BerandaHits
Minggu, 23 Sep 2023 21:19

Tips Agar Nggak Tersesat di Labirin Pogung Yogyakarta

Labirin Pogung, bikin banyak orang tersesat di Yogyakarta. (sudutkantin/Ahmad Radhitya Alam)

Mahasiswa perantau di Yogyakarta pasti tahu betul tentang urban legend yang satu ini. Bakal sulit untuk menemukan jalan kalau sudah tersesat di Labirin Pogung. Lantas, harus memakai cara apa ya biar bisa keluar?

Inibaru.id – Warga lokal dan mahasiswa perantau di Yogyakarta pasti akrab betul dengan urban legend yang satu ini. Kalau kamu main di daerah Pogung dan masuk ke dalam gang-gangnya, jangan harap bisa keluar dengan mudah. Saking banyaknya kasus orang tersesat saat masuk di daerah tersebut, sampai-sampai orang Jogja pun menyebutnya sebagai labirin Pogung.

Legenda labirin Pogung semakin menjadi semenjak ojek daring (ojol) menjamur di Tanah Air. Banyak pengemudi ojol yang tersesat di sana saat mengantarkan penumpang atau pesanan orang-orang yang tinggal di sana. Lucunya, banyak juga mahasiswa baru yang nggak bisa pulang ke tempat kosnya di Pogung meski hanya keluar untuk membeli makan atau berangkat kuliah karena kebingungan dengan jalannya.

Betewe, Pogung sebenarnya adalah nama dukuh yang ada di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya ada di dekat kompleks bangunan Universitas Gadjah Mada. O ya, sebenarnya ada Pogung di sana, yaitu Pogung Kidul dan Pogung Lor.

Omong-omong, jangan kira Pogung ini benar-benar seperti labirin ya, Millens? Sebenarnya, “labirin” ini terbentuk karena pada gang-gang kecil yang penuh dengan kos-kosan itu, ada banyak jalan yang diportal. Bagi orang yang nggak biasa lewat, banyaknya jalan yang diportal tentu membuat mereka harus mencari jalan yang nggak biasa mereka lewati dan akhirnya bikin tersesat deh.

Memangnya ada alasan apa kok sampai ada banyak jalan yang diportal di Pogung? Usut punya usut hal ini disebabkan oleh kesepakatan warga saat menyadari semakin banyaknya kos-kosan dibuka di daerah tersebut.

Labirin Pogung di Yogyakarta. (medium.com/datasekitar)

“Buat keamanan dan ketenteraman warga. Soalnya di sini banyak kos-kosan dan kafe. Takutnya kalau nggak diportal banyak suara bising pas malam-malam kalau banyak orang datang. Dengan diportal juga kontrol keamanan lebih mudah dilakukan petugas,” ungkap Ketua RT 18 RW 52 Pogung Rudi sebagaimana dilansir dari Detik, Jumat (22/9/2023).

Dia menyebut pada zaman dulu saat belum banyak jalan yang diportal di Pogung, cukup banyak kasus kriminalitas seperti pencurian atau bahkan pelecehan terhadap perempuan. Bahkan, dulu warga was-was jika menempaatkan sepeda motornya di luar rumah. Nah, berkat adanya pemortalan jalan, kini kasus kriminalitas di sana berkurang drastis.

Terkait dengan banyaknya orang tersesat di labirin Pogung, Rudi menyebut orang-orang yang mengalaminya belum terbiasa dengan jalanan di Pogung. Bagi warga setempat, nggak sulit mencari jalan keluar karena sebenarnya di Pogung sudah ada pembagian blok kampung yang runut sesuai abjad.

“Pedomannya mudah. Semakin ke utara blok-bloknya memakai huruf makin menua. Urutannya jelas, A, B C, D dan seterusnya. Memang, ada yang berupa blok A1, A2, A3, dan lain-lain. Tinggal urutkan saja pasti nggak mudah tersesat,” saran Rudi.

Ternyata begitu ya pedoman agar nggak tersesat di labirin Pogung Yogyakarta. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024