BerandaKulinary
Minggu, 21 Sep 2024 09:00

Lebih Jauh Mengenal Kopi Luwak yang Bikin Speed Keenakan

Speed saat mencoba kopi luwak. (YouTube/IShowSpeed)

Kamu tahu nggak siapa orang pertama yang kepikiran bahwa kotoran luwak bisa dijadikan kopi? Yuk simak sejarah kopi luwak, Millens!

Inibaru.id – YouTube streamer Darreen Jason Watkins Jr pemilik kanal IShowSpeed yang lebih dikenal dengan nama Speed sudah beberapa hari berada di Indonesia. Selain jalan-jalan untuk bertemu dengan penggemar di Jakarta dan Bali, Speed juga mengenal sejumlah budaya Indonesia. Salah satunya adalah minum kopi luwak.

Aktivitas ini diunggah di akun X miliknya, @iShowSpeedHQ pada Jumat (20/9/2024) pukul 16.38 WIB. Layaknya kebanyakan orang asing yang mencoba kopi ini di Indonesia, mereka menyebutnya dengan poop coffee, bukannya kopi luwak. Kalau diartikan, poop coffee bermakna kopi kotoran.

Hm, namanya terkesan menjijikkan ya? Hal inilah yang sepertinya juga bikin Speed awalnya terlihat nggak yakin meminumnya. Tapi begitu mencobanya, dia akhirnya mengucapkan komentar positif.

“This poop so fire (‘kotoran’ ini luar biasa!),” katanya dengan reaksi terkejut dan kembali meminumnya.

Dalam takarir cuitan tersebut, disebutkan pula keterangan tentang dari mana asal kopi tersebut, yaitu kotoran yang dikeluarkan oleh luwak atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Asian palm civet.

Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Kopi luwak sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. (Medcom/Dailycoffeenews)

Meski dikenal sebagai salah satu kopi terenak di dunia, bahkan jadi salah satu yang termahal di dunia, kepikiran nggak seperti apa sejarah kopi luwak? Maksudnya begini, kok bisa sih ada orang kepikiran mengolah kopi pada kotoran luwak dan kemudian meminumnya? Nah, biar nggak penasaran, kita simak yuk kisah dari kopi yang nggak ada duanya di dunia ini!

Luwak atau musang kelapa Asia memang banyak ditemukan di pepohonan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Hewan ini memakan buah dan biji-bijian, termasuk kopi. Nah, mereka punya keahlian unik, yaitu mampu memilih buah atau biji terbaik, paling enak dan punya tingkat kematangan yang pas.

Tapi, saat makan biji kopi yang keras, pencernaannya nggak mampu mengolahnya. Jadi biji kopi terbaik itu hanya numpang lewat di perutnya dan kemudian ikut keluar bersama dengan kotorannya. Meski begitu, adanya enzim tertentu di perutnya membuat biji kopi terbaik yang mereka keluarkan itu justru jadi punya rasa dan aroma yang istimewa.

Nah, kopi baru dikenal di Indonesia pada abad ke-17 tatkala penjajah Belanda membawanya dari Yaman. Tahu bahwa kopi cocok ditanam di Indonesia, tanaman ini pun dibudidayakan di Tanah Air, khususnya di kawasan Jawa dan Sumatra. Sayangnya, biji kopi yang sudah matang langsung diekspor bangsa penjajah. Kalaupun ada sisa, hanya boleh diolah orang-orang Belanda yang jadi atasan di perkebunan.

Para pekerja kebun yang kebanyakan orang lokal pengin minum kopi dan menyadari jika biji kopi di kotoran luwak masih utuh. Mereka pun mencuci bersih kotoran tersebut dan mengolahnya jadi minuman. Nggak disangka, mereka justru menemukan kopi dengan rasa yang luar biasa.

Ternyata kopi luwak muncul dari penderitaan para pekerja kebun di zaman penjajahan yang penasaran dengan kopi. Berkat mereka, Indonesia jadi punya kopi otentik yang cukup populer di seluruh dunia. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: