Inibaru.id – Kepulangan Eva Malini ke kampung halamannya di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dua bulan lalu membuatnya girang bukan kepalang. Sudah lebih dari sewindu ibu satu anak itu tidak “pulang”. Selain rindu, yang membuatnya senang adalah karena desa ini sudah jauh berbenah.
Masih lekang dalam ingatan Eva muda ketika Wangen hanya menjadi daerah penyokong saat desa-desa di Polanharjo dan Tulung, kecamatan di sebelahnya, mulai menapaki kemasyhuran karena objek wisata airnya. Sebutlah misalnya Umbul Ponggok, Umbul Manten, Mata Air Cokro, dan Umbul Besuki.
Namun, Desa Wangen kini sudah punya Kali Pusur sebagai daya tarik wisatanya. Terakhir berkunjung, Eva mendapati banyak aktivitas berwisata air yang bisa dilakukan di sana, mulai dari river tubing, susur sungai, hingga menikmati senja sembari mengudap kuliner kekinian di tepi sungai yang sedekade lalu mungkin nggak dilirik karena dipenuhi sampah tersebut.
“Kali Pusur ini sebetulnya potensial seperti Serayu di Wonosobo, sayangnya dulu kotor dan sempit. Tapi sekarang sudah bagus, kok!” ungkap perempuan 37 tahun itu saat dihubungi Inibaru.id belum lama ini.
Urat Nadi Warga Klaten
Sedikit informasi, Kali Pusur adalah urat nadi warga Klaten yang membentang sepanjang 36,8 kilometer. Sungai ini merupakan anak sungai Bengawan Solo yang berhulu di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, dan berhilir di Desa Boto (Kecamatan Wonosari) dan Serenan (Kecamatan Juwiring), Klaten.
Belasan bahkan puluhan tahun lalu, sungai ini telah menjadi “tempat sampah” massal hingga mengakibatkan masalah kesehatan warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) tersebut. Barulah sekitar 2012, Kali Pusur mengalami pembenahan di sejumlah titik.
Perbaikan Kali Pusur tidak lepas dari aksi kolektif berbagai unsur masyarakat yang tergabung dalam Pusur Institute; yang berkolaborasi dengan PT Tirta Investama Klaten, pabrik air mineral Danone-AQUA yang telah berdiri di Desa Wangen sejak 2002.
Pusur Institute adalah forum multisektor yang beranggotakan lembaga pemerintah, LSM, perguruan tinggi, pengusaha swasta dan BUMD, kelompok petani, sukarelawan, dan tokoh masyarakat yang peduli akan kelestarian air di sekitar wilayah Kali Pusur.
Konservasi Sumber Daya Air Sub-DAS Pusur
Aksi Pusur Institute sejalan dengan program Danone-AQUA untuk melakukan konservasi sumber daya air di Sub-Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur demi keberlanjutan serta pemenuhan kebutuhan air di sepanjang sungai tersebut, termasuk mitigasi bencana alam seperti banjir, longsor, serta kekeringan.
Konservasi ini tersebar di kawasan hulu, tengah, dan hilir, dari Boyolali hingga Klaten. Untuk kawasan hulu, konservasi dilakukan dengan penanaman 141.041 pohon mahoni, suren, sengon, cengkih, durian, kakao, dan bambu di Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo; serta penanaman pohon keras seperti 1.500 bibit kopi di Desa Sangup dan 2.000 bibit di Desa Mriyan, Tamansari, Boyolali.
Suwandi, Kepala Desa Mriyan mengatakan, kopi sengaja dipilih lantaran selain untuk kepentingan konservasi, tanaman tersebut juga turut berkontribusi terhadap perekonomian warga. Namun, agar tidak menggerus lahan yang sudah ditanami sayuran, kopi ditanam di tepi ladang sebagai pembatas.
“Masyarakat di sini sudah merasakan manfaatnya dalam beberapa tahun terakhir. Selain diambil manfaatnya, tanaman ini menghindarkan warga dari bencana alam, misalnya tanah longsor,” tuturnya.
Aspek Sosial dan Lingkungan
Sustainable Development Manager Danone-AQUA Rama Zakaria dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan, pengembangan di Tamansari sebagai kecamatan konservasi sesuai dengan upaya yang dilakukan Danone-AQUA untuk wilayah hulu DAS Pusur.
“Tamansari merupakan kawasan yang menjadi percontohan atau model bagi desa lain di sekitarnya dalam mengembangkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam aspek sosial dan lingkungan,” terangnya.
Secara keseluruhan, Sub-DAS Pusur berbatasan langsung dengan 49 desa yang melewati enam kecamatan, yakni Musuk dan Tamansari di Boyolali, Tulung, Polanharjo, Delanggu, dan Juwiring di Klaten. Rama mengatakan, tujuan dari program ini adalah untuk menjadi living library atau perpustakaan hidup.
“Kerja sama Danone-AQUA dengan Pusur Institute ini menjadi program pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir, sekaligus menunjang kebutuhan air di wilayah sekitar Kali Pusur,” tandasnya.
Revitalisasi Sub-DAS Pusur yang telah dilakukan oleh Danone-AQUA dengan Pusur Instite kini telah mulai membuahkan hasil, salah satunya dengan kian besarnya potensi wisata air di Kali Pusur yang dampak positifnya bisa dinikmati secara langsung oleh masyarakat. Keren! (Galih PL/E10)