BerandaKulinary
Senin, 18 Sep 2022 12:30

Oden di Jepang, Odeng di Korea, Apa Bedanya?

Oden adalah masakan rebusan khas Jepang yang di dalamnya berisi macam-macam bahan makanan, misalnya lobak, konnyaku, telur rebus, chikuwa, dan chikuwabu. (Soranews24)

Sama-sama dimasak dengan cara direbus, baik oden maupun odeng cocok banget kamu makan saat cuaca dingin. Kamu lebih suka yang mana?

Inibaru.id – Gempa besar di Dataran Kanto pada 1923 menjadi duka mendalam bagi masyarakat Jepang. Ratusan ribu orang meninggal, jutaan ribu dievakuasi. Gempa 7,9 skala magnitude momen itu juga menimbulkan tsunami setinggi hingga 12 meter. Mengerikan, tapi di situlah nama Oden mulai dikenal.

Oden adalah masakan rebusan khas Jepang yang di dalamnya berisi macam-macam bahan makanan, misalnya lobak, konnyaku, telur rebus, chikuwa, dan chikuwabu. Bahan tersebut direbus dalam kuah (dashi) kental berbahan katsuobushi, kombu, dan kecap asin.

Kala itu, tim sukarelawan dari daerah Kansai membuka dapur umum di Tokyo untuk korban gempa. Nah, karena membutuhkan masakan cepat dan mudah, mereka pun menyajikan "Kanto-daki" atau yang sekarang lebih umum disebut oden.

Dari peristiwa itu, hidangan yang konon sudah dinikmati sebelum zaman Edo (1603 - 1867) tersebut pun kian berkembang dan banyak dijual di sudut kota sebagai bagian dari hidangan kaki lima. Oden biasa dinikmati saat musim dingin, yang disajikan berdampingan dengan sake atau arak khas Jepang.

Oden vs Odeng

Odeng di Korea merujuk pada kue ikan atau fish cake. (Pexels)

Dari penjelasan di atas, bisa dipastikan bahwa oden adalah masakan asli Jepang yang sudah dikenal sejak lama. Namun, nggak hanya di Jepang, masakan dengan nama yang sama juga rupanya ada di negara tetangga mereka, yakni Korea Selatan.

Sedikit informasi, dalam bahasa Jepang, oden dilafalkan odeng. Nama ini sungguh mirip dengan odeng yang begitu terkenal di Korea. Di Indonesia, odeng dari Korea juga begitu digandrungi, terutama semenjak K-Pop dan K-Drama berkembang luas di sini.

Pertanyaannya, apakah oden dan odeng adalah olahan masakan yang sama? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Dari cara memasaknya yang sangat mirip, bisa jadi oden dan odeng berakar dari masakan yang sama, yakni berupa rebusan semacam sup yang di dalamnya berisi macam-macam olahan ikan.

Oden di Jepang yang terkenal saat ini biasanya disajikan dalam bentuk hot pot atau nabemono. Bahan yang direbus adalah olahan ikan seperti satsuma-age atau kue ikan, tsumire (bola ikan), dan hanpen (kue ikan berbentuk segitiga).

Selain olahan ikan, oden juga disajikan dengan bahan lain seperti telur, kulit tahu, sosis sapi, kentang, hingga daging ayam. Sementara, odeng di Korea hanya mengerucut pada sup kue ikan. Meski menu kuliner ini sudah punya nama sendiri, yakni Eomuk, saat ini nama odeng lebih populer.

Sama-Sama Menjadi Teman Minum

Baik oden maupun odeng merupakan 'teman minum' yang pas pada musim dingin. (Cheapoguides)

Dirangkum dari berbagai sumber, odeng yang dikenal di Korea sejatinya memang berasal dari kata “oden” di Jepang. Namun, odeng mengalami penyempitan makna, sehingga sekarang ini hanya merujuk pada kue ikan.

Odeng di Korea biasa disajikan di dalam sup atau dikenal sebagai odeng guk atau oemuk guk. Oden maupun odeng guk sama-sama dimasak menggunakan kaldu ikan plus rumput laut. Namun, keduanya berbeda dari segi tampilan. Kaldu oden lebih gelap, dengan rasa yang cenderung manis. Sementara, odeng guk memiliki warna yang lebih terang serta jernih.

Odeng guk biasa dinikmati dengan tteokbokki, sup pedas dari tepung beras. Masyarakat setempat umumnya menikmati odeng guk sepulang kerja sebagai teman minum. Setali tiga uang, masyarakat Jepang juga menikmati oden menjelang malam untuk tujuan yang sama.

Baik odeng maupun oden yang hangat memang paling pas dinikmati saat suhu udara begitu rendah. Jadi, kalau kamu kebetulan sedang berlibur di Jepang atau Korea pas musim dingin, jangan lupa memesan oden atau odeng ya, Millens! Awas, jangan sampai salah sebut oden jadi odeng! Ha-ha. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: