BerandaKulinary
Kamis, 21 Jul 2021 08:05

Ada Rasa yang Berbeda pada Tiap Cabang Mie Ayam Wajan Semarang

Mie Ayam Wajan. (Inibaru.id/ Bayu N)

Memanfaatkan momentum viralnya mi ayam wajan, Dedi, sang pemilik kedai pun gercep dengan membuka beberapa cabang sekaligus di Semarang. Namun, yang menarik, tiap cabang Mie Ayam Wajan yang dipercayakan pada saudara Dedi, memiliki cita rasa yang berbeda.

Inibaru.id - Di dunia bisnis kuliner, mi ayam menjadi salah satu usaha yang banyak diminati orang karena mudah penyajiannya. Mi dan sayur tinggal dimasak sebentar di kuali, lalu disajikan dalam mangkuk beling bersama bumbu dan olahan ayam. Sederhana, tapi rasanya sungguh menggugah selera.

Namun, bisnis mi ayam nggak sesederhana itu. Penggunaan mangkuk beling yang banyak dengan intensitas tinggi acap membuat pengusaha mengeluarkan cost tambahan lantaran banyak mangkuk yang pecah. Solusinya, seorang penjual mi ayam di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengganti mangkuk beling dengan wajan mini.

Berbahan aluminium, "mangkuk" mi ayam yang belakangan viral di media sosial tersebut dipastikan jauh lebih awet dan nggak gampang rusak. Dedi, pemilik Mie Ayam Wajan, bahkan mengklaim, hangatnya mi ayam bisa bertahan lebih lama setelah disajikan ke hadapan pelanggan.

Dedi nggak pernah menyangka apa yang dikreasikan itu justru mendapat respons positif masyarakat, bahkan sampai viral di media sosial lantaran dianggap unik dan, mungkin, instagenik.

Daftar menu Mie Ayam Wajan. (Inibaru.id/ Bayu N)

"Tujuan awal kami murni, kalau pakai mangkuk (beling) gampang pecah; apalagi kalau harus bawa beberapa pesanan secara bersamaan,” terang Dedi di salah satu cabang warungnya yang berlokasi di kawasan Bangetayu.

Viral di Kota Lunpia, tapi siapa menyangka kalau sebetulnya Mie Ayam Wajan ini lebih dulu dibuat di Purwodadi, Kabupaten Grobogan? Dedi mengkungkapkan, kakaknyalah yang mengusulkan untuk mendirikan kedai mi ayam unik tersebut.

Sayang, respons masyarakat di sana ternyata kurang bagus. Dedi yang gulung tikar dari usaha penyetnya pun kemudian mengadu peruntungan dengan mendirikan usaha mi ayam wajan di Semarang. Rupanya, justru di tempat inilah keberuntungan menaungi lelaki kelahiran 1988 itu.

Tempatnya mendadak ramai. Respons masyarakat juga bagus. Dedi mengatakan, kendati berciri utama sama dengan kakaknya, yakni sama-sama menggunakan wajan mini, resep mi ayam miliknya berbeda dengan milik kakaknya.

"Kami memang nggak mau pakai resep yang sama. Harus mencari-cari sendiri resep yang cocok,” tegas Dedi.

Menggunakan wajan mini, mi ayam asal Kota Semarang ini sempat viral. (Inibaru.id/ Bayu N)

Perlu kamu tahu, saat ini kamu bisa menjumpai empat cabang Mie Ayam Wajan di Semarang. Yang pertama di Jalan Gajah. Lalu, ada pula di daerah Medoho, Arteri, dan Bangetayu. Dari keempatnya, satu dikelolanya, dua cabang dikelola kakak Dedi, sedangkan satu lagi oleh istrinya.

Nah, keempat cabang tersebut memiliki resep mi ayam yang berbeda. Menurut Dedi, perbedaan resep tersebut ditujukan supaya pembeli lebih leluasa memilih warung mana yang lebih cocok dengan lidahnya.

Meski Mie Ayam Wajan baru dibuka dua bulan yang lalu, sajian unik yang ditawarkannya telah menarik banyak pelanggan dari berbagai usia. Bahkan, Dedi mengungkapkan bahwa warung pertamanya yang terletak di Jalan Gajah bisa menghabiskan hingga 15 kilogram mi per harinya. Wah!

Nah, nah, bingung mau cobain Mie Ayam Wajan yang mana? Kalau bingung, coba semuanya saja dulu, baru bandingkan perbedaannya! Ha-ha. (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024