BerandaIndie Mania
Minggu, 7 Des 2019 13:35

Indonesia Dilanda Tren Komik Digital, Bagaimana Nasib Komik Cetak?

Obrolan Patjar Merah dalam membahas "Indonesia dalam Komik". (Inibaru.id/ Audrian F)

Perkembangan dunia digital juga turut mengubah tren baca komik. Para Pembaca yang dahulu hanya memiliki satu opsi komik berbentuk buku, kini dijejali berbagai bentuk. Lalu seperti apa tanggapan para komikus perihal pergeseran budaya ini?

Inibaru.id - Bentuk komik Indonesia saat ini makin beragam. Perkembangan ini nggak terlepas dari teknologi digital. Hal ini jelas mempengaruhi kondisi perkomikan Indonesia. Melalui gelaran diskusi bertema "Indonesia dalam Komik", Patjar Merah pengin mengungkap bagaimana keadaan komik Indonesia saat ini.

Dalam obrolan di Sooesman Kantoor, Kota Lama, Semarang tersebut hadir komikus yang telah punya reputasi cemerlang seperti Doni Kudjo dari “Kudjo Komik”, Patrick Jonbray, dan yang nggak kalah beken adalah Muhammad “Mice” Mirsad dengan masterpiece-nya “Mice Cartoon”.

Ketiga komikus tersebut bergantian mengutarakan pendapat dan pengalamannya. Mice yang dianggap sebagai senior pun membeberkan perbedaan komik dulu dan sekarang.

“Komik itu sebetulnya juga nggak kalah memiliki bobot literasi yang mumpuni. Cuma kalau sekarang memang lebih menghibur,” ungkap Mice, , Sabtu (30/11) siang.

Muhammad “Mice” Mirsad saat membeberkan pengalamannya selama menjadi komikus. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mice kemudian memunculkan alasan kenapa komik dulu dan sekarang memiliki perbedaan. Dia berpendapat maraknya sensitivitas isu dari masyarakat berpengaruh besar terhadap keleluasaan komikus.

“Sekarang ini mungkin zaman serba terbuka namun dengan keterbukaan ini malah menjadi boomerang. Saya rasa nggak bisa seenjoy zaman dulu. Zaman reformasi saya bikin buku yang penuh satir nggak masalah. Zamannya SBY bikin buku yang nyeleneh dikit 500 halaman juga tenang. Sekarang sedikit saja ada adegan yang kiranya menyinggung saja sudah was-was. Jadi harus serba hati-hati banget. Mungkin itulah alasan kenapa orang banyak bikin komik yang hiburan saja alias main aman,” jelas Mice.

Saat disinggung mengenai banyak platform untuk membagikan karya serta munculnya komik animasi bergerak bakal menyaingi komik konvensional, Patrick Jonbray mengaku nggak terganggu.

Menurutnya semua orang memiliki selera masing-masing. “Karena saya tumbuh di zaman komikus yang sudah menggunakan digital, saya rasa sih enggak ya. Sebetulnya lebih banyak opsi saja antara buku atau lewat media online,” ungkapnya.

Obrolan Pajtar Merah yang membahas "Indonesia dalam Komik" menghadirkan Doni Kudjo, Patrick Jonbray dan Mice Cartoon. (Inibaru.id/ Audrian F)

Begitupula dengan Doni Kudjo, dia pikir pembaca digital akan bergeser dan balik ke buku lagi. Baginya tren itu hanya musiman.

Menariknya, Mice merasa tersaingi namun dia percaya kalau buku akan abadi. Dirinya lantas menganalogikan komik buku dengan Koran. Sebagaimana koran yang terus bertahan meskipun ngos-ngosan, komik pun akan tetap menjadi pilihan. Dalam menghadapi era digital pun, Mice juga mencoba beradaptasi dengan membuat komik via Instagram.

Nah, kamu tertarik jadi komikus? Ada saran lo dari para master ini. Ada baiknya kamu ikut komunitas seperti saran Patrick Jonbray.

“Kalau gabung ke komunitas nanti juga berpengaruh saat kamu posting karyamu. Semakin banyak di-repost semakin banyak pula yang membacanya,” ucap Jonbray.

Jadi begitulah  komik Indonesia dengan berbagai hal yang melingkupinya. Kalau kamu suka komik Indonesia yang mana, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: