BerandaHits
Senin, 24 Mei 2020 16:00

Yuk Kenalan dengan Sarung-Sarung Khas Indonesia!

Sarung, salah satu busana khas yang identik dengan Lebaran di Indonesia. (detik)

Sarung nggak hanya dipakai umat Muslim untuk beribadah. Realitanya, di Indonesia penggunaan sarung erat kaitannya dengan budaya. Lantas, apa sajakah jenis sarung yang ada di Indonesia. Yuk, simak!

Inibaru.id – Ibarat jubah yang identik dengan masyarakat Timur Tengah, sarung sudah menjadi identitas masyarakat Indonesia. Meski sering dikaitkan dengan agama tertentu, penggunaan sarung pada masyarakat Indonesia ini rupanya sudah menjadi tradisi tersendiri. Bahkan, tiap daerah di Indonesia memiliki sarung khas masing-masing.

Sarung biasanya digunakan untuk menutup tubuh bagian bawah. Fungsi lain sarung yakni untuk ibadah salat bagi umat Muslim, menghalau udara dingin, hingga kelengkapan bagi upacara adat yang sakral.

Inibaru.id menyajikan ulasan tentang bermacam-macam sarung khas daerah-daerah di Indonesia nih! Yuk simak!

Sarung Ulos (Sumatera Utara)

Proses membuat sarung ulos. (Okezone/Dewi)

Sarung ulos sangat identik dengan masyarakat suku Batak. Suku yang menempati Sumatera Utara itu memiliki beraneka motif sarung ulos seperti Ulos Mangiring, Ulos Parompa, dan Ulos Bintang Maratur. Tiap motif sarung ulos itu menyimpan makna tersendiri dan biasanya dipakai sesuai maknanya.

Sebagai contoh, Ulos Bintang Maratur biasanya diberikan kepada pasangan yang baru saja melahirkan anak pertama. Motif ulos ini berupa rasi barisan bintang yang beraturan. Hal ini melambangkan orang yang patuh.

Saking identiknya masyarakat Batak dengan kain Ulos, mereka bahkan memiliki tradisi Mangulosi memakaikan sarung ulos pada pesta pernikahan. Prosesi tersebut dilakukan pada pernikahan menggunakan adat Batak dengan melibatkan banyak pihak.

Sarung Tenun Samarinda (Kalimantan Timur)

Contoh penggunaan sarung Samarina. (Twitter/kitkitttin)

Masyarakat Samarinda juga punya sarung khas yakni sarung tenun ikat. Sarung tenun ikat ini diproduksi secara tradisionl menggunakan alat bernama gedokan. Untuk memproduksi satu sarung tenun ikat, pengrajin biasanya membutuhkan waktu dua hingga tiga hari.

Sarung tenun Samarinda ini didominasi dengan motif geometris seperti motif kotak-kotak. Eits, ada juga motif sarung Soeharto dengan motif kotak kecil aneka warna, lo.

Sarung Tenun Goyor (Jawa Tengah)

Sarung tenun goyor khas Pemalang. (Kaskus)

Jawa tengah juga nggak ketinggalan punya sarung khas. Sarung yang merupakan salah satu kerajinan dari Kabupaten Pemalang itu dinamakan sarung tenun Goyor.

Terdapat dua jenis sarung tenun Goyor, yakni Botolan dan Werengan. Motif jenis Botolan lebih banyak seperti motif bintang, kawung, melati, hingga bujur sangkar. Karena motif yang unik dan nilai seni sarung yang tinggi, sarung tenun Goyor asal Pemalang ini sudah terkenal di Timur Tengah, lo!

Sarung Sutera Bugis (Sulawesi Selatan)

Sarung sutera Bugis. (Airfrov)

Sarung Sutera Bugis termasuk dalam pakaian tradisional masyarakat Bugis. Sarung tersebut biasanya dipadupadankan dengan Baju Bodo khas Bugis. Motif sarung Bugis ini berupa kotak-kotak dan garis.\

Dulu, motif sarung menunjukkan status seseorang, yakni masih lajang atau menikah. Sarung Sutera Bugis pernah naik daun saat film Athirah karya Riri Riza diputar di bioskop.

Sarung Tenun Poleng (Bali)

Sarung Poleng khas Bali. (traveloka)

Bila kamu pernah berkunjung ke Bali dan menemukan banyak sarung bermotif kotak berwarna hitam dan putih, itulah Sarung Tenun Poleng. Sarung khas Bali ini biasanya dipakai untuk menyelimuti benda-benda seperti patung atau pohon keramat.

Bagi masyarakat Hindu di Bali, sarung Poleng adalah benda yang sakral. Meski yang lazim digunakan berwarna hitam dan putih, sarung Poleng ini memiliki sejumlah jenis. Sarung yang berwarna hitam dan putih berjenis Rwabhineda; sarung berkelir putih, abu-abu, hitam berjenis Sudhamala. Sementara itu, sarung Poleng berjenis Tridatu berkelir putih, hitam, dan merah.

Nah, banyak kan sarung khas daerah di Indonesia. Kamu sudah menyiapkan sarung apa nih buat Lebaran, Millens? (Cnn/IB03/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024