BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 24 Jan 2023 10:44

Cerita Penjaga Pompa Air Kudus, Jarang Pulang Demi Tangani Banjir

Penjaga pompa air di Kudus selalu sibuk saat banjir datang. (Tribun Muria/Rifqi Ghozali)

Silmi Maulana jarang pulang saat banjir melanda. Sang penjaga pompa air tersebut harus terus mengawasi pompa-pompa air dan rela tidur di sembarang tempat saat lelah. Seperti apa ya kisahnya?

Inibaru.id – Kabupaten Kudus adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang cukup rentan terkena bencana banjir. Hal ini tentu membuat penjaga pompa air di sungai-sungai yang mengalir di wilayah tersebut sering sibuk, khususnya pada musim hujan seperti sekarang ini.

Pada pergantian tahun 2022-2023 lalu saja, banjir yang melanda Kota Kretek membuat lebih dari 1.000 orang mengungsi ke 12 lokasi. Lima kecamatan terendam dengan total luas area persawahan yang tenggelam mencapai 8.095 hektare.

“Total pengungsi 1.128 jiwa. Jumlah desa yang terdampak banjir sampai 29 desa,” ucap Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji sebagaimana dilansir dari Republika, Minggu (8/1).

Pihak pemerintah bukannya diam saja melihat banjir tersebut. Penanganan banjir dilakukan dengan melibatkan semua pihak, termasuk penjaga pompa air seperti Silmi Maulana. Laki-laki yang bertugas di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Jawa Tengah ini harus siap jarang pulang jika musim hujan mencapai puncaknya.

“Saya sudah bertugas di BBWS Pemali Juwana sejak 2011. Dulu ikut pakde saya yang sebelumnya kerja di sini. Tapi lama-lama enjoy karena bisa bertemu banyak orang dan membantu warga saat bertugas,” ujar laki-laki yang kini tinggal di Desa Medini, Kecamatan Undaan, Kudus tersebut sebagaimana dilansir dari Murianews, Minggu (22/1).

Tidur di Sembarang Tempat

Ilustrasi: Tugas penjaga pompa air sangat berat. (Pekalongankota)

Meski menyukai pekerjaannya, Silmi mengaku harus prihatin saat menjalankan tugas. Apalagi pada saat bencana banjir melanda. Silmi harus rela tidur di sembarang tempat meski nggak ada kasur untuk melepas lelah. Dia pun sering pulang ke rumah hanya untuk mengambil baju ganti dan kemudian kembali berangkat.

“Ya, tidurnya ngemper asal-asalan gitu. Pokoknya nggak jauh-jauh dari pompa. Jadi sekiranya tiba-tiba harus bertugas, nggak kesulitan,” ungkapnya.

Asal kamu tahu, tugas Silmi nggak hanya membuka atau menutup aliran air. Dia juga harus melakukan pengecekan pada pompa secara berkala. Soalnya, terkadang pompa mengalami kerusakan, selangnya kemasukan sampah, olinya habis, atau bahan bakarnya habis.

“Pernah salah satu pompa kehabisan solar. Akhirnya mati dan baru lima jam kemudian pompanya baru bisa menyala. Namanya juga pekerjaan, terkadang ada kendalanya,” ceritanya.

Tugas Silmi memang berat. Dia juga harus rela sering meninggalkan keluarganya dalam waktu lama demi mengawasi pompa-pompa yang memang jadi tanggung jawabnya. Tapi, dia mengaku sudah kerasan dan bakal terus melanjutkan pekerjaannya.

Bisa dikatakan, Silmi adalah salah satu pahlawan yang perannya nggak begitu terekspos saat bencana banjir terjadi. Tanpa kehadirannya, bisa jadi banjir nggak akan cepat surut atau semakin meluas. Kita perlu angkat topi untuk dedikasinya, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024