BerandaHits
Rabu, 23 Jan 2024 15:46

Sudah 1,2 Juta Bayi Baru Lahir Jalani Skrining Hipotiroid Kongenital

Ada 1,2 juta bayi baru lahir yang telah melakukan pemeriksaan hormon tiroid. (via Alodokter)

Indonesia menjadi salah satu negara yang diwawancarai Commission for Social Development atas prestasinya meningkatkan jumlah pemeriksaan hormon tiroid pada bayi baru lahir. Hingga akhir 2023, ada 1,2 juta bayi baru lahir yang menjalani pemeriksaan ini.

Inibaru.id – Untuk tumbuh kembang yang optimal, kesehatan seseorang perlu diperhatikan sedini mungkin. Karena itu, pemerintah terus menggencarkan kegiatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2023, sudah sebanyak 1,2 juta bayi yang diperiksa.

Rupanya, pencapaian ini "tercium" oleh Commission for Social Development Badan penasihat PBB yang bertanggung jawab atas pilar pembangunan sosial global. Negara kita diundang untuk melakukan wawancara. Hasil wawancara ini bakal dirilis di sesi ke-62 pada 5-14 Februari nanti di UN Head Quarter, New York.

Etapi, apa sih Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) itu?

Jadi, SHK merupakan uji saring yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir, Millens. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang mengalami gangguan hormon tiroid. Harapannya, bayi bisa mendapatkan pengobatan dengan cepat dan nggak berdampak serius pada tumbuh kembangnya.

Darah dari tumit bayi akan diambil 2-3 tetes oleh petugas kesehatan. Syarat usia bayi yaitu 48-72 jam. Jika usianya lebih dari 72 jam, dikhawatirkan akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sifatnya permanen.

Indonesia menjadi salah satu negara yang diundang untuk melakukan wawancara dengan PBB atas keberhasilannya meningkatkan jumlah SHK pada bayi baru lahir. (dok. Kemenkes)

Intinya, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sejak dini sangatlah penting untuk mencegah kelainan bahkan kematian pada bayi. Syukurlah, jumlah bayi yang telah menjalani pemeriksaan ini semakin meningkat.

“Terima kasih kepada semua stakeholder yang telah terlibat, mulai dari puskesmas, Prof Aman Pulungan, rumah sakit, dokter spesialis anak dan IDAI, karena jumlahnya terus meningkat,” kata Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, Minggu (21/1) di Jakarta.

Dijelaskan Menkes, jumlah tersebut didapat dari cakupan pemeriksaan mingguan yang terus meningkat. Selama tiga bulan terakhir, ada 60 ribu bayi yang telah menjalani pemeriksaan ini.

Kalau dijumlahkan selama setahun, sebanyak 1,2 juta bayi baru lahir tercatat sudah mendapatkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

“Kita mulai dari 1.000 sampai 2.000 anak per minggu, kemudian naik lagi dan dalam 3 bulan terakhir sudah konsisten di angka 60 ribu. Kalau dijumlahkan angkanya sudah 1,2 juta mendekati 1,3 juta bayi yang diperiksa,” terang Menkes.

Menkes menguraikan, jika kita bisa konsisten di angka 60 ribu bayi saja, dalam waktu satu tahun sudah 3 juta anak diperiksa.

Dia juga menekankan bahwa pemeriksaan hormon tiroid ini dapat mencegah kelainan bawaan dan kematian pada bayi baru lahir.

“Saya harapkan dengan kecepatan yang sudah di angka 60 ribu, tahun ini bisa ditingkatkan lagi,” harap Menkes.

Nah untuk mewujudkannya, Menkes Budi mengungkapkan Kementerian Kesehatan telah menyusun sejumlah strategi cakupan nasional skrining kesehatan pada bayi baru lahir semakin banyak.

Strategi pertama, memperluas fasilitas laboratorium kesehatan masyarakat, berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dan merampingkan transportasi sampel penyaringan agar lebih cepat dan lebih efisien.

Kedua, pihaknya akan membangun dan memperkuat sistem kesehatan primer di setiap wilayah. Caranya dengan melengkapi fasyankes dengan infrastruktur kesehatan yang modern, meningkatkan layanan ibu dan bayi di fasilitas kesehatan publik dan swasta, serta memastikan perawatan komprehensif di pada ibu dan bayi baru lahir.

Ketiga, yang nggak kalah penting, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan pada bayi baru lahir ini.

“Kalau mau bayinya sehat, usianya panjang, dan anaknya pintar, begitu bayi baru lahir mintalah skrining kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, gratis,” kata Menkes Budi.

Semoga makin banyak bayi baru lahir yang menjalani pemeriksaan ini sehingga pertumbuhan dan kesehatan mereka optimal ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024