Inibaru.id – Idulfitri jadi momen yang ditunggu mahasiswa muslim yang merantau jauh untuk kembali pulang ke rumah dan merayakannya bersama keluarga. Membayangkan menikmati hidangan khas Lebaran dan melepas rindu mungkin selalu terngiang sepanjang perjalan menuju ke rumah. Sayangnya, momen tersebut harus pupus akibat pandemi yang kini melanda.
Ya, akibat pandemi ini, masyarakat tak bisa bepergian dengan mudah. Hal ini pula yang disadari oleh mahasiswa yang merantau ke Kota Semarang. Salah satunya adalah Muhammad Ikbal, mahasiswa pascasarjana di kampus Islam di Semarang ini masih saya temui di rumah kosnya sekitar dua minggu sebelum Lebaran.
“Nggak ada rencana untuk pulang karena keadaannya kayak gini,” tutur lelaki asal Riau ini.
Selain takut menjadi carrier virus bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, lelaki ini juga mengaku bahwa dirinya juga sudah terbiasa jauh dari rumah.
“Bukan masalah yang besar sih, dari tamat SD sudah biasa nggak di rumah karena tingggal di pondok 6 tahun dan nyambung kuliah di sini,” pungkasnya.
Selain Ikbal, ada pula Marlenoe Alfyja yang juga berasal dari propinsi yang sama. Dirinya yang menjadi mahasiswa di Kota Semarang sejak 2016 ini mengaku sudah terbiasa merayakan Lebaran tanpa keluarga di kampung. Mahasiswa jurusan Tafsir hadist ini mengaku bahwa Lebaran tanpa mudik merupakan hal yang biasa bagi anak rantau.
“Selama 4 tahun di sini, cuma tahun pertama Lebaran di sana. Selebihnya di sini,” ungkapnya tegar.
Selain mereka berdua, ada pula Anis Alfian Fitriani, mahasiswa pascasarjana asal Sorong, Papua Barat. Perempuan yang merantau ke Kota Semarang sejak 2018 ini mengaku kalau kali ini menjadi Lebaran keduanya yang dirayakan tanpa keluarga di rumah.
“Tahun pertama pulang ini juga nggak pulang. Tapi tahun lalu nggak pulang, tahun ini juga nggak pulang,” ungkapnya.
Tak Bisa Tahan Tangis
Walaupun Anis bisa disebut perantauan baru, tapi dia mencoba terbiasa untuk tak mudik saat Lebaran. Perempuan ini bercerita tahun lalu menjadi Idulfitri yang penuh hari karena kali pertama dirinya tak pulang.
“Jelas sampai nangis karena kemarin pertama kali (merayakan lebaran di rantau)” ungkap mahasiswa pendidikan IPA ini.
Hal serupa juga diungkapkan Ikbal. Dia mengaku berkumpul dengan orang tua dan 11 saudara merupakan momen langka yang hanya bisa dilakukan saat Lebaran.
“Pasti menangis, biasanya kumpul karena saya 12 bersaudara,” aku mahasiswa ilmu falak ini.
Tapi bagaimanapun, menunda kepulangan bagi mereka adalah hal yang terbaik meskipun keluarga berharap bisa berkumpul dengan anaknya di hari raya. Mereka juga mengimbau untuk para perantau khususnya mahasiswa yang belum terlanjur pulang agar tak mudik.
“Jangan mudik, kita jangan sampai membawa risiko. Mendingan tetap di kosan atau di manapun itu, jangan mudik dulu, tahan-tahan dulu rindunya,” tutup Anis.
Buatmu yang belum terlanjur mudik, yuk tahan sejenak rindumu! (Zulfa Anisah/E05)