BerandaKulinary
Senin, 20 Agu 2023 09:13

Menikmati Sego Kuning Mbok Sriwi yang Hanya Buka Sebulan Enam Kali

Sego kuning Mbok Sriwi di Wonogiri. (Detik/Muhammad Aris Munandar)

Ada warung makan di Wonogiri yang hanya buka sebulan enam kali namun dianggap legendaris. Warung tersebut adalah Warung Sego Kuning Mbok Sriwi. Memangnya seistimewa apa sih warung ini sampai begitu populer?

Inibaru.id – Warung Sego Kuning Mbok Sriwi di Dusun Seratan, Desa Sejati, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, punya jadwal buka yang sangat nggak biasa. Warung ini hanya buka enam kali dalam sebulan. Menariknya, sekali buka, warung ini langsung laris diserbu pembeli yang sudah lama menanti.

Bagi masyarakat Wonogiri, warung ini sudah bisa dianggap sebagai legenda karena sudah eksis sejak 1965. Pengelolanya, Sriwi, adalah generasi ketiga dari pendiri warung tersebut. Saat ditanya mengapa hanya buka enam kali dalam sebulan, dia menyebut alasannya hanya menunggu pasaran Kliwon saja.

“Soalnya Pasar Giriwoyo kan pasarannya Kliwon. Nah, saya jualannya dari Wage Sore atau malam Kliwon. Seringnya sih habis jualannya pada malam itu. Kalau dagangannya nggak habis pada malam tersebut, paginya saya jual di pasar. Biasanya sih jam 06.00 WIB pasti ludes,” cerita Sriwi sebagaimana dikutip dari Detik, Sabtu (4/6/2022).

Lantas, apa sih keistimewaan dari sego kuning yang disajikan di warung Mbok Sriwi? Kalau menilik nama warungnya, kita akan berpikir jika menu yang disajikan adalah nasi kuning. Tapi, ternyata kurang tepat, Millens. Yang berwarna kuning itu sayurnya yang disajikan di atas nasi. Selain itu, nasi yang disajikan dikepal dulu di dalam daun jati. Duh, sudah kebayang kan aroma khas daun jati yang sedap itu menempel di nasinya?

“Sejak warung ini kali pertama buka, nasinya sudah dikepal di dalam daun jati. Bentuknya bulat begitu agar nasinya padat dan pulen. Untuk seporsi sego kuning, yang kami sediakan adalah empat kepalan nasi,” jelas Sriwi.

Sego Kuning Mbok Sriwi hanya buka sebulan enam kali. (Segokuningmboksriwi.business.site)

Omong-omong, apa sih sayuran dengan warna kuning yang disajikan di warung ini? Ternyata, sayurnya terbuat dari irisan pepaya muda yang diolah dengan bumbu kunyit. Selain sayur kuning ini, ada juga lauk lain yang disajikan seperti krengsen, gudangan, daging ayam, telur, tempe, tahu, aneka gorengan dan sambal bawang.

O ya, semua nasi, sayur, dan lauknya dimasak dengan peralatan dan teknik pengolahan makanan tradisional. Hasilnya, rasanya tentu sangat bakal menggoyang lidah.

Meski menunya sederhana dan bahkan terkesan ‘ndeso’, nyatanya warung yang berada di rumah Sriwi di tengah-tengah kampung ini selalu dipadati pembeli setiap kali buka. Pembelinya nggak hanya dari wilayah Desa Sejati dan sekitarnya, melainkan juga dari luar kota, lo.

Kalau kamu datang ke sana, jangan heran kalau rasanya seperti sedang bertamu dan kemudian disuguhi makanan oleh tuan rumah. Kamu bisa makan di dalam rumah atau teras rumah Sriwi yang masih klasik. Dijamin, suasana menyantap makanan di sana secara langsung sangat mantap.

Soal harga, sangat terjangkau, Millens. Sego kuning dengan ayam per porsinya hanya dibanderol Rp5 ribu. Kalau nambah lauk telur, harganya Rp8 ribu. Harga itu belum termasuk gorengan dan minuman, ya.

Hm, jadi semakin penasaran ya seperti apa rasa segong kuning yang dijual Mbok Sriwi hanya enam kali dalam sebulan ini. Pastikan untuk mengecek hari pasaran ya agar bisa datang ke sana pas buka, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024