BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 23 Jun 2020 12:00

Menjaga Ketahanan Pangan ala Warga Pedalangan Kota Semarang

Salah satu jenis tanaman yang dibududayaan adalah terong. (Inibaru.id/ Audrian F)

Warga RT 1 Jalan Tirto Agung Barat Kelurahan Pedalangan membikin sebuah kebun yang berisi berbagai macam tanaman. Selain untuk pemenuhank etersediaan pangan warga, kebun tersebut juga menjadi sarana edukasi. <br>

Inibaru.id - Aroma rerumputan yang menenangkan menguar begitu saya memasuki ujung Gang Tirto Agung Barat RT 1 Kelurahan Pedalangan, Kota Semarang. Hawa di sepanjang gang ini sejuk karena dipenuhi berbagai macam tanaman.

Begitu sampai, saya sudah dinanti oleh beberapa warga yang sudah memakai seragam hijau-merah. Mereka adalah Kelompok Tani Dahlia. Pada Sabtu (20/6) rencananya akan memanen empon-empon yang telah mereka tanam dan rawat selama beberapa waktu.

Kelompok Tani Dahlia memanen jahe. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Lalu saya diajak ke kebun. Di sana berjajar dengan rapi berbagai tumbuhan. Tanaman obat keluarga (Toga), sayuran, empon-empon (jahe, kunyit, temulawak), buah, dan tanaman hias tumbuh subur.

“Ini adalah kebun kami yang berisi tanaman organik,” ujar Pujiyati, ketua Kelompok Tani Dahlia.

Saya terkagum-kagum begitu memasuki perkebunan tersebut. Tanaman di sini dirawat secara serius, bukan ala kadarnya. Letak dan jarak tumbuhan juga ditata rapi. Jalan setapak di tengahnya membelah kebun menjadi dua bagian.

Pujiyati, ketua Kelompok Tani Dahlia. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Pujiyati bercerita bagaimana perkebunan ini terbentuk. Awalnya memang warga RT 1 hanya memiliki tanaman toga yang berada di ujung gang dan masing-masing rumah. Kemudian karena ingin lebih mengembangkannya, mereka meminta izin untuk menempati lahan kosong yang sudah ditinggalkan lama oleh pemiliknya.

“Kami juga dibantu Dinas Pertanian Kota (Semarang) dalam pemberian bibit,” ujarnya.

Semua tanaman di sini dirawat secara alami, lo. Untuk pembasmi hama pun, kelompok ini menggunakan bahan baku yang mereka racik sendiri.

Tempat tanaman hidroponik seperti pakcoy dan padi. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selain empon-empon, Kelompok Tani Dahlia juga membudidayakan padi dan pakcoy secara hidroponik. Karena butuh treatment khusus, tanaman hidroponik ini ditempatkan di sebuah rumah plastik khusus.

Pujiyati menjelaskan betapa pentingnya kebun ini. Nggak cuma sebagai lahan berkegiatan warga, tapi lebih dari itu. Kebun ini merupakan satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan masyarakatnya. Karena keberhasilannya, banyak warga kampung lain, mahasiswa, dan anak-anak yang datang untuk menimba ilmu.

Segala manfaat itu membuat warga sepenuh hati merawat kebun. Biaya perawatan kebun didapat dari penjualan hasil panen kepada pengepul.

“Bahkan sewaktu pandemi kami membagi-bagikan hasil panen,” ungkap istri ketua RT tersebut.

Kelompok Tani Dahlia berfoto di kebunnya. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Kebun milik Kelompok Tani Dahlia ini sudah memenangkan beberapa penghargaan di Kota Semarang, Millens di antaranya Juara 2 Kampung Hebat Semarang 2019, 6 besar Kategori Kampung Hijau, Bersih dan Sehat, dan Juara 1 Lomba Pertanian Pekotaan 2019. Keren kan?

“Kami akan terus menggiatkan gerakan menanam ini untuk warga dan siapa saja yang mau belajar,” pungkas Pujiyati.

Wah, semoga gerakan menanam ini menular ke banyak kampung di Kota Semarang ya, Millens. (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024