BerandaHits
Jumat, 8 Agu 2024 09:41

Tak Perlu Meminta Maaf, Eko Yuli Irawan!

Eko Yuli Irawan gagal meraih medali pada Olimpiade Paris 2024. (Vidio)

Eko Yuli Irawan meminta maaf karena pada Olimpiade kelimanya, dia nggak meraih satu pun medali. Tapi, sebenarnya dengan semua prestasi yang dia torehkan dalam belasan tahun belakangan, dia nggak perlu meminta maaf.

Inibaru.id – Setelah badminton hanya bisa mempersembahkan satu perunggu, satu demi satu andalan Indonesia untuk meraih medali di Olimpiade Paris 2024 juga berguguran. Di nomor panjat tebing putri, dua andalan Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Salsabilah secara dramatis gagal mendapatkan medali. Legenda angkat besi Eko Yuli Irawan juga mengalami nasib serupa.

Bertanding di South Paris Arena 6 pada Rabu (7/8/2024), Eko Yuli sempat mengalami cedera pinggang sehingga nggak bisa mengangkat beban 165 kilogram. Di olimpiade kelimanya, Eko Yuli pun nggak mampu meraih medali untuk kali pertama.

Dalam wawancara yang diungkap NOC Indonesia, Eko Yuli mengaku tampil dengan kondisi nggak 100 persen. Ternyata, cedera yang dia alami belum benar-benar pulih.

“Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Saya tampil dengan kondisi yang nggak 100 persen. Cedera kaki saya belum sembuh tuntas. Lutut sudah dari tahun lalu, kalau yang paha kanan baru sebulan lalu,” ungkapnya pada Rabu (7/8) waktu Paris.

Wajar jika Eko Yuli meminta maaf karena biasanya dia mampir ke podium pada empat olimpiade sebelumnya. Tapi, jika ditelaah lebih jauh, sebenarnya dia nggak perlu meminta maaf. Apa yang dia persembahkan semenjak membawa nama Indonesia di berbagai ajang internasional belasan tahun yang lalu terlalu besar jika dibandingkan dengan apa yang dia raih pada olimpiade kali ini.

Selain medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, Eko Yuli mempersembahkan perak di Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020. Belum lagi dengan tujuh media emas SEA Games yang dia dapatkan sejak 2007 dan satu medali emas Asian Games 2018. Ditambah dengan medali emas pada Kejuaraan Dunia Ashgabat 2018, prestasinya sangatlah gemilang.

Eko Yuli Irawan saat kali pertama meraih medali olimpiade pada Olimpiade Beijing 2008. (X/BadmintonTalk)

Yang perlu meminta maaf barangkali adalah pemerintah karena belum benar-benar total mendukung kepengurusan angkat besi Indonesia. Bagaimana nggak, dengan catatan rutin mengirim atletnya ke podium Olimpiade berkali-kali semenjak mendiang legenda Lisa Rumbewas di Olimpiade Sydney 2000, penanganan bagi atlet angkat besi masih belum maksimal. Nggak percaya? Kita baca kembali pernyataan Eko Yuli terkait cederanya yang masih belum benar-benar pulih namun sudah harus bertanding.

Lebih dari itu, sebenarnya Eko Yuli sudah memasuki usia pensiun atlet. Seharusnya, sudah ada penerusnya yang siap untuk bersaing di level tertinggi kompetisi angkat besi dunia. Kita nggak bisa terus memberikan beban terlalu berat kepada seorang legenda yang sudah memberikan segalanya.

Yap, angkat besi, bersama dengan panjat tebing, dan belakangan ini panahan, sebenarnya bisa jadi cabang-cabang olahraga lain yang dijadikan tumpuan meraih prestasi Indonesia di kejuaraan-kejuaraan dunia.

Selagi prestasi bulutangkis Indonesia menurun karena juga mengalami masalah yang sama, yaitu salah urus, ada baiknya pemerintah lewat Kemenpora juga mulai memberikan perhatian lebih terhadap cabang-cabang olahraga tersebut dan menelurkan atlet-atlet hebat penerus Eko Yuli, Diananda Choirunisa, dan Aries Susanti.

Kita mungkin nggak akan bisa lagi melihat Eko Yuli Irawan di olimpiade berikutnya. Semua orang juga menyayangkan sang legenda nggak bisa menutup karier gemilangnya dengan medali. Tapi, sekali lagi, dia nggak perlu meminta maaf. Di setiap jengkal negeri ini, Eko Yuli Irawan akan terus dianggap sebagai pahlawan. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: