BerandaIndie Mania
Sabtu, 11 Mei 2018 09:43

Jason Ranti: Antara Lagu Serius, Kritik Sosial, dan Kelucuan

Jason Ranti (Metrotvnews.com/Demajors)

Kekuatan Jason Ranti sebagai pemusik solo adalah lirik lagu ciptaannya. Lirik-lirik itu keluar dari kotak (out of the box) dari gaya lirik lagu sekarang.

Inibaru.id –  Simak penggalan lirik lagu “Stephanie Anak Senie” dalam album Akibat Pergaulan Bebas karya Jason Ranti ini: Stephanie coba jadi artis begitu banyak cat di tubuhnya/Satu di rambut, satu di kuku, satu di alis, satu di betis, yang lain di punggung/Ia seperti pameran berjalan.

Pada zaman ‘’agak old’ ’atau awal tahun 1980-an, ada penyanyi yang lirik lagunya lebih menonjol dan dikenal ketimbang musikalitasnya. Dia menyanyi dengan mengandalkan gitar. Lirik-liriknya nakal, kenes, lucu, dan vulgar (atau bahkan cabul).

Ciri lirik itu bahkan dijadikan alasan ketika banyak orang menyebutnya penyanyi berlirik cabul. Dialah Doel Sumbang yang memiliki nama asli Abdul Wahyu Affandi. Wikipedia menyebut dirinya masih aktif bernyanyi meskipun kita jarang mendengarnya sekarang ini.

Lirik lagu-lagu Jason Ranti dalam album Akibat Pergaulan Blues memiliki gaya seperti lirik Doel Sumbang: ceplas-ceplos, berbahasa keseharian tanpa sofistikasi lirik seperti kebanyakan lirik lagu zaman now. Keduanya juga mengeksplorasi tema cinta dan kritik sosial. Bahkan tema yang disebut terakhir dianggap dominan dalam lirik-lirik Jason.

Tapi ada beda tipisnya, Millens. Lirik Jason tak selucu, sekenes, sevulgar, dan secabul lirik Doel Sumbang.

Apakah gaya lirik Doel memengaruhi Jason saat bikin lagu? Boleh jadi nggak. Dalam wawancara dengan Metrotvnews.com (2/8/2017), nama Doel Sumbang nggak dia sebut sebagai pemusik favoritnya.

Lebih-lebih lagi, Jason sebenarnya nggak pernah berencana menulis lagu lucu atau protes sosial.  “Saya tidak tahu kenapa orang mempersepsikan itu sebagai kritik sosial, padahal saya berencana jadi kritikus,” kata Jason pada The Crafters (12/7/2017). “Lalu ada yang menganggapnya humor, dan tertawa saat mendengarkan saya di panggung. Padahal buat saya, yang saya tulis itu serius.”

Lelaki kelahiran 22 Oktober 1984 itu mengawali kiprah musiknya bersama band Stairway to Zinna. Sekeluar dari band itu, dia memilih bersolo karier dengan menciptakan lagu-lagu sendiri.

Ya, sebagai pemusik solo, Jason menunjukkan sosok berbeda dari saat bersama bandnya. Dia nggak lagi bertumpu pada kemampuan bermain gitar yang rumit dan atraktif atau rangkaian nada teduh seperti yang biasa dia mainkan dalam band.  Jason bertumpu pada kekuatan lirik.

Dan perlu Millens tahu, Jason lalu dikenal karena lirik lagunya yang khas. Metrotvnews.com (2/8) menulis, rangkaian lirik Jason terdengar jujur, lugas, kritis, juga slebor.  Gayanya berkesan sarkastis, satiris, dan penuh humor.

Jason adalah sarjana psikologi dari Universitas Atma Jaya, Jakarta. Lantas kenapa dia memilih musik? Sebenarnya, dia kenal musik sejak kecil lewat koleksi cakram padat dan kaset milik ibunya. Bahkan hingga kini, ia masih suka mendengarkannya. Album Stars milik Simply Red, ataupun lagu-lagu dari John Mayall akrab buatnya.

Saat SD, dia sempat mendapatkan pelajaran musik di sekolah. “Tapi alat musiknya suling, saya tidak suka.” Keinginannya baru terkabul di kelas 1 SMP, ketika ia mulai belajar bermain gitar.

Lantas bagaimana soal menulis lirik lagu? The Crafters menyebut Jason telah menulis lagu ketika SMA. Setelah vakum, dia baru menulis lagi saat kuliah.

Nah Millens, kehadiran Jason sebagai penulis lirik lagu adalah angin segar bagi belantika musik kita. Dia boleh dibilang "out the box" karena gaya dan isi liriknya nggak berada pada arus utama (mainstream) lirik lagu yang berkembang sekarang.

Semoga karier Jason terus menjulang dan bisa selalu eksis. (IB02/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: