BerandaKulinary
Sabtu, 25 Jan 2019 14:33

Angkringan, Masihkah Lekat dengan Citra Merakyat?

Angkringan modern menyuguhkan kenyamanan tempat dan menu yang lebih bervariasi. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Angkringan kerap dipilih sebagai tempat nongkrong lantaran menawarkan harga yang murah, rasa yang lumayan, dan tempat yang leluasa untuk berlama-lama. Namun, masihkah citra tempat ini tetap merakyat saat modernitas dipadukan di dalamnya?

Inibaru.id – Angkringan menjadi salah satu ciri khas dari kuliner Jawa Tengah dan DIY. Orang Surakarta mengenal istilah warung HIK (hidangan istimewa kos-kosan), masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya memberi nama "angkringan", sedangkan warga Semarang menyebutnya kucingan.

Sejauh ini, angkringan nggak jarang dianggap sebagai penyelamat isi dompet ketika berhemat menjadi pilihan. Kendati sebungkus nasi menawarkan porsi yang kecil, pengunjung tetap betah bersantap lantaran harganya murah meriah. Dengan uang Rp 10 ribu saja, kamu bisa pulang dengan perut kenyang.

Seiring waktu, angkringan berubah mengikuti modernitas zaman. Jika dulu tempat tersebut identik dengan tempat nongkrong di pinggir jalan, sejumlah angkringan kini mengubah penampilannya agar lebih mirip kafe, dengan kenyamanan sebagai salah satu yang mereka jual.

Namun, masihkah harga nasi kucing beserta lauk-pauknya “merakyat” kini?

Angkringan modern menyuguhkan menu yang variatif dengan harga yang agak mahal. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Andri, seorang pelanggan angkringan, mengaku, hingga saat ini angkringan pinggir jalan masih menawarkan harga yang relatif terjangkau. Untuk standar makan di Kota Semarang, cowok yang biasa nongkrong di angkringan bilangan Pamularsih itu mengatakan, paling habis Rp 10 ribu saja.

"Uang segitu bisa dapat dua bungkus nasi kucing, empat gorengan, dan segelas teh hangat," kata dia.

Namun begitu, Andre menolak mengatakan kalau angkringan modern (yang berbentuk kafe) menggeser citra merakyat. Menurutnya, angkringan itu hanya memberi alternatif kebutuhan bersosialisasi.

Dia juga mengaku nggak keberatan nongkrong di angkringan modern kalau memang butuh tempat yang luas.

"Ya harga lebih mahal nggak masalah," ujarnya.

Ini berbeda kalau Andre hanya pergi bersama dua temannya atau tengah dalam mode berhemat.

"Kalau nggak ramai-ramai, ya, lebih suka makan nasi kucing di pinggir jalan," tambah dia.

Kenyamanan dan fasilitas modern menjadi keunggulan angkringan modern. (Inibaru.id/ Artika Sari)

Sementara, Irwan punya pendapat lain. Lelaki yang biasa nongkrong di kucingan di sekitar Semarang itu mengungkapkan, mahal atau murah menjadi hal yang relatif jika bicara soal angkringan.

"Gorengan seharga Rp 2.000 tentu mahal bagi anak muda dengan uang saku pas-pasan. Namun, harga itu menjadi relatif murah bagi saya yang mencari kenyamanan suasana," terang lelaki 48 tahun tersebut.

Begitulah! Menilai murah dan mahal sepotong tempe goreng seharga Rp 2.000 tentu menjadi hal yang nisbi. Yeah, tentu saja ini tergantung gimana kamu memandang isi dompetmu, terlebih di tanggal-tanggal tua seperti ini! Ha-ha. (Artika Sari/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: