BerandaKulinary
Kamis, 30 Okt 2019 07:00

Cabuk Rambak, Menu Sarapan Legendaris Khas Solo

Penyajian Cabuk Rambak. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Di Solo cabuk rambak menjadi makanan yang biasa dinikmati untuk sarapan. Perpaduan bahan dan bumbunya yang unik membuatnya menjadi salah satu kuliner legendaris Solo.

Inibaru.id - Kota Solo memiliki banyak pilihan kuliner legendaris. Di pagi, siang, atau malam hari, ada saja kuliner menarik yang dijajakan. Untuk sarapan, ada salah satu menu legendaris yang layak kamu coba. Namanya cabuk rambak. Meski terdengar agak asing, rasa cabuk rambak berani diadu. Isinya tediri atas ketupat, saus wijen, dan karak.

Cabuk yang juga berarti wijen menjadi bahan utama untuk membuat saus. Sedangkan rambak berarti kerupuk yang terbuat dari kulit sapi. Nah, inilah yang membedakan cabuk rambak zaman dulu dan sekarang. Dulu, cabuk rambak dihidangkan bersama rambak atau kerupuk kulit sapi. Namun karena harganya kian melambung, kini kerupuk rambak diganti dengan kerupuk nasi atau karak.

Cabuk rambak berisi ketupat, saus wijen, dan karak. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Bahan yang dipakai untuk membuat cabuk rambak cukup sederhana. Ketupat yang digunakan adalah ketupat biasa yang dipotong tipis-tipis. Kemudian ketupat disiram dengan saus wijen. Saus wijen terbuat dari campuran wijen, kemiri, dan kelapa, daun jeruk purut, bawang putih, kemiri, kencur, lada bubuk, gula dan garam.

Bahan-bahan tersebut dimasak dan ditambahkan air, kemudian diaduk hingga mengental. Terakhir, di atas ketupat dan saus wijen ditambahkan rambak sebagai pelengkap. Ketika dimakan, yang paling terasa di lidah adalah tekstur kelapa parut yang halus. Rasa sausnya sendiri gurih dan unik.

Cabuk Rambak disajikan menggunakan pincuk. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Selain bahan pembuatannya, penyajian cabuk rambak juga tergolong unik. Bukan menggunakan piring, cabuk rambak disajikan dengan pincuk atau daun yang dibentuk sedemikian rupa. Selain itu, untuk memakannya bukan menggunakan sendok, melainkan menggunakan lidi kecil.

Cabuk rambak bisa didapatkan di Pasar Gede. (Inibaru.id/ Inadha Rahma Nidya)

Cabuk rambak memiliki porsi yang nggak terlalu banyak tapi buat saya porsinya pas untuk sarapan. Karbohidrat yang berasal dari ketupat bisa menjadi sumber energi untuk beraktivitas. Untuk mendapatkan cabuk rambak, kamu bisa datang ke Pasar Gede.

Penjualnya berada nggak jauh dari pintu masuk. Biasanya pedagang cabuk rambak mulai berjualan dari pukul 06.00 sampai 12.00. Harga cabuk rambak sangat terjangkau, hanya Rp 5.000. Bagaimana Millens, tertarik untuk mencoba? (Inadha Rahma Nidya/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024