BerandaHits
Kamis, 6 Mei 2020 11:02

Tragis! Nggak Dipulangkan, Jasad WNI ABK Long Xing Dibuang ke Laut

Tiga jasad ABK terpaksa dilarung ke laut lepas. (ngobas)

Empat Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di Kapal Long Xing 629 China meninggal di kapal ketika berlayar. Tiga jasad dilarung ke laut lepas karena kapten kapal takut jika kru yang lain tertular penyakit.

Inibaru,id – Tiga anak buah kapal (ABK) Kapal Long Xing yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal saat berlayar dibuang ke laut. Keputusan pembuangan jasad ini diambil oleh kapten kapal yang nggak mau kru kapal lainnya tertular penyakit.

Salah seorang jasad yang meninggal adalah Al Fattah. Laki-laki asal Enrekang, Sulawesi Selatan ini meninggal karena sakit pada September 2019. Sefri, ABK lain dari Palembang juga meninggal karena sakit. Satu ABK lainnya adalah Ari yang meninggal pada Februari 2020.

"Tiga orang ini yang dibuang di laut," kata Ari Purboyo, Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korea Selatan.

Ari mengungkapkan jika ketiga jasad ini meninggal dengan kondisi tubuh yang membengkak. Sebenarnya, ada satu ABK WNI lain yang meninggal, yakni Effendi Pasaribu. Efendi sempat dirawat di rumah sakit di Korea Selatan. Sayang, nyawanya juga nggak tertolong.

Dari hasil pemeriksaan forensik, diketahui jika Effendi meninggal dunia karena pneumonia atau radang paru-paru. Sebenarnya, ada faktor kekerasan yang ditemukan pada jasad Effendi. Namun, Ari memastikan bahwa bukan itu faktor utama penyebab kematian keempat ABK tersebut.

Ari menyebut para ABK asal Indonesia ini masih menjalankan tugasnya hingga kapal mencapai Korea Selatan. Total, ada 18 ABK yang berangkat dari Indonesia. Sekitar satu tahun lalu, mereka dijemput kapal Long Xing. Sayangnya, tiga ABK kemudian mengalami sakit parah di tengah pelayaran hingga meninggal dunia.

Al Fattah, salah satu ABK yang jasadnya dibuang ke laut. (Rakyatku)

Sebenarnya, Al Fattah dan Sefri sempat dipindahkan ke kapal lain sebelum meninggal. Sebagai contoh, Al Fattah diketahui dipindahkan dari kapal Long Xing 692 ke kapal Long Xing 802.

Dia mengeluh sakit dengan gejala kaki dan wajah bengkak, napas pendek, serta nyeri dada ketika belayar di Laut Samoa. Al Fattah kemudian meninggal setelah dirawat di kapal Long Xing 802. Di kapal inilah jasad korban dibuang ke laut. Kapten kapal mengaku khawatir kru lain tertular penyakit yang diderita Al Fattah. Fakta ini terungkap dalam surat pemberitahuan tentang kabar kematian korban yang diterima oleh keluarga Al Fattah.

Sebanyak 14 ABK lainnya yang masih bertahan akhirnya mendapat pertolongan dan saat ini tinggal di sebuah hotel di Busan, Korea Selatan. Seluruh ABK ini sebenarnya ingin kembali ke Indonesia, namun terkendala masalah biaya.

Ari mengungkapkan jika ada tiga perusahaan yang bertanggung jawab atas keberangkatan para ABK. Perusahaan tersebut adalah PT Lakemba Perkasa Bahari, PT Alfira Perdana Jaya (APJ), dan PT Karunia Bahari.

Sebenarnya, Ari sudah mendiskusikan hal ini dengan perusahaan penanggung jawab para ABK tersebut. Sayangnya, dia belum menemukan solusi untuk memulangkan mreka.

"Sepanjang ini komunikasi kami alot," ucap Ari.

Semoga ABK yang masih bertahan bisa segera kembali ke Indonesia ya, Millens? (Sua/MG29/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024