BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 17 Jan 2023 17:00

Banjir Rob di Kampung Halaman Mentari Isnaini

Potret Mentari Isnaini sedang merekam kondisi banjir rob di kampung halamannya di Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. (Instagram/mentariisnaini)

Kampung halaman yang terus digenangi banjir rob membuat Mentari Isnaini berang. Penari asal Kabupaten Demak ini pun menikainya dengan menari di tengah genangan sebagai bentuk kritik sosial.

Inibaru.id - Banjir besar melanda sebagian besar wilayah pantai utara (pantura) Jawa Tengah awal tahun ini. Hingga berhari-hari, lagi-lagi banjir yang disebabkan oleh arus pasang air laut dan tingginya curah hujan itu belum juga surut. Banyak yang mengungsi dan kembali kehilangan harta bendanya.

Banjir disertai rob atau arus pasang air laut bukanlah bencana baru bagi masyarakat pantura. Tiap tahun, banjir selalu datang dan kian meninggi. Karena bencana ini, sebagian orang memutuskan pindah ke kawasan yang lebih tinggi, tapi sisanya terpaksa tinggal dan berdamai karena keterbatasan.

Mentari Isnaini tahu betul apa yang dirasakan masyarakat pesisir ini. Pada Mei 2020 silam, penari asal Kabupaten Demak itu bahkan sempat melakukan aksi tarian di tengah genangan banjir saat kampung halamannya di Desa Purwosari, Kecamatan Sayung, dihantam rob.

"Oh, itu? Aksi itu adalah bentuk protes saya," kenang penari energetik tersebut singkat, lalu tertawa. Matanya terpejam seolah mengingat-ingat kejadian yang membuat namanya kian dikenal luas ini.

Mentari saya temui pasca-pertunjukan di Omah Alas, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. Saya sengaja membuat janji dengan perempuan yang saat ini tengah sibuk mengajar Seni Budaya di sebuah SMA di Kota Semarang tersebut untuk membahas banjir rob di kampung halamannya.

"Selain protes, saya juga mau membuat rekam jejak," ujar Mentari, lau menghela napas panjang. "Ya, saya nggak pernah tahu 10 tahun nanti masih bisa tinggal di Sayung atau sudah tenggelam; setidaknya ada rekam jejak pernah di sana."

Respons Positif Masyarakat

Penampakkan Mentari Isnaini sewaktu nari di tengah genangan banjir rob Sayung, Demak pada 13 Mei 2020 silam. (Instagram/mentariisnaini)

Apa yang dikatakan Mentari sangatlah masuk akal. Demak adalah salah satu wilayah dengan dampak rob terbesar di Jateng. Nah, Sayung, kampung halaman Mentari, menjadi kecamatan dengan genangan terluas di Demak. Bahkan, ada beberapa kampung yang telah diklaim lautan di sana.

"Aksi itu inisiasi saya sendiri. Saya ingin mengekspresikan amarah, kekesalan, dan kekecewaan sebagai orang yang ikut terdampak banjir rob," kata perempuan 29 tahun tersebut.

Dia mengaku nggak menyangka bakal mendapatkan respons begitu besar dari masyarakat Sambutan tersebut bahkan datang dari pelbagai media, baik lokal maupun asing. Mendapatkan apresiasi sebesar itu, Mentari merasa senang.

"Saya senang karena merasa misi tersampaikan. Sebetulnya selama ini masyarakat sudah sering protes, tapi jarang dapat perhatian," akunya.

Menurut Mentari, tari sudah seharusnya memiliki fungsi kritik, selain media doa dan interpretasi rasa. Jadi, bukan semata pertunjukan. Karena itulah peraih Magister Seni di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini lebih sering menjadikan tari sebagai media untuk merespons isu sosial di sekitarnya.

"Karena itulah pada 2017 saya bikin sanggar untuk anak-anak belajar seni tari sekaligus seni musik dan lukis juga. Tapi, sanggar itu nggak bertahan lama karena rumah saya tenggelam kena rob. Mungkin nanti, kalau ada rezeki, bikin lagi di tempat baru," harapnya.

Harapan-Harapan Mentari

Momen Mentari Isnaini ketika menggelar pertunjukkan seni tari yang berjudul "Ngirit Ngorot". (Instagram/mentariisnaini)

Memiliki sanggar seni adalah satu dari banyak harapan Mentari yang ingin dia perjuangkan dalam waktu depan. Harapan lain dari ibu satu anak ini adalah melanjutkan pendidikannya hingga S3 atau meraih gelar Doktor. Rencananya, dia mau mengambil studi tentang pemberdayaan masyarakat.

"Saya sepenuhnya sadar, nggak mungkin hanya mengandalkan tari sebagai media untuk kritik atau menumpahkan rasa kesal. Perlu cara lain untuk menyuarakan perkara banjir rob di kampung saya ini," tegasnya.

Menurutnya, nggak mungkin baginya menyuarakan kritik sosial seorang diri. Dia membutuhkan banyak pihak dengan pelbagai disiplin ilmu yang satu suara, sama-sama berjuang untuk menyikapi isu lingkungan terkait banjir rob di sekitarnya.

"Saya ingin fokus pada penyadaran serta edukasi masyarakat agar semuanya satu suara dan saling dukung," jelas perempuan berambut sebahu tersebut.

Untuk langkah terdekat, Mentari mengaku saat ini tengah menyusun strategi untuk menuntut pemerintah mengubah undang-undang yang menyatakan bahwa banjir rob bukan bencana alam. Menurutnya, inilah yang membuat masyarakat yang puluhan tahun dikepung rob nggak mendapat bantuan.

"Tolong dikaji lagi supaya banjir rob bisa dinyatakan sebagai bencana alam. Mereka butuh bantuan, sebab rumah beserta isinya rusak, dan secara psikologis juga hancur," tandasnya.

Jujur, malam itu hati saya sesak. Saya paham apa yang dirasakan Mentari dan orang-orang yang harus "berdamai" dengan banjir hampir setiap hari, tapi nggak pernah dianggap menderita karena rob hanya dipandang sebagai fonomena alam alih-alih bencana yang seharusnya segera ditanggulangi. (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: