Inibaru.id – Karena kepeduliannya terhadap lingkungan, perempuan alumnus Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin Makasar ini melakukan inovasi ekstrak kulit rambutan sebagai pencegah kanker kolorektal. Temuannya ini diganjar medali emas pada ajang 8th Europan Exhibition of Creativity and Innovation (Euroinvent) 2016 di Lasi, Romania.
Siapa dia? Nama lengkapnya Qonita Kurnia Anjani.
Dilansir dari sulsel.ldii.or.id (23/1/2018), pada kompetisi bergengsi ini, bersama rekan setimnya Satriyani, Qonita meraih juara I atas penemuannya yang bertajuk Nepelactobi: Solution for Prevention Colorectal Cancer. Nepelactobi merupakan produk kulit rambutan yang diekstraksi lalu digabungkan dengan bakteri Lactobacillus casei yang dibungkus dengan bahan polimer.
Bagaimana Qonita bisa meraih penghargaan itu?
Penghargaan di Romania berawal dari iniasiatif Qonita dan Satriyani untuk mengajukan inovasi produk ke kompetisi di Taiwan. Pada kompetisi tersebut mereka mendapatkan medali perak. Awal Februari 2016 mereka mendapat e-mail rekomendasi untuk mengajukan kembali inovasi produk tersebut ke kompetisi di Romania.
Qonita dan Satriyani pun melakukan persiapan selama tiga bulan. Karena keterbatasan biaya, akhirnya hanya Qonita yang berangkat ke Romania. Ketika Satriyani fokus menyelesaikan skripsinya, Qonita terbang sendiri ke Romania
Kreasi yang diajukan Qanita harus bersaing dengan ratusan peserta lain. Wow! Jumlahnya 500 produk. Tapi Qonita nggak menyerah. Dengan doa dan tekad yang kuat, usaha Qonita membuahkan hasil.
Banyak yang tertarik dengan inovasi dan produk Qonita, termasuk profesor dari Arab Saudi dan Polandia. Kedua negara itu memberikan penghargaan khusus untuk produknya. Qonita pulang dengan membawa satu medali dan dua penghargaan khusus untuk Unhas dan Indonesia.
Manfaatkan Limbah
Inovasi dan produk yang Qonita bawa ke kompetisi yakni kombinasi bakteri Lactobacillus casei dan ekstrak kulit rambutan yang diformulasi dan dibentuk menjadi mikrokapsul. Inovasi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya limbah kulit rambutan pada saat musimnya yang hanya terbuang dan menumpuk mengotori lingkungan.
Millens tahu, ekstrak kulit rambutan juga termasuk material yang dapat dikategorikan memiliki antioksidan sangat kuat sehingga dapat dijadikan kandidat obat kanker karena dapat mengatasi radikal bebas dalam tubuh. Alhasil, perlu upaya tertentu untuk memanfaatkan limbah ini. Adapun bakteri jika dikonsumsi dapat rusak dan tidak berfungsi sebelum sampai di usus besar jika sudah terkena asam lambung dan garam empedu, maka diperlukan formulasi khusus untuk melindungi bakteri ini agar tetap stabil.
Qonita dan Satriyani pun berinovasi mengkombinasi bakteri Lactobacillus casei dan ekstrak kulit rambutan untuk meningkatkan efektivitas bakteri tersebut menjaga kesehatan usus dan organ pencernaan lainnya sehingga kanker kolorektal dapat dicegah dan penyerapan nutrisi semakin baik.
Qonita berharap dengan pengolahan bahan baku produk yang berasal dari limbah dapat menjadikan produk ini lebih murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.
Inspiratif sekali ya Millens. Semoga pemerintah juga turut mendukung temuan Qonita ya…. (LAM/SA)