, kuliner khas Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Salah satu kuliner Semarang yang khas dan diburu banyak orang adalah tahu gimbal. Hm, kamu tahu nggak sejarah dari tahu gimbal ini dan mengapa namanya bisa seperti itu, Millens?

Inibaru.id – Kota Semarang dikenal sebagai salah satu kota yang kaya akan wisata kuliner. Nah, salah satu jenis makanan yang diburu banyak orang begitu tiba di kota ini adalah tahu gimbal. Hm, kamu tahu nggak kalau makanan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dulu?

Cukup banyak orang yang penasaran dengan adanya istilah gimbal pada tahu gimbal. Maklum, gimbal seringkali identik dengan kondisi rambut tertentu. Tapi tenang saja, nggak ada satu helai rambut pun dalam makanan ini. Soalnya, gimbal ini sebenarnya merupakan sejenis makanan khas Jawa Tengah.

Dalam satu porsi tahu gimbal, kamu bisa menemukan tahu goreng, kol, tauge, telur goreng, dan yang utama tentu saja adalah gimbal. Biasanya, tahu gimbal ini dimakan dengan lontong.

Gimbal sebenarnya adalah gorengan yang terbuat dari udang yang diberi tambahan tauge dan tepung terigu. Gorengan ini menggumpal dengan cukup padat dan cocok dengan bahan makanan lain, termasuk bumbu khas tahu gimbal. Oh ya, penyebutan gimbal ini karena dianggap mirip dengan bentuk rambut gimbal manusia.

Soal tampilan, kuliner Semarang ini mirip dengan kuliner khas Jakarta, ketoprak. Tapi, bahan dari kedua jenis makanan ini memang berbeda. Apalagi, tahu gimbal disiram saus kacang. Hm, yummy!

Tahu gimbal H. Edy, paling diburu di Kota Semarang. (Inibaru.id/Audrian F)

Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan

Jadi ya, tahu gimbal sudah dikenal masyarakat Kota Atlas sejak abad ke-19. Pada masa itu, tahu yang dipakai adalah berjenis tahu pong alias tahu yang di bagian dalamnya kosong. Tapi, kini kebanyakan tahu gimbal memakai tahu dengan isian padat.

Penasaran dengan kuliner ini? Pemerintah Kota Semarang merekomendasikan Warung H. Edy yang ada di Jalan Pandanaran 2, Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Warung ini sudah buka sejak 1970 lalu di dekat dengan SMA N 1 Semarang hingga sekarang.

Ada alasan khusus mengapa tahu gimbal di Warung H. Edy disukai banyak orang. Ternyata, bumbunya dibuat berdasarkan resep warisan turun-temurun sejak awal warung ini berdiri.

“Kita bumbu bikin sendiri, resep keluarga. Kalau gimbalnya di sini lebih empuk,” jelas putri Pak Edi, Heni Safitri yang kini mengelola warung tersebut.

Di warung yang buka sejak pukul 17.00 WIB sore sampai 23.00 WIB ini, kamu bisa mendapatkan seporsi tahu gimbal dengan harga Rp 20 ribu. Di sana, kamu juga bisa lo mencicipi es durian yang dibanderol Rp 25 ribu. Dijamin enak, Millens!

Jadi, kapan nih kita wisata kuliner tahu gimbal Semarang? (Det, GNFI/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024