BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 10 Jan 2023 16:45

Keraguan Perajin Sampah Plastik Jafar Labib Ikuti Pameran Road to G20

Keseruan acara pameran road to G20 yang diikuti Jafar Labib di Bali. (Instagram/tirem_gallery)

Sebelum memutuskan mengikuti Pameran Road to G20 November lalu, perajin sampah plastik Jafar Labib mengaku sempat mengalami keraguan. Kenapa?

Inibaru.id - Perajin sampah plastik asal Kabupaten Pati Jafar Labib nggak pernah menyangka dirinya bisa mengikuti pameran lukisan di Bali pada November 2022 lalu. Bertempat di Jimbaran, Badung, lelaki 41 tahun itu merupakan bagian dari event “Road to G20, Beating Plastic Pollution from Source to Sea”.

Jafar, begitu dia biasa disapa, telah menekuni lukisan plastik sejak 2016. Banyak karya yang telah dihasilkan tangan terampil lelaki asal Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu tersebut. Dia berkreasi dengan memanfaatkan sampah plastik bekas, lalu diubahnya menjadi karya seni bernilai jual selangit.

Menariknya, karya yang seni yang dibuat Jafar lebih banyak mengambil tema profil tokoh kenamaan Tanah Air.

“Karya saya kebanyakan wajah tokoh-tokoh populer di Indonesia seperti pejabat, menteri, atau artis,” ungkap Jafar saat ditemui Inibaru.id di kediamannya, belum lama ini.

Pada pameran Road to G20 yang berlangsung pada 3-4 November 2022 lalu tersebut, dia membawa sejumlah lukisan tokoh kenamaan Indonesia, di antaranya Presiden Jokowi, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

"Saya juga sempat mendemonstrasikan lukisan Pak (Wakil Presiden) Ma’ruf Amin di depan para pengunjung di stand pameran saya," ungkap Jafar, bangga.

Sempat Takut Ditipu

Beberapa lukisan yang dipamerkan Jafar Labib dalam Pameran Internasional Road to G20 di Bali. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Jafar bercerita, dia bisa ikut pameran Road to G20 ketika tawaran dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves). Saat ajakan itu datang, dia mengaku sempat curiga dan takut ditipu.

“Saya ditelepon orang yang ngaku staff Pak Luhut Binsar Pandjaitan. Kaget dan nggak percaya. Kok bisa?" kenang Jafar bersemangat.

Setelah diberi penjelasan, Jafar pun akhirnya percaya dan bersedia mengikuti pameran. Namun, dia meminta syarat, yakni harus dapat orderan dari pameran tersebut.

“Harus dapat orderan dari pameran itu untuk menambah pemasukan saya. Itu saja sih syarat yang saya ajukan” tegas Jafar.

Setelah negosiasi fasilitas yang diperlukan selama di Bali, pihak Kemenkomarves mengabulkan syarat yang diajukan Jafar. Lelaki ramah ini mengatakan, Luhut akhirnya memesan tiga lukisan berukuran besar dari dirinya.

"Ada tiga lukisan yang dipesan Pak Luhut; satu gambar dirinya dan dua gambar deputi Kemenkomarves yang langsung dikirim ke Jakarta," papar Jafar. "Sayang pas puncak pameran beliau gagal hadir dan hanya bergabung via zoom, padahal saya pengin menyerahkan lukisan itu langsung."

Disambut dengan Antusias

Lukisan sampah plastik karya Jafar Labib banyak mendapatkan apresiasi. (Instagram/tirem_gallery)

Kendati agak kecewa dengan ketidakhadiran Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan, Jafar mengaku senang karena stand lukisan sampah plastik miliknya selalu ramai pengunjung. Antusiasme pengunjung kian tinggi saat dia mulai mendemonstrasikan cara pembuatannya.

"Kewalahan dan nggak sempat lihat puncak acara juga. Bahkan, nggak lama setelah itu (puncak acara), pengunjung yang datang semakin banyak. Ada yang minta foto, kartu nama, dan wawancara," terangnya sembari menunjukkan lukisan-luksan buatannya.

Jafar mengungkapkan, banyak hal positif yang dia dapat dari pameran Road to G20. Selain makin dikenal masyarakat, pameran itu membuatnya memiliki lebih banyak relasi, baik dari kalangan pejabat, artis, maupun sesama perajin, yang datang dari dalam dan luar negeri.

Dia mengakui, imbas dari pameran tersebut cukup besar untuk usahanya. Jafar mengatakan, saat ini dia lebih banyak mendapatkan orderan. Bahkan, ada dua perusahaan besar yang telah mengajak dia bekerja sama.

"Saya diminta membantu mengatasi sampah produk mereka. Tawaran ini nantinya akan ditindaklanjuti lagi di Jakarta," akunya semringah.

Atas segala pintu yang terbuka lebar itu, Jafar sangat bersyukur. Padahal, sebelumnya dia sempat ragu untuk ikut Pameran Road to G20 lantaran jadwalnya berbenturan dengan pameran tunggal serta Program Diplomat Success Challenge (DSC) yang menyertakan namanya.

"DSC ada setiap tahun, jadi saya memilih mundur dan kalau memungkinkan ikut lagi tahun depan," ujarnya. "Sementara, pameran tunggal diundur Januari ini, tempatnya di Gedung DPR RI."

Jafar adalah lelaki beruntung. Namun, lebih dari itu, sejatinya konsistensi dan kerja keraslah yang membuatnya mampu memaksimalkan keberuntungan tersebut. Dengan cara yang sama, kamu juga bisa melakukannya, kok! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024