Inibaru.id – Masyarakat Tanah Air, khususnya Jawa Tengah dikejutkan dengan sebuah iklan property dijual buat WNA di Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Banyak warga lokal yang kemudian khawatir kalau nantinya pulau eksotis yang jadi salah satu destinasi wisata andalan Jawa Tengah ini nantinya dikuasai asing.
Iklan ini berasal dari akun bernama The Startup Island dan melampirkan tautan thestartupisland.com yang menunjukkan proyek properti yang siap dijual bagi para warga negara asing yang ingin tinggal di Karimunjawa. Dalam iklan yang ditulis dalam Bahasa Inggris itu, tertulis jelas harga yang ditawarkan.
“Belilah sebuah rumah di pulau surga, Karimunjawa, Indonesia, hanya dengan 49.500 Euro (sekitar Rp 808 juta). Kami telah menjual 170 dari total 300 hunian dalam delapan bulan terakhir. Di pulau surga ini, rumah-rumah tersebut menghadap langsung ke laut. Anda bisa menjadikannya tempat tinggal atau anda sewakan untuk pemasukan sekitar 8 ribu Euro (sekitar Rp 130 juta) per tahun.”
“Perumahan premium ini memiliki akses langsung ke pantai, beach club, co-working space, pusat kebugaran, lapangan tennis, dan lain-lain,” pungkas iklan di Facebook ini.
Dalam tautan situs yang ditempatkan dalam iklan itu, dijelaskan soal fasilitas yang bisa didapatkan di properti yang dijual ini. Selain itu, ada video pembangunan lokasi properti tersebut.
Kabarnya, yang bikin proyek ini adalah orang-orang yang berasal dari Spanyol. Meski begitu, ada dua orang Indonesia yang dilibatkan dalam proyek ini. Orang Indonesia ini mendirikan PT Levels Hotels Indonesia yang mengaku sudah mendapatkan izin dari pemerintah untuk membangunnya.
Menariknya, akun Twitter @Travel_Jepara sempat mengunggah isu yang sama pada 2021 lalu. Namun, protes soal proyek yang dikhawatirkan bisa membuat warga lokal Karimunjawa justru nanti nggak bisa menikmati pulaunya sendiri karena ada tempat yang dikuasai orang asing ini justru dihapus oleh Facebook. Selain itu, pemilik akun Twitter tersebut mengaku diintimidasi oleh Island Manager proyek ini yang merupakan orang Indonesia.
Protes akun Twitter ini cukup beralasan karena sebenarnya, Karimunjawa berstatus Taman Nasional yang seharusnya jadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA), bukannya jadi tempat dieksploitasi untuk bisnis. Alamnya justru harus dijaga agar tetap alami.
Sejumlah warganet pun langsung memberikan informasi ini ke akun Twitter milik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk segera menindaknya. Hm, kira-kira, apakah proyek ini bakal berlanjut di Karimunjawa nggak, ya? (Sua/IB09/E05)