BerandaIndo Hayati
Rabu, 23 Jan 2018 04:17

Buah Gowok, Si Kecil Hitam yang Semakin Langka

Buah Gowok (pojokbuah.blogspot.com)

Ada yang tahu buah gowok? Menjadi nama suatu kawasan di DIY, buah yang berbentuk bulat mirip anggur ini termasuk buah langka yang semakin sulit ditemui. Keberadaannya pun semakin terlupakan, kalah bersaing dengan buah impor.

Inibaru –Menjadi nama sebuah kawasan di DIY, tahukah kamu bahwa gowok merupakan nama salah satu tanaman buah asli Indonesia? Kalah bersaing dengan buah-buah impor, gowok menjadi salah satu buah yang kini semakin dilupakan dan jarang ditemukan. Padahal dulu buah gowok cukup populer dan banyak diperjualbelikan. Pada 1980 hingga awal 1990, buah ini mudah temui di pasar-pasar tradisional.

Masih merupakan tanaman dari suku Myrtaceae (jambu-jambuan), gowok atau dikenal dengan nama kupa ini memiliki nama latin Syzygium polycephalum. Di beberapa daerah gowok juga memiliki nama lokal. Nama-nama tersebut antara lain gohok, kepa (Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok, gowak, kupa, dompyong (Jawa), dan kaliasem (Bali).

Mengutip alamendah.org, buah yang masih berkerabat dengan jamblang atau duwet (Syzygium cumini) dan jambu Semarang (Syzygium samarangense), tanaman gowok berukuran kecil sampai sedang. Tinggi pohonnya antara 8-20 meter. Garis tengah batang bagian bawahnya mencapai 50 cm. Untuk daunnya, pohon gowok memiliki daun tunggal berhadapan. Bentuk daunnya lonjong dengan panjang sekitar 17-25 cm dan lebar sekitar 6-7 cm. Lalu untuk perbungaannya berbentuk malai dengan mahkota bunga berwarna putih dan benang sari banyak.

Baca juga:
Kura-Kura Bermoncong Babi: Lestarikan!
Cendana, Si Wangi yang Hampir Punah

Secara fisik buahnya berbentuk bulat agak gepeng dan tumbuh buni. Garis tengah buahnya sekitar 2-3 cm, hampir seukuran buah duku. Buahnya menggerombol dengan kelopak tetap menempel di bagian ujungnya.

Ketika masih muda, buah gowok memiliki kulit kaku yang berwarna hijau hingga merah muda. Namun ketika kulit buahnya berubah warna menjadi ungu tua hingga kehitaman mengilat, itu artinya buah tersebut sudah masak.

Adapun daging buahnya berwarna putih atau merah keunguan. Selain itu, dagingnya juga banyak mengandung sari buah. Bila masih muda rasanya sangat asam, namun jika sudah tua akan berasa manis dengan rasa sepat saat digigit. Di dalam buah terdapat biji berbentuk gepeng dengan kulit putih atau merah keunguan.

Diyakini sebagai tumbuhan asli  Indonsia, tanaman gowok hanya ditemukan di daerah tertentu saja, yaitu di Pulau Jawa dan Kalimantan. Untuk habitatnya, tanaman gowok biasanya tumbuh liar di hutan-hutan sekunder. Meski tumbuh paling baik di ketinggian 1.000-1.800 meter di atas permukaan laut, tanaman gowok masih bisa tumbuh di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Selain itu, gowok juga ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain.

Sebagai tanaman berkeping dua (dikotil), untuk memperbanyak tanaman gowok bisa dilakukan dengan cara mencangkok batangnya atau dengan menanam bijinya. Namun biasanya, perkembiangbiakan dilakukan dengan bijinya. Biasanya tanaman ini akan berbunga pada bulan Agustus dan berbuah pada September-Oktober.

Adapun untuk pemanfaatan gowok, yang paling umum adalah untuk diambil buahnya. Ya, buah Gowok yang segar dapat dimakan secara langsung, dijadikan rujak atau diolah menjadi sirup. Kayunya yang berwarna kemerahan juga bisa dijadikan bahan bangunan maupun perabot rumah tangga.

Baca juga:
Manggis “Bersolek” yang Semakin Langka
Buah Gowok: From Healthy to Beauty

Selain itu, tanaman gowok juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal. Ini karena adanya kandungan saponin dan flafonoida pada daun dan kulit buah serta polifenol pada kulit batangnya. Pohonnya yang rindang dan nggak menggugurkan daunnya juga cocok dijadikan sebagai tanaman peneduh.

Nah, tanaman unik dan punya banyak khasiat itu mulai langka. Untuk melestarikannya, kamu bisa berikhtiar menanamnya di pekarangan rumah kamu. (ALE/SA)

 

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Superdivisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Subkelas: Rosidae

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus: Eugenia

Spesies: Eugenia polycephala Miq

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024