BerandaHits
Jumat, 29 Jul 2021 14:24

Sebelum Rupiah, Indonesia Pakai Mata Uang Ini

Sebelum Rupiah, ada sejumlah mata uang yang dipakai Indonesia. Pernah lihat nggak seperti apa uangnya? (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Ternyata, sebelum memakai Rupiah, Indonesia juga memakai mata uang lain, termasuk Gulden yang merupakan warisan Belanda. Hm, seperti apa ya rupanya?

Inibaru.id – Mata uang Indonesia adalah Rupiah. Meski begitu, terkadang kita juga menyebutnya dengan “perak”. Contohlah, Rp 5000 disebut dengan lima ribu perak. Nah, kamu tahu nggak kalau sebelum pakai Rupiah, Indonesia juga memakai mata uang lainnya, lo.

Sebenarnya sih, ya, kalau kita mundur ke belakang saat Nusantara masih dijajah oleh Belanda, juga bakal menemukan kalau Nusantara pernah memakai mata uang Gulden. Iyap, sebelum Belanda memakai mata uang Euro, mereka juga menggunakan mata uang ini, Millens.

Di masa itu, Nusantara dikenal dengan sebutan Hindia Belanda. Nah, mata uang Gulden ini diproduksi oleh De Javasche Bank. Bentuknya sih lembaran alias uang kertas, Millens.

Menariknya, tujuan awal dari penggunaan Gulden ternyata bukan murni sebagai alat pertukaran masyarakat Hindia Belanda. Justru, mata uang ini lebih diperuntukkan bagi para pedagang dari luar Hindia Belanda. Saat itu, banyak pedagang dari Belanda, Inggris, Portugis, Tiongkok, Gujarat, dan lain-lain. Semuanya memakai mata uang yang berbeda.

Biar nggak bingung, Belanda akhirnya menunjuk De Javasche Bank untuk memproduksi uang Gulden yang kemudian jadi mata uang resmi di wilayah Hindia Belanda. Pedagang-pedagang dari luar pun harus memakai mata uang ini untuk bertransaksi.

Sayangnya, penggunaan mata uang ini berhenti saat VOC bangkrut dan Belanda terusir dari Indonesia.

Rupa mata uang Gulden buatan De Javasche Bank. (Numista/Bas DB)

De Javasche Bank Diganti De Japansche Regeering

Sebenarnya sih, ya, semenjak Jepang menguasai Indonesia pada 1942, mereka nggak mengganti mata uang Gulden yang sudah kadung menyebar ke seantero Nusantara. Saat itu, De Javasche Bank dan bank-bank lainnya dilikuidasi. Setelahnya, uang di Indonesia diproduksi oleh De Japansche Regeering.

Sayangnya, percetakan uang nggak terkontrol sampai memicu hiperinflasi. Nilai tukar mata uang pun jadi sangat rendah dan seperti nggak berharga untuk membeli barang-barang. Menariknya, hingga Indonesia merdeka, tepatnya sampai 1946, mata uang ini masih dipakai, Millens.

Sebelum Rupiah, Ada ORI serta ORIDA

Pada 30 Oktober 1946, Gulden secara resmi nggak dipakai lagi di Indonesia. Mata uangnya jadi Oeang Republik Indonesia (ORI). Sayangnya, di banya daerah, belum ada percetakan uang sehingga pendistribusian uang baru ini pun jadi nggak lancar.

Demi menyiasatinya, muncul Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA) sebagai uang sementara di daerah-daerah tersebut. Hanya, karena inflasi di Indonesia masih cukup parah, nilai mata uang ini pun sangat rendah, Millens.

Nah, Rupiah baru benar-benar dipakai sebagai mata uang resmi Indonesia sejak 2 November 1949. Nah, pada Desember 1951, De Javasche bank kemudian dinasionalisasi dan diubah namanya jadi Bank Indonesia. Sejak 1 Juli 1953, hanya Bank Indonesia yang berhak menerbitkan Rupiah.

Hm, jadi penasaran ya, Millens. Seperti apa mata uang Gulden di Indonesia sebelum memakai Rupiah. (Men,Bri/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: