BerandaIndie Mania
Rabu, 3 Mar 2020 13:56

Melongok Pameran Zine Pertama di Indonesia pada 2009, Semarang Jadi Tuan Rumah

Zine-zine baru keluaran milenial. Keren nggak sih, Millens? (Inibaru.id/ Gregorius Manurung)

Kamu pernah mendengar zine, Millens? Zine ini adalah terbitan seperti majalah (magazine) yang independen dan berisi konten alternatif. Di Semarang, zine mulai bermunculan pada tahun 2000-an. Barulah pada 2009, pameran zine pertama di Indonesia digelar di Kota Lunpia.

Inibaru.id - Media ini pertama muncul dari kelompok pencinta cerita fiksi ilmiah di Amerika Serikat tahun 1920-an. Zine kemudian berkembang ketika skena hardcore/punk mulai menjadikannya sebagai media komunikasi antarkomunitas.

Pada 2000-an, di Semarang muncul banyak zine dan zinemaker yang menekuni jalur alternatif ini. Salah satunya adalah Kolektif Hysteria. Sebelum terjun ke isu-isu kota, kampung-kota, dan seni kontemporer, Hysteria awalnya adalah zine sastra dan kelompok pegiat sastra.

Akhmad ‘Adin’ Kahirudin, Direktur Kolektif Hysteria, menyatakan bahwa zine Hysteria muncul ketika zine sudah cukup lama ada di Semarang. Zine ini kali pertama muncul tahun 2004 sebagai zine sastra mahasiswa Sastra Undip.

Zine-zine dari para zinemaker Indonesia yang dipamerkan di Jalur Alternatif 2009. (Dokumentasi Hysteria)

Ketika itu sudah banyak zine lain yang beredar dengan beraneka tema, mulai dari seni rupa, musik, dan hardcore-punk. Zine ini awalnya muncul sebagai wadah anak-anak sastra berkreasi di dunia tulis-menulis.

“Dulu gak ada wadah buat tulisan sastra. Majalah kampus, mau yang kampus atau fakultas, isinya jurnalistik, bukan sastra,” ucap pengajar Antropologi Undip tersebut, Kamis (29/2) via pesan singkat.

Cukup ramainya zine saat itu membuat Hysteria cukup yakin mengadakan pameran arsip zine pada 4-12 Agustus 2009. Zine yang dipamerkan berjumlah sekitar 500 eksemplar mulai dari seluruh Indonesia dan Australia. Selain pameran zine, ada juga kegiatan diskusi musik, diskusi sastra, pemutaran film, pagelaran musik, hingga peluncuran perpustakaan zine yang hingga kini masih bisa diakses di Grobak Art Kos Hysteria.

Pameran bertajuk “Jalur Alternatif” itu memang nggak dilabeli sebagai festival zine, tetapi hampir keseluruhan konten acaranya adalah zine. Bisa dibilang, Jalur Alternatif adalah festival zine pertama di Indonesia sebelum munculnya banyak festival zine besar seperti Bandung Zine Fest, Indiezine Partij, Jakarta Zine Fest, Bali Zine Fest, dan masih banyak lagi. Kini festival zine di Semarang telah berubah nama menjadi Festival Literasi Aksara.

“Dulu ada yang bilang ‘Bagus dulu baru bergerak’. Itu gak ada di kita, zine Hysteria itu layout-nya paling jelek se-Semarang. Sesuatu itu bisa dimulai dari yang tidak baik-baik amat,” ucap Adin.

Sekarang, Hysteria sedang mempersiapkan zine edisi ke-100. Keren ya, Millens? Kamu sudah pernah baca zine? (Gregorius Manurung/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024