BerandaInfografik
Kamis, 3 Okt 2018 15:03

Terang Redup Batik Semarang

Infografik perkembangan batik Semarang. (Inibaru.id/Nafis Ghifary)

Batik Semarang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Namun, perjalanannya untuk tetap eksis hingga sekarang nggak mulus.

Inibaru.id – Nggak cuma Pekalongan yang punya batik khas daerah. Semarang juga punya batik khas yakni batik Semarang. Batik ini bahkan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, lo.

Sesuai namanya, batik Semarang merupakan batik yang diproduksi warga Semarang yang kini identik memiliki motif berupa ikon-ikon Kota Semarang. Susi Afreliyanti dalam Jurnal Indonesian of History menyebut batik Semarang mulai dikenal sejak abad 18 dan 19. Saat itu, masyarakat Semarang terinspirasi dari batik Belanda yang sudah ada lebih dulu.

Lebih lanjut, Susi mengatakan aktivitas membatik di Semarang mulai ramai pada awal abad ke 20-an. Saat itu, banyak orang Semarang yang memiliki mata pencaharian di sektor industri kerajinan batik, terutama di daerah Bubakan, yang kini jadi Kampung Batik Semarang.

Infografik perkembangan batik Semarang. (Inibaru.id/Nafis Ghifary)

Namun, pada 1945, kegiatan membatik di sana lumpuh karena Pertempuran 5 Hari Semarang antara pemuda Indonesia dengan Tentara Jepang. Banyak kampung yang dibakar tentara Jepang, salah satunya Kampung Batik. Seluruh peralatan membatik pun ikut hangus dalam kebakaran tersebut.

Eits, tapi kejadian itu bukan akhir bagi nasib batik Semarang. Tahun 1970-an, industri batik Semarang mulai kembali berjaya dengan ditandai munculnya bisnis bernama Batikkerij Tan Kong Tien. Bisnis tersebut merupakan milik Tan Kong Tien, pebisnis peranakan suku Tionghoa yang menikah dengan salah satu keturunan Sultan Hamengku Buwono III, Raden Ayu Dinartiningsih.

Pada 1980, embrio sentra batik kembali tumbuh dan berkembang di lokasi kampung Batik Semarang. Ada sekitar 15 sampai 20 perajin batik di sana. Namun, untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan, sentra batik di sana dipindahkan ke Desa Cangkiran, Kecamatan Mijen. Pada masa ini, batik Semarang mulai diupayakan untuk mendapat pengakuan dari pelbagai kalangan, Millens.

Ada juga aktivitas pembaharuan alat membatik, membuka pelatihan-pelatihan membatik, seminar yang mengangkat tema batik dan pameran-pameran yang diadakan Pemerintah Kota Semarang. Beberapa pihak bahkan membentuk perkumpulan yang didalamnya membahas pengembangan batik semarang.

Kemudian, pada 1998, batik Semarang mengalami kemunduran lagi disebabkan berbagai masalah perekonomian. Akibatnya, ada banyak bisnis batik Semarang yang gulung tikar.

Namun, kondisi tersebut lambat laun mulai membaik. Saroni Asikin menjelaskan dalam tulisannya yang berjudul Ungkapan Batik di Semarang Motif Batik di Semarang, batik Semarang kembali maju pada masa pembaharuan modern 2005. Pemerintah Kota Semarang akhirnya meresmikan memilih Kawasan Bubakan sebagai Kampung Batik Semarang yang menjadi sentra industri batik dan salah satu wisata unggulan hingga sekarang.

Kamu sudah punya koleksi batik Semarang belum nih, Millens? Kalau belum, buruan lengkapi koleksi batikmu yang lain. He-he. (IB06/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: