BerandaKulinary
Minggu, 24 Mar 2018 07:30

Kelezatan dari Sepiring Nasi Gandul Khas Pati

Nasi Gandul (travelingyuk.com)

Berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Kota Semarang, ada salah satu kuliner khas di Pati yang wajib kamu coba. Apa itu? Namanya nasi gandul. Memiliki rasa gurih manis, kelezatannya membuat banyak orang kangen.

Inibaru.id -  Apa yang kamu bayangkan saat pertama kali mendengar nama nasi gandul? Adakah yang mengira bahwa itu makanan yang digantung? Wajar sih, karena dalam bahasa Jawa, “gandul” berarti menggantung. Tapi kalau kalau ngomongin nasi gandul, sayangnya jawaban tersebut salah. Nasi gandul bukanlah nasi yang digantung cara penyajiannya.

Lalu, apa itu?

Menjadi kuliner khas Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kamu bisa menemukan menu yang sepintas mirip semur daging ini paling banyak di Jalan Panunggalan, Desa Gajahmati, Kecamatan Pati. Ya, Desa Gajahmati merupakan tempat asal nasi gandul. Alhasil, kalau kamu sering menemukan banner atau spanduk warung bertuliskan "Nasi Gandul Gajahmati". Meski pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang nggak berasal dari desa Gajahmati, tetap kata-kata itu yang banyak dituliskan oleh para penjualnya.

Nah, nasi gandul ini merupakan nasi putih berkuah yang diberi daging sapi sebagai lauknya. Berbeda dengan nasi pindang khas Kudus yang memakai daging kerbau, nasi gandul memakai daging sapi.

Berbahan dasar daging sapi atau jeroan sapi, nasi gandul biasanya disajikan di atas piring yang dilapisi daun pisang. Daun itu berfungsi menetralkan panas dari masakan. Seporsi nasi gandul berisikan nasi, daging sapi yang selanjutnya diguyur kuah santan kaya rempah dan taburan bawang goreng.

Soal rasa? Nggak perlu ditanya lagi, makanan berkuah yang warnanya merah kecokelatan itu rasanya segar dan enak. Sekilas, rasa dari nasi gandul semacam perpaduan antara soto, rawon, dan gulai, namun dengan cita rasa yang lebih kuat dan khas. Ada manisnya, gurih sedikit pedas. Ya, kuah nasi gandul memang menjadi ciri khas tersendiri bagi makanan dari daerah yang berjulukan Bumi Minatani itu.

Jika kamu ingin mencicipi nasi gandul khas tersebut, kamu bisa datang ke kedai nasi gandul milik Ibu Yanti. Mengutip kompas.com (7/2/2018), di kedai yang berada di tengah Kota Pati itu, kuahnya dibuat secara khas dengan rempah-rempah Nusantara. Kalau mau tahu, kuah nasi gandulnya terbuat dari perpaduan antara lain bawang putih, bawang merah, cabai merah, kemiri, jahe, kayu manis, serta santan kelapa. Nah, kunci utama rasanya salah satunya berasal santannya yang khas. Kenapa? Karena santan yang dipakai adalah santan kelapa hitam dari Bali.

Supaya lebih maknyus lagi saat menyantap nasi gandul, kamu bisa menikmatinya bersama pelengkap seperti tempe garing, perkedel, telur pindang atau empal. Dijamin deh bakalan bikin kamu ketagihan.

Eh,tapi kamu tahu nggak sih kenapa dinamakan nasi gandul?

Konon, nama gandul diambil dari para penjual nasi yang dulunya berjualan dengan cara dipikul menggunakan dunak (bakul besar anyaman dari bambu). Nasi dibawa bergelantungan atau gondal-gandul dalam bahasa Jawa. Tapi seiring perkembangan zaman, penjual nasi gandul dengan cara dipikul mulai jarang ditemukan. Umumnya, kini penjualnya menetap di sebuah kedai.

Hmm, terkenal akan kelezatannya, harganya mahal nggak sih? Tenang saja, untuk harga seporsi nasi gandul di daerah asal terbilang nggak mahal. Dengan sajian bahan dasar daging, satu porsi nasi gandul dibandrol sekitar Rp 15 ribu, sudah termasuk irisan daging satu potong. Murah, bukan? Terjangkau untuk kantong dan kenyang.

So, jika Sobat Millens sedang berada di Pati, jangan lewatkan untuk menikmati nasi gandul. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: