BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 23 Jul 2021 18:13

Sejoli Juru Kunci di Tengah Permakaman Bergota Semarang

Antonius Mukri, seorang juru kunci Makam Bergota. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Tempat permakaman selalu identik dengan penjaganya atau yang akrab disebut juru kunci. Nah, di salah satu permakaman terbesar di Kota Semarang, yakni Bergota, ada sejoli juru kunci yang menjaganya.

Inibaru.id – Juru kunci; kamu tentu mengenalnya sebagai sosok penjaga dari suatu kompleks kuburan. Terlepas dari pelbagai kisah menyeramkan di sebuah permakaman, juru kunci merupakan orang yang sangat membantu ahli waris, khususnya untuk permakaman yang luas macam Bergota Semarang.

Perlu kamu tahu, Tempat Permakaman Umum (TPU) Bergota merupakan salah satu makam terbesar di Kota Lunpia. Penuh sesaknya makam bahkan sudah terlihat dari Jalan Kiai Saleh atau saat kamu memasuki kompleks permakaman yang masuk wilayah Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, itu.

Nah, di tengah deretan kuburan yang berdesakan itu, beberapa blok dari pintu masuk kamu bakal menemukan satu petak gubuk ukuran 4x4 meter. Sepasang istri-suami menghuni bangunan yang berada di tengah-tengah makam tersebut.

Pasangan tersebut tampak sudah menua, tapi keramahannya nggak pernah pudar. Yang lelaki bernama Antonius Mukri, generasi ketiga juru kunci di Makam Bergota Blok A4. Istrinya bernama Alis Sri Jumiati. Keduanya telah lama mendiami gubuk tersebut, melaksanakan tugasnya sebagai juru kunci di sana.

“Saya setiap hari ke sini. Dari pagi, jamnya fleksibel aja. Pulangnya biasanya sore, pukul 17.30 WIB," ungkap Mukri, sang suami.

Cukup lama mendaku sebagai juru kunci, hingga kini Mukri belum tahu apakah anaknya nanti akan menggantikannya sebagai juru kunci generasi selanjutnya atau tidak. Menurutnya, anaknya sekarang agaknya kurang tekun mengelola lahan makam.

"Anak sepertinya kurang tekun. Entahlah,” terang lelaki berkacamata tersebut, menggantung.

Pekerjaan Turun-temurun

Gubuk kecil Antonius Mukri dan sang istri di kala beristirahat setelah melakukan kewajiban sebagai juru kunci. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Mukri pun kemudian bercerita, pekerjaan menjadi juru kunci yang saat ini dia ditekuni merupakan warisan dari Winarko, ayahnya. Ayahnya mendapat pekerjaan itu dari sang nenek yang merupakan generasi pertama, pada 1920. Saat ayahnya pensiun pada 1997, dia menggantikannya hingga kini.

"Kunci bekerja di sini adalah selalu ikhlas dan jujur. Kalau dapat ya disyukuri. Nggak menembak harga ke ahli waris makam,” terangnya, berbagi tips.

Oya, perlu kamu tahu, ahli waris yang dimaksud Mukri merupakan sebutan bagi keluarga yang ditinggalkan mendiang yang dikubur di Bergota. Sebagai juru kunci salah satu makam terbesar di Semarang, sudah nggak terhitung lagi berapa ahli waris yang telah ditemui mereka.

Dalam merawat makam, Mukri dan istri mengaku selalu menganggap mendiang sebagai bagian dari keluarganya. Saban punya kesempatan, mereka nggak segan untuk membersihkan kuburan-kuburan tersebut laiknya anggota keluarga sendiri.

“Kami bersihkan dan jaga makam ini. Ya, dirawat seperti punya keluarga saya sendiri,” terang lelaki paruh baya tersebut.

Walau dalam satu atau dua bulan ahli waris nggak berkunjung ke Makam Bergota, Mukri mengaku bakal tetap membersihkan kuburan yang menjadi tanggung jawab mereka. Saat ini, di Blok A4 yang diurusnya tersebut, 500 makam memang sudah penuh terisi.

Masih Sering 'Diganggu'

Antonius Mukri dan istrinya Alis Sri Jumiati pasangan suami istri juru kunci Makam Bergota. (Inibaru.id/Kharisma Ghana Tawakal)

Mukri saat ini tercatat sebagai juru kunci resmi oleh Dinas Makam Bergota. Maka, kalau ada ahli waris yang hendak mencari mendiang, biasanya mereka akan menemui Mukri. Nantinya, Mukri bakal mengantarkan ahli waris ke makam yang dimaksud.

Mukri mengungkapkan, pekerjaan sehari-harinya sebagai juru kunci membuat dirinya cukup hapal keluarga mana saja yang masih mempunyai garis keluarga dengan mendiang. Nggak jarang dia bahkan bertindak sebagai orang yang menjelaskan silsilah mendiang kepada anggota keluarga yang masih muda.

“Ya, saya sering menjelaskan kepada cucu-cucu (mendiang) di makam,” kata Mukri,, yang segera diiyakan Alis, istrinya.

Lalu, pernahkah mereka mengalami "gangguan"? Terkait hal ini, Alis mengaku hingga saat ini masih merasa sering diganggu oleh makhluk nggak kasat mata di situ. Kendati sudah 20 tahun menjadi juru kunci, Alis mengatakan, pekerjaan mereka nggak selalu berjalan mulus.

“Pernah dilihatin (sosok makhluk halus)," ujar Alis singkat, sembari agak berkelakar. "Kalau di blok sini, ya, nggak takut. Cuman, kalau di blok lain saya malah takut, karena kayak nggak terbiasa.”

Apa yang dikatakan Alis segera diiyakan Mukri. Namun, dia mengaku selalu berusaha untuk menepis hal tersebut. Menurutnya, kalau terlalu percaya nanti malah terbawa-bawa.

"Kalau terbawa (suasana) nanti malah saya nggak berani kerja ke sini lagi,” canda Mukri, yang segera diikuti tawa renyah sang istri.

Ah, kisah sejoli juru kunci di Makam Bergota ini memang menarik sekali ya, Millens. Kata orang, dengan mendekatkan diri pada kematian, hidup kita bakal jauh lebih bermakna. Benarkah? (Kharisma Ghana Tawakal/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024