inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Musim Panen Dimulai, Warga Ampel Boyolali Gelar Tradisi Wiwit Kopi
Sabtu, 29 Jun 2024 09:16
Penulis:
Bagikan:
Tradisi Wiwit Kopi di Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali. (Solopos/Arief Budiman)

Tradisi Wiwit Kopi di Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali. (Solopos/Arief Budiman)

Musim panen kopi biasanya dimulai pada Juni. Nah, untuk memulainya, warga Ampel, Boyolali menggelar Tradisi Wiwit Kopi. Seperti apa ya keseruan tradisi ini?

Inibaru.id – Musim panen kopi di setiap daerah memang belum tentu sama. Tapi, khusus untuk jenis kopi robusta yang ditanam di Jawa Tengah, biasanya baru mulai dipanen pada Juni sampai Agustus atau September. Nah, di Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, setiap kali musim panen kopi dimulai seperti sekarang ini, warga pasti menggelar Tradisi Wiwit Kopi.

Untuk tahun ini, Tradisi Wiwit Kopi digelar di kebun kepunyaan Nyoto pada Kamis (27/6/2024). Di kebun dengan luas kurang lebih 1 hektare ini, tradisi tersebut terus dilakukan sejak 1999. Tapi, usia pohon kopinya jauh lebih lama dari itu.

“Tradisi Wiwit Kopi ini kan warisan dari para leluhur. Inti pesannya ya kalau mau panen, diadakan pesta wiwitan,” ungkap laki-laki berusia 61 tahun ini sebagaimana dinukil dari Radarsolo, Kamis (27/6).

Sejak pagi, warga berbondong-bondong mendatangi kebun milik Nyoto sembari membawa ubo rampe dan sesaji. Di dalam ubo rampe yang berisi kembang tamping, tunggukan, dan bunga jenis lainnya ini, terdapat simbol syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas panen kopi yang melimpah.

Selain warna-warni aneka ubo rampe dan sesaji, ada hal lain yang menarik di sini, yaitu tampilnya sejumlah penari Cucuk Lampah. Dalam tradisi Jawa, gerakan tari Cucuk Lampah dianggap sebagai penolak bala dan pengusir energi negatif. Harapannya, acara tradisi Wiwit Kopi sekaligus masa panen kopi yang berlangsung beberapa bulan ini bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya masalah berarti.

Kopi, Komoditas Andalan Desa Banyuanyar

Tradisi Wiwit Kopi digelar warga Banyuanyar sebagai wujud syukur atas melimpahnya panen kopi. (Radarsolo/Arief Budiman)
Tradisi Wiwit Kopi digelar warga Banyuanyar sebagai wujud syukur atas melimpahnya panen kopi. (Radarsolo/Arief Budiman)

Kamu yang nggak tahu, kopi memang jadi andalan warga Desa Banyuanyar untuk mendapatkan rezeki. Apalagi, lahan kebun kopi di sana cukup luas, yaitu mencapai 33,4 hektare. Sebagian besar pohon kopi di sana sudah berusia puluhan tahun. Bahkan, ada yang sudah berusia satu abad.

“Sekitar 95 persen kopi yang ditanam di sini adalah kopi robusta. Sisanya adalah kopi Arabica sebanyak 4 persen dan 1 persen kopi nangka. Di kebun saya, ada pohon peninggalan nenek saya yang usianya sudah 1 abad. Hebatnya, masih tetap berbuah banyak seperti pohon kopi yang lebih muda,” lanjut Nyoto.

Khusus untuk kopi nangka, jumlah pohonnya sangat sedikit, tapi kebunnya disebut-sebut sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. Nah, warga setempat berusaha merawat kopi-kopi ini agar tetap lestari, termasuk dengan menggunakan pupuk kandang yang aman sekaligus efektif membuat pohonnya tetap subur.

“Untuk kopi nangka, kami akan coba mem-branding-nya secara khusus agar semakin dikenal,” ungkap Kepala Desa Banyuanyar Komarudin.

Semoga saja panen kopi di Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali melimpah ya, Millens! (Arie Widodo/E10)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved