Inibaru.id – Dasar generasi micin! Kalian sih kebanyakan micin! Ya, kalimat itu barangkali sering kamu dengar ya, Millens. Tampaknya micin menjadi pihak yang dikambinghitamkan bila terjadi sesuatu yang salah pada generasi millenial. Namun, sebenarnya micin itu apa sih?
Micin atau vetsin atau moto mempunyai nama ilmiah Monosodium glutamat (MSG). Formula ini diciptakan Ikeda Kikunae pada 1908. Saat itu, Ikeda prihatin dengan cara diet yang buruk di negaranya. Ilmuwan Jepang itu kemudian berpikir untuk membuat bumbu masak yang tepat dengan cara mengisolasi rumput laut. Terciptalah MSG yang dia beri nama “Umami”.
Penemuannya itu lantas dipatenkan di empat negara yakni di Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Selang setahun, MSG mulai dipasarkan Suzuki Chemical Company.
Di Indonesia, pabrik MSG pertama didirikan pada 1968. Pendirian pabrik itu kemudian diikuti pendirian pabrik MSG lainnya. Hingga tahun 2015, berdasarkan penelitian MARS Indonesia sudah ada 60 perusahaan MSG di Indonesia.
Selama ini MSG mungkin hanya digunakan sebagai penyedap rasa. Penggunaannya itu juga menuai pro kontra berbagai pihak karena diduga tidak menyehatkan. Namun, sebenarnya MSG juga bermanfaat untuk pelbagai hal selain penyedap rasa.
Infografik 8 fakta MSG. (Inibaru.id)
Salah satunya sebagai pengganti garam untuk penderita hipertensi. Kandungan garam dalam micin lebih rendah daripada garam dapur. Ini menjadi alternatif bagi penderita hipertensi yang sedang mengurangi konsumsi garam.
MSG juga dapat dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, kosmetik, dan farmasi. Tentunya penggunaan MSG untuk keperluan itu diatur pada dosis tertentu. Sama halnya dengan MSG yang kamu konsumsi, Millens. Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan batas aman untuk konsumsi MSG per hari sebanyak 5 gram. Jadi, jangan sampai lebih dari batas itu ya.
Apapun yang berlebihan memang nggak baik ya Millens. Micin juga begitu lo. Nah, makanya mulai sekarang bijak menggunakan micin ya! (IF/GIL)