BerandaHits
Selasa, 2 Jun 2025 15:39

Tren 'The Winner Takes It All', Potret Sedih Pendidikan Indonesia di Masa Kini

Sejumlah contoh tangkapan layan dari tren 'The Winner Takes It All'. (TikTok)

Dalam tren 'The Winner Takes It All', banyak pengguna TikTok yang mengaku mengubur impian kuliah dan akhirnya memutuskan untuk bekerja. Apakah memang semakin sulit bagi orang Indonesia untuk bisa kuliah?

Inibaru.id – Ribuan pengguna akun TikTok meramaikan tren “The Winner Takes It All” semenjak pengumuman seleksi penerimaan mahasiswa di kampus negeri SNBT dirilis pada Rabu (28/5/2025). Meski nama tren tersebut terkesan positif, realitanya, tren ini justru menceritakan kisah sedih bagi mereka yang memutuskan untuk mengubur mimpinya kuliah di perguruan tinggi negeri.

Buat kamu yang nggak tahu, tren ini diungkap anak-anak muda pengguna TikTok yang menceritakan tentang nasib mereka yang memutuskan untuk gap year (istilah untuk menunda masuk kuliah), atau mencari kerja saja.

Kebanyakan sudah memutuskannya bahkan jauh sebelum lulus SMK dan SMA. Tapi, banyak pula yang mengambil keputusan ini justru usai lolos SNBT namun sadar nggak akan bisa membayar UKT dan biaya-biaya kuliah di Indonesia yang memang semakin mahal bagi kalangan kelas menengah ke bawah. Mereka pun memutuskan untuk mengundurkan diri.

Salah satu dari anak-anak muda yang memutuskan untuk gap year tersebut adalah Putra Ramadhan, warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lulus dari salah satu sekolah populer di Kecamatan Bawen, dia mengaku sudah mengambil keputusan ini sejak awal tahun. Kondisi keuangan di keluarganya bikin dia merasa ‘tahu diri’ dan memilih untuk menabung dulu.

“Dari tren di TikTok itu, jadi tahu kalau ternyata yang senasib dengan saya ada banyak. Saya milih untuk kasih kesempatan orang tua bisa masukin adik ke SMA dulu. Tahun depan mungkin giliran saya. Sekarang juga mau kerja di tempat magang kemarin sambil ngumpulin uang, buat ngeringanin biaya kuliah juga nantinya,” ucap laki-laki yang sebenarnya pengin menjadi programmer tersebut pada Senin (2/6/2025).

Contoh salah satu warganet yang mengeluhkan UKT mahal, salah satu alasan banyak warga kalangan menengah ke bawah sulit untuk kuliah. (X/agagnigi)

Putra sendiri masih merasa beruntung karena orang tuanya hanya memintanya sabar menunggu giliran, bukannya benar-benar menutup impiannya masuk kuliah.

“Nggak cuma di tren ‘The Winner Takes It All’, teman sekelas saya pas SMK juga banyak yang bilang orang tuanya mengaku nggak mampu nguliahin dan minta mereka kuliah sambil kerja nantinya. Jadi, sepertinya ini masalah terjadi di mana-mana di seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Putra nggak menampik ada sejumlah beasiswa yang bisa dicari bagi mereka yang tetap berjuang untuk kuliah meski dari kalangan keluarga miskin. Tapi, karena jumlah penerima beasiswa juga terbatas, ditambah banyak persyaratan yang belum tentu bisa dengan mudah dipenuhi, pada akhirnya dia dan banyak temannya memutuskan untuk menahan diri.

Tren “The Winner Takes It All” ini pun semakin membuktikan kalau pendidikan tinggi bukan hal yang mudah digapai masyaraat Indonesia. Pasalnya, menurut informasi yang diungkap Badan Pusat Statistik pada Selasa (4/3/2025) lalu, terungkap bahwa hanya 10,20 persen penduduk di atas 15 tahun di Indonesia yang menyelesaikan pendidikan di level perguruan tinggi.

Sebagian besar hanya mampu menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA (30,85 persen). Sisanya, hanya memiliki ijazah SMP (22,79 persen), dan SD (24.72 persen).

Kita tunggu langkah pemerintah dalam mengatasi sulitnya kalangan menengah ke bawah untuk menggapai pendidikan di level perguruan tinggi. Semoga saja, nggak ada lagi tren “The Winner Takes It All” di kemudian hari. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: