BerandaHits
Rabu, 22 Agu 2023 09:33

Tak Semua Ultra Processed Food (UPF) Buruk bagi Kesehatan

Ilustrasi: UPF adalah makanan yang sudah diproses serta ditambah zat aditif, seperti pewarna buatan, gula, garam, perisa buatan, lemak, dan lainnya. (Antara/Pexels/Laura James)

Nggak semua makanan olahan itu buruk bagi kesehatan. Ada makanan yang justru bertambah nilai gizinya setelah melalui tahap pemrosesan.

Inibaru.id - Ada yang bilang, mengonsumsi bahan makanan dengan sedikit tahap pengolahan lebih sehat ketimbang makanan yang mengalami beberapa step pengolahan atau yang populer dengan sebutan ultra processed food (UPF). Meski anggapan tersebut benar, tapi perlu kamu tahu, nggak semua UPF itu nggak sehat, lo.

Seorang pakar sekaligus Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) Purwayitno mengatakan UPF memiliki manfaat yang berguna bagi kita. Buat kamu yang belum tahu, UPF adalah makanan yang sudah diproses serta diberi tambahan zat aditif seperti pewarna buatan, gula, garam, perisa buatan, lemak, dan lainnya.

"Masalahnya adalah ketika ultra processed food dinilai paling tidak sehat, padahal belum tentu," kata Purwiyatno kepada media.

Selain diproses untuk menjadikannya lebih lezat, proses pengolahan UPF menjadikan makanan bisa lebih awet dan tahan lama, serta praktis dan enak untuk dikonsumsi.

Ya, setiap hari kita nggak bisa terus-terusan memetik sayur di kebun dan meminum susu langsung dari sapi, kan? Oleh karena itu, sebagian makanan yang kita makan diproses secara teknis. Nah, nggak semua pemrosesan makanan tersebut buruk.

Misal, pengolahan susu menjadi yogurt atau gandum yang diolah menjadi roti merupakan contoh pemrosesan makanan sederhana yang tetap memiliki kandungan gizi. UPF juga dapat diperkaya dengan micronutrients dan asam amino yang dapat dikonsumsi tubuh dengan mudah. Proses ini juga lazim dikenal dengan proses fortifikasi.

Fortifikasi Makanan

Ilustrasi: Roti gandum merupakan contoh makanan dengan pemrosesan sederhana yang tetap memiliki kandungan gizi. (kingarthurflour)

FYI aja nih, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengalami masalah kekurangan gizi mikro seperti zat besi, asam folat, atau vitamin A karena kemiskinan. Mereka nggak mampu mendapatkan makanan sehat dengan mudah.

Oleh sebab itu, fortifikasi pangan atau penambahan zat gizi tertentu ke dalam makanan dapat membantu masyarakat dari kekurangan gizi. Beberapa makanan yang diproses fortifikasi dengan penambahan vitamin dan mineral mampu menggantikan kebutuhan nutrisi yang hilang selama proses pengolahan, seperti zat besi, kalsium dan vitamin D.

Menurut peneliti Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRTPP BRIN) Ardiba Rakhmi Sefrienda, ada kemungkinan zat gizi yang terkandung dalam pangan hilang atau rusak pada saat proses pembuatan atau pengolahan. Selain itu, ada beberapa makanan yang memang jumlah kandungan gizinya kurang.

“Untuk itu perlu fortifikasi demi mempertahankan dan meningkatkan kualitas gizi makanan pada total asupan konsumsi pada kelompok, komunitas, atau populasi tertentu," papar Ardiba seperti dikutip dari laman BRIN.

Menurut dia, ada banyak bahan pangan yang dapat difortifikasi misalnya garam, susu, beras, margarin, mi instan, dan bubur bayi. Fortifikasi tersebut nggak mengubah warna maupun rasa pada produk sehingga dapat membantu perbaikan gizi masyarakat.

Jadi, mulai sekarang, jangan menganggap semua makanan olahan yang beredar di pasaran itu nggak sehat, ya! Mereka tetap mengandung gizi karena telah melalui tahap fortifikasi. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: