BerandaKulinary
Minggu, 30 Apr 2022 12:36

Lebih dari Sekadar Camilan, Tape Ketan Jadi Identitas Orang Muntilan

Tape ketan, jajanan khas Muntilan yang tersaji saat Lebaran. (Shutterstock/Lintanglinting)

Kalau di tempat lain, jajanan khas Lebaran biasanya berupa kue kering. Tapi, khusus bagi warga Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, nggak lengkap rasanya kalau Lebaran tanpa menyajikan tape ketan.

Inibaru.id – Biasanya, jajanan khas Lebaran yang tersaji di meja adalah kue-kue kering seperti nastar, kastengel, lidah kucing, dan lain-lain. Tapi, bagi orang Muntilan, Kabupaten Magelang, ada satu jajanan tradisional yang nggak boleh dilupakan untuk Lebaran, yakni tape ketan.

Tapi ketan adalah hasil fermentasi dari salah satu bahan makanan yang paling sering dijadikan makanan tradisional, yakni beras ketan. Untuk membuatnya, beras ketan dikukus terlebih dahulu. Setelahnya tinggal ditaburi ragi sehingga terjadilah proses fermentasi yang membuatnya jadi tape ketan.

Tape ketan biasanya kamu temukan sebagai campuran minuman seperti es campur atau es teler. Tapi, khusus saat Lebaran, orang Muntilan menyajikannya di dalam bungkus daun pisang. Jadi tinggal dimakan langsung, deh.

“Kalau nggak ada tape ketan kayak gini nggak khas Lebaran di sini (Muntilan),” ungkap salah seorang warga Muntilan, Ijah, Senin (26/6/2017).

Yang menarik, warga Muntilan mengonsumsi tape ketan dengan emping melinjo yang memiliki rasa cukup kontras. Bahkan, emping melinjo ini dijadikan sendok tape ketannya.

“Rasanya unik kan manis asam dari tape ketannya bareng sama rasa pahit dari emping. Itu khasnya di sini kayak gitu,” jelas Ijah.

Tape ketan ada yang hijau dan ada yang putih. (Cookpad)

Kalau kamu datang ke Muntilan saat Lebaran, langsung bisa melihat bungkusan tape ketan yang disajikan di atas tampah besar yang terbuat dari bambu. Biasanya sih, tape-tape ketan ini sudah didiamkan selama dua atau tiga hari agar proses fermentasinya jadi sempurna tatkala disajikan saat Hari Raya Idulfitri.

Tape ketan ini bisa kamu temukan dalam dua jenis warna, yakni warna alaminya yaitu putih dan hijau. Tenang, warna tape ketan hijau karena diberi pewarna alami berupa daun katuk.

Apakah tape ketan hanya bisa dicicipi di Muntilan saat Lebaran? Sebenarnya nggak juga, sih. Kamu bahkan bisa kok membeli tape ketan khas Muntilan sebagai oleh-oleh. Kalau tertarik, kamu bisa mendapatkannya di Toko Tape Ketan Muntilan 181 yang mengklaim diri sebagai pembuat tape ketan Muntilan pertama sejak 1935.

Toko oleh-oleh lain yang menyediakannya adalah Toko Nyonya Pang yang sudah eksis sejak 1912. Kabarnya sih, tape ketan dari tempat ini bisa bertahan sampai sekitar 2 minggu kalau kamu masukkan kulkas.

Realitanya, tape ketan memang sudah jadi identitas orang Muntilan sehingga wajib dihadirkan saat Lebaran. Tertarik untuk mencicipinya, Millens? (Kum, Tir/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024