BerandaIslampedia
Jumat, 2 Nov 2017 14:09

Jejak Islam di Portugal: Perjuangan Menepis Islamofobia

Mesquita Central de Lisboa (Masjid Agung Lisabon) (Filipe Amorim/Global Imagens via dn.pt)

Sekian lama harmonis, peristiwa 11 September 2011 di WTC membuat sebagian orang Portugal mengidap islamofobia. Tokoh-tokoh muslim berjuang terus mengabarkan kedamaian Islam, bahwa Islam tidak menakutkan..

Inibaru.id- Peresmian Masjid Agung Lisabon pada 1985 dihadiri oleh presiden Portugal, perdana menteri, pejabat sipil, dan militer serta diplomat dari negara-negara Islam. Masjid ini dibangun atas bantuan dari sejumlah negara Islam, antara lain Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Libya, Pakistan, Lebanon, Oman, Mesir, Yordania, dan Iran.

Keberadaan masjid tersebut diharapkan sebagai simbol untuk mempererat hubungan antaragama di Portugal. Dengan demikian, toleransi umat beragama bisa lebih ditingkatkan pada masa selanjutnya.

Dan benarlah, kurun 1980-an hingga 1990-an bisa dikatakan menjadi masa-masa penuh harmoni dalam kehidupan masyarakat di Portugal. Umat Islam dan umat agama lain bisa melaksanakan peribadatan dengan leluasa.

Baca juga: Jejak Islam di Portugal: Kisah Keharmonisan di Antara Pemeluk Agama

Masjid, musala, dan sekolah Islam pun banyak didirikan. Portugal lantas memiliki dua masjid jami dan 17 musala, sebagian besar terletak di Lisabon, Coimbra, Filado, Evoradi, dan Porto. Sekolah Dar al-Ulum al-Islamiyyah melengkapi sarana pendidikan di Lisabon. Sekolah ini setingkat dengan sekolah menengah pertama dan menengah atas.

Selain itu, sejumlah masjid dan mushala turut membuka kelas halaqah tahfiz Alquran, bahasa Arab, dan ilmu-ilmu Islam. Kaum Muslim juga menerbitkan sejumlah jurnal berbahasa Portugal dan berbahasa Arab seperti majalah Islam.

Pada milenium baru, kondisinya berubah 180 derajat seperti dilansirRepublika.co.id (22/6/2016). Peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat (AS), berimbas terhadap umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Portugal. Harmonisasi terusik. Hal itu bukan disebabkan pembatasan-pembatasan dari pemerintah, melainkan dari sikap sebagian warga setempat yang mengaitkan Islam dengan kekerasan.

Sebuah kolom dalam surat kabar The Public agaknya bisa mewakili suasana Islamofobia yang sedang melanda. Tulisan Dr Miguel Sousa Tavares, cendekiawan setempat, misalnya, memuat judul yang dinilai provokatif: "Islam, Terror and Lies".

Tokoh lainnya tak jarang mengeluarkan pernyataan yang mengarah pada intoleransi. Awal 2009, seorang pemimpin agama di Lisabon sempat memicu kontroversi baru atas komentarnya terkait perkawinan antara muslim dan nonmuslim.

Dia menyarankan agar wanita nonmuslim berpikir dua kali sebelum menikah dengan pria muslim. ''Anda hanya dapat berdialog dengan orang yang bersedia berdialog. Dengan umat muslim, dialog sulit dilakukan,'' kata pemimpin agama ini.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia memberikan kecaman. Mereka menilai pernyataan itu tidak sejalan dengan semangat toleransi antarumat beragama yang sedang terus dibina. Demikian halnya, umat Islam mengaku terkejut dengan komentar itu. Namun, umat tidak lantas bereaksi berlebihan. Mereka justru memilih menanggapi tudingan, stigma, dan kekhawatiran seperti itu tanpa emosi.

Baca juga: Jejak Islam di Portugal: Bermula dari Kekhalifahan Andalusia

Menggiatkan dialog lebih diutamakan. Forum intelektualitas tersebut akan sangat berperan dalam upaya memberikan penjelasan tentang nilai-nilai maupun ajaran Islam yang sebenarnya. Salah satunya seperti dilakukan majalah Al Furqan. Lewat tulisan Mohammed Youssuf Adamqy, pimpinan Al Furqan, misalnya, mereka menjadikannya surat terbuka untuk menjawab artikel The Public tadi.

Menurut Mohammed Youssuf, peristiwa pengeboman yang terjadi, haruslah dilihat secara orang per orang, dan jangan langsung digeneralisasi bahwa Islam adalah agama teror. Sebaliknya, dia mengungkapkan bahwa inti ajaran Islam justru menekankan cinta kasih.

Dan, muslim Portugal kini terus berjuang guna menepis citra negatif Islam atau islamofobia. Pesan-pesan penuh kedamaian serta yang menjauhkan agama dari tindakan teror, bisa ditemui di masjid-masjid dan Islamic Center di Portugal. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: