BerandaHits
Selasa, 26 Feb 2018 13:35

Startup di Mata Masyarakat

Bersiaplah menyambut restoran digital. (Liputan6.com)

Sejak startup mulai digaungkan Presiden RI pada 2016, sejumlah pihak berbondong-bondong mendirikan startup. Namun, bagaimana sih tanggapan masyarakat tentang bisnis rintisan ini?

Inibaru.id – Digitalisasi di Indonesia terasa semakin masif. Pelbagai lini telah dipengaruhi digitalisasi. Mulai dari transportasi daring hingga belanja daring sudah akrab dengan masyarakat Indonesia. Digitalisasi itu pun membawa perubahan dalam hal lapangan pekerjaan.

Masuknya era digital di Indonesia menginisasi pelbagai pihak untuk berbondong-bondong mendirikan startup. Sebanyak 1.715 startup tumbuh dan berkembang di Indonesia. Jumlah itu mengantarkan Indonesia menjadi negara ASEAN yang paling banyak memiliki startup.

Sejumlah orang bahkan rela melepas pekerjaannya untuk mendirikan startup. Salah satunya founder Tumbas.in, Bayu Mahendra Saubig yang berhenti menjadi arsitek dan beralih menggagas startup.

“Sebelum membuat Tumbas.in saya dulu jadi arsitek, tapi kemudian saya tertarik untuk berbisnis di dunia startup,” ujar Bayu saat ditemui di kantornya.

Berawal dari keprihatinannya terhadap pasar tradisional yang mulai sepi, Bayu kemudian menciptakan Tumbas.in. Aplikasi ini membantu masyarakat untuk berbelanja sayur dan lauk pauk di pasar tradisional. Masyarakat hanya tinggal menunggu di rumah untuk mendapatkan kebutuhan itu.

Baca juga:
Banting Tulang Hidupi Bisnis Startup
Mengintip Perjalanan Startup di Indonesia

Bayu melihat adanya peluang pada sektor tersebut. Laki-laki kelahiran Medan ini kemudian bekerja sama dengan ketiga temannya untuk menciptakan Tumbas.in. Masa awal pendirian Tumbas.in Bayu sempat ditentang orang tuanya.

“Dulu orang tua sempat menentang saya buat mendirikan startup soalnya kan nggak ada jaminan ke depannya gimana. Apalagi saya sudah berkeluarga jadi semakin banyak kebutuhannya,” ungkap Bayu.

Bayu kemudian menjelaskan kepada orang tuanya tentang rencananya itu. Perlahan orang tua Bayu mendukung keputusannya.

Berbeda dengan Bayu, co-founder Madhang.id, Maulana Bayu Samudro justru didukung orang tuanya.

“Keluarga sangat mendukung keputusan saya untuk berbisnis startup,” ujar laki-laki yang juga kerap disapa Bayu itu.

Bayu mendirikan Madhang.id bersama dengan beberapa temannya termasuk anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Aplikasi besutannya memfasilitasi ibu rumah tangga dan UMKM menengah ke bawah untuk berbisnis kuliner di rumah masing-masing.

Hal yang sama juga diungkapkan co-founder Tumbas. in, Muhammad Fuad Hasbi. Laki-laki yang kerap disapa Fuad ini didukung keluarga atas bisnis startup yang ia geluti.

“Orang tua sih setuju saja dengan apa yang saya lakukan selagi itu baik,” tutur laki-laki asal Palopo, Sulawesi Selatan ini.

Mahasiswa Universitas Diponegoro ini juga mengungkapkan keluarganya justru bangga karena dia sudah bekerja meskipun masih aktif sebagai mahasiswa. Kendati demikian, Fuad dipesan untuk segera menuntaskan kuliahnya. Hal serupa juga disampaikan orang tua Bayu, co-founder Madhang.id yang saat ini masih berstatus mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Respons beragam juga ditunjukkan masyarakat berkait dengan bisnis startup yang kian marak di Indonesia. Sebagian masyarakat tertarik menekuni bidang ini dan bekerja di bawah bisnis startup.

“Aku lebih memilih bekerja di startup dibanding dengan korporasi soalnya menurutku kerjanya lebih segar dan kreatif gitu sih, apalagi aku fresh graduate,” ujar Roqibul Maghfirotun Nisak, lulusan salah satu universitas negeri di Semarang ini.

Ninis, panggilan akrabnya, mengaku nggak khawatir bila harus bergabung dengan dunia startup. Dia mengungkapkan kecenderungan startup yang kreatif sepadan dengan kegemarannya menambah pengalaman di bidang kreatif. Soal gaji, Ninis mengaku nggak terlalu mengambil pusing.

Baca juga:
Coworking Space, Tempat Pengganti Kantor yang Asik
Dulu Nggak Ada, Profesi Kekinian Ini Sekarang Banyak Dicari

Respons berbeda ditunjukkan Dhea Rizka Noor Aliefta. Gadis asli Semarang ini mengaku lebih suka bekerja di perusahaan korporasi. Arah perusahaan korporasi yang lebih stabil membuat Dhea memilih bekerja di jalur ini.

“Kalau startup aku masih pikir ulang soalnya belum tahu ke depannya bakal lebih besar atau nggak,” ujar perempuan berkerudung ini.

Wah, ternyata beragam juga ya respons masyarakat tentang bisnis startup. Sebagian masyarakat mendukung keberlangsungan bisnis ini, tapi ada pula yang enggan bertaruh dengan bisnis startup yang lagi moncer saat ini. Ada yang tertarik berbisnis startup? (IF/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: