BerandaInspirasi Indonesia
Sabtu, 12 Jan 2024 14:00

Putri Mataram Sleman, Setengah Abad Bina Pesepak Bola Perempuan

Skuat Putri Mataram Sleman ketika mengikuti turnamen Ratanika Cup II di Kota Semarang beberapa waktu lalu. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Tidak mudah bagi sebuah klub sepak bola perempuan bisa bertahan sampai setengah abad lebih. Bagaimana klub kebanggaan Yogyakarta ini mampu eksis dan konsisten membina sepak bola perempuan sampai sekarang?

Inibaru.id - Sebagai salah satu klub tertua di Indonesia, Putri Mataram Sleman masih konsisten selama setengah abad lebih membina sepak bola perempuan. Tak mudah bagi mereka bisa bertahan sejauh itu di tengah stereotip gender yang ada pada masyarakat Jawa.

Dulu, pada medio 1970, Putri Mataram Sleman bersama Putri Priangan Bandung dan Buana Putri Jakarta jadi tonggak berdirinya klub-klub sepak bola perempuan di Indonesia. Setelah ketiga klub tersebut sering mengikuti turnamen, baru bermunculan klub-klub sepak bola perempuan lainnya.

Berdasarkan buku Wanita dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia 1969-1998, klub Putri Mataram Sleman mulanya berasal dari siswi yang bersekolah di Sekolah Menengah Olahraga Atas (SMOA) Yogyakarta. Sekolah ini salah satu pencetak olahragawan dan olahragawati di Indonesia.

Kala itu para siswi SMOA Yogyakarta diseleksi guna mengikuti sebuah turnamen sepak bola perempuan di Kota Bandung. Selepas turnamen itu, pangeran Yogyakarta saat itu alias Sri Sultan Hamengkubuwana IX meminta pengurus sepak bola perempuan yang dulu bernama Ikatan Olahraga Indonesia diganti menjadi Putri Mataram.

Tanggal 17 Juli 1971 dicatat jadi sejarah kelahiran Putri Mataram. Kehadiran klub ini didedikasikan untuk mendorong emansipasi perempuan dalam olahraga yang kebanyakan dilakukan oleh laki-laki.

"Sekitar tahun 2005 kami pindah homebase dari Kota Yogyakarta ke Rogoyudan, Mlati, Kabupaten Sleman. Sesuai aturan, kami harus ikut Askab PSSI Sleman. Nama klub kemudian ada sedikit penambahan jadi Putri Mataram Sleman," ucap pelatih Putri Mataram Sleman, Sri Hastuti, pada Inibaru.id beberapa waktu lalu.

Minim Dana

Salah satu pemain Putri Mataram Sleman sedang berlatih menggiring bola di lapangan Wonolopo, Mijen. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Jika Putri Priangan Bandung mendapat sokongan dana dari klub Persib Bandung, dan Buana Putri Jakarta mendapat sokongan dana dari perusahaan koran, tidak demikian dengan Putri Mataram Sleman. Dari dulu hingga sekarang, biaya operasional dan lain-lain hanya mengandalkan iuran dari pengurus dan pemain.

Dalam satu dekade terakhir, Putri Mataram Sleman tidak memungut biaya bulanan. Tetapi ketika ada turnamen di luar kota, barulah orang tua pemain dimintai iuran untuk mengakomodasi biaya transportasi, penginapan dan lain-lain.

"Kami latihan gratis saja jarang ada yang minat, apalagi bayar," kelakar perempuan yang akrab disapa Itut tersebut. "Saya rela melatih anak-anak dari tahun 2005 nggak mendapat bayaran!".

Ya, menurutnya sepak bola perempuan tidak bisa dijual. Berbeda dengan laki-laki, ketika ada liga banyak orang membeli tiket menonton. Sementara jika sepak bola perempuan ada liga, maka yang menonton hanya orang yang suka saja.

Melahirkan Pemain Berbakat

Pemain Putri Mataram Sleman saling memberikan dukungan selesai bertanding. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Dalam perjalanannya, Putri Mataram Sleman telah memiliki segudang prestasi. Dulu, klub ini selalu menjadi yang terbaik setiap ada turnamen ditingkat regional maupun nasional.

Klub yang identik dengan jersey berwarna hijau ini juga sering mencetak pemain berbakat. Sebut saja Rr Azizah, Annisa Febiana, dan Nafhizah Nuraini yang beberapa tahun terakhir mendapat panggilan untuk memperkuat Timnas Sepak Bola Putri Indonesia.

Selain itu, ada juga nama Tugiyati Cindi, Idea Rifqi Agustin, hingga Suciana Yuliani yang sudah malang melintang memperkuat Timnas sepak bola maupun futsal putri Indonesia.

Tidak mudah bertahan hingga sejauh ini. Semangat dan tekad para atlit serta pelatih Putri Matraman Sleman ini memang patut kita acungi jempol. Nah, buat kamu yang pengin melihat bagaimana mereka berlatih, datang saja ke latihan rutin setiap Rabu, Jumat, dan Minggu di Lapangan Nogotirto, Sleman! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: