Inibaru.id - Jasa titip untuk beberapa hal memang sangat membantu kita ya? Tapi, di dunia kesehatan, ada juga jasa titip, lo. Produk yang jadi komoditas jasa titip dari luar negeri itu adalah obat. Kini, fenomena itu sedang marak dan menjadi sorotan.
Hal itu berawal dari laporan Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Konon, maraknya jastip obat itu disebabkan karena harga obat lebih murah ketimbang yang dijual di dalam negeri.
Tapi, perlu kamu tahu, murahnya harga obat dari luar negeri itu nggak menjamin kualitas produknya sama atau lebih baik. Oleh karena itu Kemenkes mengimbau kepada masyarakat untuk nggak membeli produk obat jastip dari luar negeri.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengemukakan empat alasan kenapa kamu sebaiknya nggak membeli obat melalui jastip.
Tak Ada Jaminan Keamanan
Nadia mengatakan, obat yang dibeli secara jastip nggak ada jaminan keamanannya. Bisa jadi obat itu palsu dan nggak ada yang bisa dimintai tanggung jawab di kemudian hari.
"Pak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah menyatakan hati-hati, siapa yang tanggung keamanannya, siapa yang tahu obat itu ternyata palsu, dan lainnya," kata Nadia.
Ilegal
Menurut Nadia, obat jastip tergolong sebagai obat ilegal karena nggak ada jaminan kemanan dan nggak memberikan pajak resmi dari pemerintah. Karena nggak dipajaki, fenomena jastip muncul. Kenapa? Karena obat yang dari luar negeri dianggap lebih murah. Selain itu obat tersebut memang nggak tersedia di dalam negeri.
Untuk Kebutuhan Pribadi
Nadia melanjutkan, obat dari luar negeri pada dasarnya boleh dikonsumsi dengan ketentuan memenuhi kebutuhan dari pembelinya atau kepentingan pribadi.
"Obat boleh untuk kepentingan sendiri, bukan jastip. Walau harus hati-hati karena tidak ada yang tahu, kalau dibawa orang lain, jualan gak sih?" ujarnya.
Belum Diatur
Nadia mengatakan, transaksi jastip obat dari luar negeri ke Medan jauh lebih murah sekitar 5%-15%. Salah satu obat yang banyak dibeli dari luar negeri adalah obat pemulihan kanker karena di Indonesia masih sangat terbatas.
"Contohnya, Yayasan Kanker yang banyak mengurus anak dengan kanker, boleh gak sih dia mendaftarkan obat ini bisa masuk. Nah itu belum (di Indonesia)," pungkasnya.
Itu dia risiko-risiko jika kamu nekad membeli obat dengan metode jastip dari luar negeri, Millens. Ya, terlalu berbahaya karena nggak ada jaminan dari siapapun. (Siti Khatijah/E05)
Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Komentari Jastip Obat, Ini Empat Peringatan Kemenkes.