BerandaHits
Kamis, 27 Mar 2024 18:59

Teknologi IoT Bikin Masjid Syeikh Zayed Solo Hemat Air

Dengan teknologi mutakhir, air limbah di Masjid Syeikh Zayed dapat diolah kembali. (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Dengan teknologi Internet of Things (IoT), air bekas wudu tak lagi dibuang begitu saja, melainkan dipergunakan untuk menyiram tanaman. Selain itu, air keran untuk wudu sengaja diseting agar tak terlalu deras sehingga hemat air.

Inibaru.id - Sebagai pusat spiritual yang menarik di Jawa Tengah, Masjid Raya Syeikh Zayed Solo mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan teknologi untuk mengelola air di dalam masjid. Manajemen masjid akan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengelola pasokan air.

Dengan rata-rata kunjungan hampir 40.000 orang per hari pada hari biasa dan mencapai 7.000 – 10.000 orang per hari selama bulan Ramadan, kebutuhan akan air untuk keperluan wudu dan kebutuhan lainnya menjadi sangat tinggi.

Selain menerapkan IoT, manajemen masjid juga akan fokus pada pendidikan mengenai penghematan air. Pada acara Iftar & Festival Ramadan 1445 H di halaman Masjid Raya Syeikh Zayed Solo pada Selasa (26/3/2024), digelar Diskusi Berkah Ramadan dengan tema “Spiritual dan Lingkungan: Air Sebagai Penghubung”. Diskusi ini bertujuan untuk mengedukasi tentang pentingnya lingkungan dan air dengan pendekatan keagamaan.

Direktur Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, Munajat PhD menyatakan, komitmen masjid dalam menjaga lingkungan sekitar, khususnya air. Meskipun sumber air melimpah dari mata air Cokro, Tulung, Klaten, dan sumur masjid, manajemen tetap berupaya mengelola air secara efisien. Keran air untuk wudhu telah diatur sedemikian rupa untuk menghemat penggunaan air.

“Keran air untuk wudu di sini (Masjid Raya Syeikh Zayed Solo) sudah kami seting agar air tidak mengalir dengan cepat, jadi bisa lebih hemat,” kata Munajat.

Dalam rencana pemanfaatan teknologi IoT untuk mengelola air, Munajat menjelaskan bahwa hal itu akan memungkinkan perangkat untuk menyelesaikan tugasnya secara otomatis, sehingga pengelolaan limbah air di masjid dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Air Bekas Wudu Diolah Kembali

Sustainable Development at Danone Aqua Rama Zakaria turut memberikan edukasi terkait penggunaan air di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Selasa (26/3/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Air yang digunakan untuk wudu tidak dibuang begitu saja, tetapi diolah kembali untuk menyirami tanaman di area masjid. Dengan beragam jenis tanaman, termasuk yang disebutkan dalam Alquran dan hadis, manajemen masjid akan menggunakan teknologi IoT untuk penyiraman yang lebih efektif dan efisien.

Pemanfaatan air secara bijak juga menjadi fokus pendidikan bagi jemaah Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, yang jumlahnya mencapai ribuan orang per hari. Program Diskusi Berkah Ramadan yang membahas isu lingkungan dan air ini sejalan dengan komitmen masjid selama ini.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Abdul Aziz menekankan pentingnya penggunaan air secara bijak dalam Islam. Karena air merupakan elemen penting dalam ibadah, umat Islam diharapkan menggunakan air dengan hemat. Isu lingkungan dan air juga diperjuangkan secara nasional melalui program Ecomasjid oleh MUI.

“Tinggal dijumlahkan saja ada berapa ribu orang yang wudu dalam sehari di masjid ini, misalnya, dan berapa liter air yang dibutuhkan,” kata dia.

Sementara itu, Rama Zakaria dari AQUA Klaten menyambut baik kolaborasi dalam pendidikan lingkungan dan air di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo. Dengan perhitungan penggunaan air untuk wudu, Rama menekankan perlunya upaya bersama untuk menjaga sumber daya alam yang penting ini.

Sebagai perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK), AQUA Klaten ingin turut serta dalam edukasi moral keagamaan para pengunjung masjid tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya air. Melalui upaya ini, mereka berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.

“Kami berbagi cerita atas apa yang sudah kami lakukan dalam melestarikan air dan menyelaraskan diri dengan lingkungan. Dan kami mendapati di sini bahwa upaya-upaya kami tersebut diperkuat dari sisi keagamaan, terima kasih untuk memperkaya pengetahuan ini,” tutur Rama.

Semoga teknologi ini bisa diterapkan di masjid-masjid lainnya ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024