Inibaru.id - Memaafkan orang yang pernah menyakiti memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika kamu harus kembali percaya kepada orang yang pernah berkhianat. Namun, menyimpan dendam pun bukan hal yang baik. Jadi, daripada pusing memikirkan hal yang bisa menghambat produktifitasmu, mending terapkan 3 tips ini deh, Millens!
Belajar untuk Mengintrospeksi Diri Sendiri
Yap, sebelum membenci orang lain dengan begitu dalam, ada baiknya jika kamu mengintropeksi diri sendiri terlebih dulu. Bisa saja, seseorang yang menyangitimu itu juga pernah kamu sakiti tanpa sengaja. Bisa juga apa yang orang lain lakukan padamu justru buah dari tindakanmu sendiri di masa lalu.
Selain itu, kesalahpahaman karena kurang baiknya komunikasimu dengan orang yang bersangkutan juga bisa memicu masalah yang panjang, lo! So, jangan mudah menyimpulkan sesuatu tanpa klarifikasi ya, Millens! He-he.
Membiasakan Diri untuk Berprasangka Baik
Baik-buruknya keadaan sebenarnya bergantung pada cara pandangmu. Termasuk juga asumsi dan prasangka yang kita sematkan pada sebuah kejadian. Bisa saja kamu menganggap buruk sebuah keadaan, padahal itu baik. Pun sebaliknya, hal yang kamu kira baik ternyata buruk.
Jadi, sebelum membenci sesuatu dan menganggap orang lain berbuat jahat, ada baiknya jika kamu merunut kronologi yang terjadi terhadap sesuatu dengan pikiran jernih. Jadi, nggak bakal ada hal negatif yang menghantui pikiranmu.
Belajar untuk bijak dan realistis
Sebuah hukum alam jika ekspektasimu nggak selalu sama dengan realitas yang ada. Termasuk juga harapanmu terhadap keadaan dan seseorang. Bisa saja rasa kecewamu yang berlarut-larut itu adalah buah dari harapan agar orang melakukan hal yang sama dengan perlakuanmu terhadapnya.
Nah, daripada kamu tenggelam dalam kesedihan yang bercampur benci, lebih baik mulai belajar untuk bijak dan realistis. Termasuk juga bertindak dengan tulus ikhlas tanpa memikirkan apa yang akan kita peroleh setelahnya.
Semoga dari tiga tips di atas kamu bisa kembali percaya bahwa berdamai dengan mereka yang pernah mengkhianatimu bukanlah hal yang mustahil. He-he. Semangat ya, Millens! (IB23/E05)