Inibaru.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan mendorong Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) unuk menggunakan bahan baku nonindustri dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan melibatkan UMKM serta Koperasi Merah Putih di tingkat kelurahan.
Tujuannya adalah untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Hal ini dia sampaikan saat mengecek kondisi SPPG Mijen Jatibarang 2 di Jalan Raya Kaligetas, Kota Semarang, Jumat (19/12/2025) pagi.
"Kami datang ke sini untuk memastikan SPPG telah memenuhi standar gizi, termasuk sudah ada SLHS-nya," ujar Zulkifli kepada Inibaru.id. "Yang paling penting, menjamin keamanan pangan sehingga makanan yang disajikan aman."
Selain untuk para pelajar, dia mengatakan bahwa SPPG juga menyajikan menu makanan bagi tiga kelompok lainnya, yakni balita serta ibu hamil dan menyusui. Program unggulan tersebut perlu mendapat pengawasan ketat karena bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Saat ini tercatat sebanyak 18.000 SPPG telah beroperasi di seluruh Indonesia, termasuk di Jateng. Fokus pemerintah saat ini tinggal menyiapkan SPPG untuk daerah-daerah tertinggal.
"Jumlah penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) per hari ini telah mencapai lebih dari 50 juta orang. Kami menargetkan jumlah tersebut meningkat menjadi 82,9 juta penerima pada Maret," ungkapnya.
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
Program MBG ini juga diharapkan menjadi gerakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Zulkifli meminta SPPG nggak mengambil bahan baku berskala besar dari industri, melainkan menyerap pasokan dari usaha rumahan, UMKM, serta Koperasi Merah Putih di tingkat kelurahan.
"Nanti, supplier atau maksudnya bahan bakunya, sudah kami atur tata kelolanya agar menimbulkan dampak ekonomi kerakyatan," imbuhnya. "Pasokan harus berasal dari koperasi kelurahan, badan usaha milik desa, atau usaha-usaha rakyat di sekitar, sehingga ekonomi setempat bisa tumbuh".
Dia menambahkan skema tersebut membuka ruang keterlibatan langsung masyarakat di sekitar SPPG, mulai dari budi daya sayur dan buah hingga perikanan serta berbagai usaha pangan lainnya.
"(Masyarakat) bisa menanam sayur, buah, mengelola tambak, dan lain-lain. Dengan begitu, ekonomi rakyat bisa berkembang dengan baik," terangnya.
MBG untuk Pelajar Libur
Memasuki masa pembelajaran akhir, penyaluran MBG di sekolah akan dihentikan untuk sementara waktu Namun, kata Zulkifli, layanan SPPG masih akan beroperasi. Mereka akan menyediakan MBG dengan sasaran utama kelompok lainnya di posyandu.
"(Libur sekolah) penyaluran MBG di SPPG ke Posyandu," paparnya.
Terpisah, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengaku belum mengetahui secara pasti mekanisme penyaluran MBG selama masa libur sekolah. Namun, dia memastikan SPPG masih melayani kebutuhan gizi kelompok sasaran lainnya seperti ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita.
"Untuk penyaluran bagi ibu hamil dan lainnya masih ada. Tapi untuk anak sekolah kami belum tahu, nanti akan kami tanyakan," tukas Taj Yasin.
Dengan cakupan yang terus diperluas, publik kini menanti satu jawaban: apakah program MBG benar-benar menjawab kebutuhan gizi masyarakat di tingkat akar rumput? (Sundara/E10)
