BerandaKulinary
Selasa, 25 Jan 2021 18:54

Oleh-Oleh Khas Semarang Tahu Serasi Bandungan; Lebih Mahal, tapi Sepadan

Tahu serasi Oom Shin yang dicetak khusus. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Tahu serasi Bandungan jadi kuliner wajib saat bertandang ke kawasan yang terkenal dengan Candi Gedong Songo-nya ini. Dibanderol lebih mahal, yakni dua kali lipat ketimbang tahu biasa, oleh-oleh khas Semarang tersebut memiliki rasa yang nggak kaleng-kaleng.

Inibaru.id- Jika bertandang ke kawasan wisata Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, rugi rasanya kalau belum mencicipi tahu serasi. Dari segi bentuk, tahu yang namanya diambil dari slogan Kabupaten Semarang "Serasi" itu sebetulnya sama saja. Namun, dari segi rasa, ada yang berbeda.

Tahu serasi terasa lebih kenyal dan legit. Dijajakan di sepanjang jalan di Bandungan, berderet dari Pasar Bandungan hingga ke kawasan wisata Gedong Songo, tahu ini biasanya dijual bersama dengan pelbagai olahan kedelai bisa kamu cicipi langsung atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Semarang.

Di antara banyaknya tahu serasi di Bandungan, Tahu Oom Shin di Jalan Raya Bandungan mungkin menjadi yang paling terkenal di kalangan wisatawan. Selain dapat menikmati tahu serasi goreng di tempat, saya juga dapat membeli sari kedelai berbagai rasa di sini.

Berdasarkan plang di depan toko Tahu Oom Shin, tertulis "Sejak 1980". Tentu saja ini menjadi penanda bahwa pusat produksi tahu serasi itu sudah cukup lawas, bahkan mungkin menjadi pionir. Hal ini dibenarkan Rukayah, pengelola Tahu Oom Shin.

Rukayah mengaku sudah 40 tahun memproduksi tahu serasi hingga menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Bandungan.

“Bandungan dulu nggak ramai. Ibu (menyebut dirinya) minta izin bikin tahu ke bupati Semarang, untuk meramaikan daerah sini," ungkapnya, sembari mengerjakan pembuatan tahu. "Kurang sah kalau ke Bandungan nggak makan tahu serasi Oom Shin,” tambahnya, promosi.

Makan di Tempat atau Dibawa Pulang

Proses pembuatan tahu serasi. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Di toko Tahu Oom Shin, kamu bisa membeli tahu dan berbagai olahan kedelai dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 18 ribu. Sebetulnya, ada tempat untuk menikmati tahu di tempat. Namun, lantaran masih pandemi, saya hanya membeli tahu mentah dan seliter sari kedelai manis untuk dibawa pulang.

Menurut saya, tahu serasi buatan rumahan ini memiliki tekstur yang lebih menul-menul dan kenyal setelah digoreng. Aromanya pun harum dengan rasa yang gurih, meski Rukayah mengklaim tahunya nggak menggunakan pengenyal apa pun.

Tahu goreng ini lebih enak dimakan selagi hangat. Dengan cocolan sambal kecap, tahu serasi sangat cocok dinikmati di kawasan Bandungan dan sekitarnya yang berhawa dingin, terlebih pada musim hujan seperti sekarang ini.

Sementara, untuk sari kedelai, menurut saya rasanya cukup balance, ringan dan nggak terlalu manis, jadi nggak bikin eneg. Dingin atau hangat sama-sama nikmat, kok. Kamu bisa menyimpannya di lemari pendingin agar lebih tahan lama. Kalau pengin meminumnya hangat-hangat, bisa kamu panaskan dulu.

Lebih Mahal dari Tahu Biasa

Tahu goreng ini sudah nikmat tanpa campuran apapun. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Saat membeli tahu serasi, jangan heran kalau harganya lebih mahal ketimbang tahu jenis lain yang biasa kamu temukan di pasaran. Bahkan, perbandingan harganya hingga dua kali lipat. Namun, harga yang jauh lebih mahal ini sepadan dengan rasanya, kok.

Saya bahkan mengamini Rukayah yang mengatakan bahwa tahu bikinannya punya rasa yang jauh lebih enak daripada tahu-tahu pada umumnya.

“Tahu di pasar Rp 6.000. Yang ibu jual Rp 12 ribu, tapi ibu juga bikinnya nggak sembarangan," terang Rukayah, mencoba meyakinkan saya yang sempat sangsi dengan harga tahu mereka yang mahal.

Yap, setelah mencobanya sendiri, saya baru paham apa yang dimaksud Rukayah "nggak sembarangan" itu. Bagi saya, harga ini sebanding. Tahu serasi memiliki tekstur yang kenyal, tapi lebih padat dari tahu kebanyakan. Kepadatan ini membuat tahu serasi nggak gampang hancur dan nggak meninggalkan rongga.

Tahu serasi memang dicetak satu per satu secara manual, bukan sepapan lalu dipotong-potong sebagaimana kebanyakan tahu yang dijual di pasar. Cara pembuatan ini mungkin mirip dengan tahu buntal.

Biasanya, tahu serasi dinikmati langsung dengan cara digoreng. Namun begitu, menurut Rukayah, tahu serasi mentah juga dapat diolah menjadi berbagai hidangan, lo!

“Bisa dibikin sayur, untuk kerupuk, terserah selera yang beli. Kebanyakan disayur dan digoreng,” pungkas Rukayah.

Tertarik mencicipi tahu serasi Bandungan? Silakan berkunjung ke kecamatan yang berbatasan dengan Sumowono ini. Kendati harganya jauh lebih mahal, rasa oleh-oleh khas Semarang ini sepadan, kok. (Zulfa Anisah/E03)

Kategori : Toko Resmi

Alamat : Jalan Raya Bandungan–Sumowono

Jam Operasional : Pukul 08.00 – 18.00 WIB

Harga Makanan : Rp 12.000 – 18.000

Harga Minuman : Rp 5.000 – 12.000

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024