BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 4 Mar 2021 15:16

Inisiasi Program Hutan Produktif, Bentuk 'Sedekah Oksigen' Santrendelik

Inisiasi Program Hutan Produktif, Bentuk 'Sedekah Oksigen' Santrendelik

Penanaman pohon di Kawasan Tambang Batu Jepara. (Santrendelik)

Santrendelik Semarang berkomitmen untuk turut serta dalam melakukan "sedekah oksigen" dengan melakukan inisiasi program hutan produktif. Rencananya, pembenahan lahan tidur itu akan dilakukan di seluruh Jawa Tengah dengan target 100 hektare pada 2021 ini.

Inibaru.id - Sedekah oksigen! Ungkapan ini tampaknya nggak bermakna apa-apa. Namun, di tengah kian sempitnya hutan dan semakin banyaknya polusi udara, menyedekahkan oksigen tentu menjadi sesuatu yang penting. Inilah yang tengah coba diinisiasi Santrendelik.

Santrendelik adalah yayasan yang mengelola pesantren kontemporer di Kota Semarang, dengan "santri" yang didominasi anak muda. Mendaku diri sebagai Tobaters, mereka biasa mengadakan kajian saban Kamis sore di bilangan Gunungpati, tapi diubah virtual selama pandemi Covid-19.

Selain rutin menggelar kajian, belum lama ini Santrendelik menginisiasi program Hutan Produktif Santrendelik. Seperti namanya, program yang mulai diluncurkan pada Januari 2021 ini bakal berkutat pada gerakan menanam pohon dan menyulami lahan hijau.

Pada Rabu (3/3/2021), penanaman perdana mulai direalisasikan di Kawasan Tambang Batu di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh para pengurus inti Santrendelik beserta direktur dan karyawan Kartika Jaya Jepara.

Target 100 Hektare Lahan

Menanam di lahan tidur. (Santrendelik)
Menanam di lahan tidur. (Santrendelik)

Mengangkat tema "Sedekah Oksigen", program ini rencananya akan tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Jawa tengah. Untuk 2021, mereka menarget 100 hektare lahan bakal "dihijaukan" menjadi semacam hutan produktif.

Dalam merealisasikan Hutan Produkti Santrendelik, mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai pemilik lahan. Hingga awal Maret, Santrendelik sudah melakukan kerja sama lahan seluas 5,5 hektare, yang berlokasi di Jepara (3 hektare) dan Kabupaten Banjarnegara (2,5 hektare).

Pionir Santrendelik Ikhwan Syaefulloh mengungkapkan, bagian terpenting dari program ini adalah mengenalkan anak muda, khususnya milenial, akan pentingnya menjaga lingkungan dengan budaya menanam kembali lahan-lahan "tidur".

"Santrendelik menargetkan pada lahan tidur tidak produktif, contohnya area tambang batu di Jepara," kata Ikhwan, sapaan akrabnya.

Inovasi Kebaikan dan Manfaat

Melibatkan pemilik lahan, program Hutan Produktif Santrendelik bertujuan untuk menjamin oksigen bagi kehidupan banyak makhluk di masa depan. (Santrendelik)

Sementara, ditemui di lokasi penanaman, Agung Kurniawan yang juga merupakan pendiri Santrendelik menambahkan, dalam berinovasi, seseorang nggak selalu berkutat pada masalah teknologi tinggi. Menurutnya, inovasi kebaikan dan manfaat untuk banyak orang juga diperlukan, salah satunya dengan sedekah oksigen.

"Menanam itu bukan sekadar menghijukan lahan," tegas lelaki berkacamata yang saat ini dikenal sebagai wirausahawan tersebut. "Makna dan manfaatnya harus lebih konkret untuk kehidupan banyak makhluk pada masa depan.”

Perlu kamu tahu, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat ini juga tengah aktif menyosialisasikan kesadaran menanam pohon dengan mencanangkan program Perhutanan Sosial.

Program ini merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan di kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat. Pengelolaan itu dilaksanakan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka cum keseimbangan lingkungan.

Nah, dalam rangka menyukseskan program Hutan Produktif tersebut, Santrendelik hingga kini masih terus membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Jadi, kalau kamu punya lahan kosong atau melihat lahan nggak produktif di sekitarmu, silakan hubungi Santrendelik ya, Millens! (IB01/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025