BerandaIslampedia
Kamis, 23 Mei 2018 08:46

Mengagumi Kemegahan Masjid Rahmatan Lil Alamin

Masjid Rahmatan Lil Alamin (Sidoharin.co.id)

Luas salah satu masjid yang ada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini 15 hektare (ha) dan tingginya 73,125 meter. Dengan jumlah tersebut, kabarnya masjid itu menjadi masjid termegah di Indonesia.

Inibaru.id – Masjid Istiqlal Jakarta selama ini dikenal sebagai masjid termegah di Indonesia. Nggak banyak yang tahu bahwa masih banyak masjid megah di seluruh penjuru negeri ini. Salah satu masjid termegah di Indonesia di antaranya Masjid Rahmatan Lil Alamin yang berlokasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Dibangun di area seluas 15 hektare, Masjid Rahmatan Lil Alamin dibangun dengan tinggi mencapai 73,125 meter mencapai kubah. Seperti ditulis Grya.co.id (16/01/2016), bangunan masjid tersebut terbentang seluas 6,25 hektare, sementara sisanya merupakan halaman masjid.

Masjid Rahmatan Lil Alamin adalah ibarat Taj Mahal di India. Bangunan masjid yang megah dan cantik dikelilingi pepohonan rindang dan jalan dua jalur yang luas dan memanjang, mengarah langsung ke muka masjid. Jalan itu kian cantik dengan pepohonan rindang di tepiannya, membuatnya begitu asri untuk dilalui pengunjung.

Jalan luas menuju Masjid Rahmatan Lil Alamin. (grya.co.id)

Nggak berhenti di situ, Masjid Rahmatan Lil Alamin juga memiliki menara yang sangat tinggi hingga mencapai 136,8 meter. Konon, menara ini adalah yang tertinggi di Indonesiaini kabarnya juga jadi yang paling tinggi yaitu 136,8 meter. Tingginya melebihi Monas (115 meter), menara Masjid Nabawi (105 meter), dan menara Masjid Agung Surabaya (99 meter).

Mulai dibangun sejak 5 April 2002, masjid tersebut rencana akan mempunyai empat menara. Namun, saat ini baru satu menara saja yang dibangun. Masjid Rahmatan Lil Alamin berada di tengah kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun, tepatnya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Haurgeulis.

Proses pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin (grya.co.id)

Bangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin bergaya tradisional kontemporer. Disebut tradisional karena masjid ini memiliki lengkungan dan kubah masjid yang mengadopsi perpaduan sejumlah masjid yang ada di dunia. 

Bentuk lengkungan pada mihrab mengadopsi lengkungan maqsura Masjid Cordoba yang dibangun Bani Umayyah. Sementara, empat lengkungan gerbang utama lain dari masjid tersebut mengadopsi lengkungan yang lazim digunakan masjid di Mesir yang dibangun Bani Fatimiyah. Adapun kubah Masjid Rahmatan Lil Alamin merupakan perpaduan kubah Turki-Usmani dan Fatimiyah.

Mengadopsi gaya tradisional bukan berarti masjid yang diarsiteki Abdussalam Rayidi Pandji Gumilang ini nggak memiliki sisi kontemporer, Millens. Nggak seperti masjid pada umumnya yang dibangun horizontal, Masjid Rahmatan Lil Alamin justru dibangun vertikal dengan enam lantai (tujuh dengan lantai basement) yang dilengkapi lift dan escalator.

Proses pembangunan bagian dalam Masjid Rahmatan Lil Alamin (rahmatanlilalamin.id)

Filosofi Bangunan

Setiap lantai pada Masjid Rahmatan Lil Alamin dibangun dengan ukuran presisi 99 x 99 meter. Panjang dan lebar masjid tersebut melambangkan asma’ul husna yang berjumlah 99. Sementara, enam lantai pada masjid tersebut menyimbolkan enam rukun iman yang menjadi pondasi utama umat Islam.

Pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin disusun "vertikal" dengan enam lantai. (rahmatanlilalamin.id)

Kemudian, Masjid Rahmatan Lil Alamin dibangun dengan lima kubah yang terdiri atas satu kubah besar dan empat kubah kecil. Kubah-kubah kecil melambangkan emapt mazhab besar Islam. Sementara, kubah besar melambangkan risalah Nabi Muhammad yang menaungi keempat mazhab tersebut.

Oya, arti nama masjid yang berarti rahmat bagi seluruh semesta ini juga digambarkan dalam bangunan masjid yang berbentuk persegi delapan. Bentuk tersebut melambangkan delapan sudut yang merupakan simbol dari delapan mata angin. Wah!

Masjid Rahmatan Lil Alamin (flickr.com)

Begitu indah masjid ini ya, Millens. Semoga luasnya Masjid Rahmatan Lil Alamin juga terus sejalan dengan jumlah jemaah salat yang datang ke tempat ibadah tersebut. (IB06/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025

Memang Bisa Konsumen Pertamax Tuntut Ganti Rugi ke Pertamina Jika Terbukti Dapat Oplosan?

27 Feb 2025

Cinta pada Pandangan Pertama: Romantis atau Sekadar Ilusi?

27 Feb 2025

Beda Rute, Berikut Pengalihan Jalan selama Kirab Dugderan 2025 di Semarang

27 Feb 2025

Susun Strategi Keamanan Siber, Nezar Patria: Sedia Payung sebelum Hujan

27 Feb 2025

3 Cara Pemkot Semarang Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan Silayur

28 Feb 2025

Diskon Listrik Prabayar Berakhir Hari Ini, Akankah Sisa Token Hangus?

28 Feb 2025

Menembus Kemacetan demi Kuliner Legendaris Semarang: Sate Ayam Jembatan Mrican

28 Feb 2025

Benarkah Jepang Butuh Tenaga Kerja dari Indonesia?

28 Feb 2025