BerandaHits
Jumat, 3 Agu 2023 14:35

Pekerjaan Serba Otomatis, Milenial Makin Resah Mikir Karier

Katanya, generasi milenial kerap cemas akan masa depan. (iStockphoto)

Perkembangan teknologi yang membuat banyak terotomatisasi, membuat generasi milenial makin cemas memikirkan kelangsungan kariernya. Maklum, posisi mereka bisa saja digantikan sewaktu-waktu.

Inibaru.id - Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi telah mengubah wajah dunia kerja dengan cara yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Salah satu perubahan terbesar yang telah terjadi adalah otomatisasi, di mana tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini dapat dilakukan oleh mesin dan program komputer.

Fenomena ini telah menimbulkan kecemasan khususnya di kalangan generasi milenial yang tengah meniti karier. Mereka harus menghadapi tantangan baru dalam mempersiapkan diri untuk masa depan yang terus berubah.

Nggak jarang hal ini membuat generasi milenial merasa insecure menyangkut masa depannya. Apa kamu juga?

Jadi, salah satu alasan utama mengapa generasi milenial merasa cemas adalah kenggakpastian terkait pekerjaan mereka di era otomatisasi. Pekerjaan yang sebelumnya dianggap stabil dan berpotensi menjadi karier jangka panjang dapat dengan cepat berkurang atau bahkan hilang akibat adopsi teknologi otomatisasi. Beberapa bidang seperti manufaktur, layanan pelanggan, dan bahkan keuangan telah mengalami transformasi yang signifikan.

Membekali diri dengan pendidikan berkelanjutan bisa menjadi aset diri yang berharga. (Crispypork)

Selain itu, generasi milenial juga harus bersaing dengan rekan-rekan mereka untuk pekerjaan yang tersisa. Dengan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI), robotika, dan otomatisasi proses, persaingan dalam mendapatkan pekerjaan menjadi semakin ketat. Mereka harus membuktikan diri sebagai kandidat yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang terus saja berubah.

Perubahan Keterampilan dan Pendidikan Berkelanjutan

Perkembangan teknologi nggak hanya mempengaruhi jenis pekerjaan yang tersedia, Millens, tetapi juga mengubah keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam dunia kerja. Generasi milenial mungkin merasa cemas bahwa keterampilan yang mereka kuasai saat ini akan menjadi usang di masa depan. Oleh karena itu, mereka perlu berinvestasi dalam pendidikan berkelanjutan dan pengembangan keterampilan untuk tetap relevan dalam lingkungan kerja yang terus berubah.

Hm, sepertinya generasi milenial perlu mempertimbangkan pendidikan berkelanjutan seperti mengambil kursus tambahan, mengikuti pelatihan terkait teknologi terbaru, atau bahkan kembali ke perguruan tinggi atau universitas guna meraih gelar lanjutan.

Memang, kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat akan bakal jadi aset berharga bagi generasi milenial yang pengin sukses di tengah perubahan industri yang cepat.

Mengubah Paradigma Keseimbangan Kerja-Hidup

Selain menghadapi perubahan dalam tuntutan pekerjaan, generasi milenial juga harus menghadapi perubahan dalam paradigma keseimbangan kerja-hidup.

Seperti yang kita sadari, teknologi telah memungkinkan pekerjaan untuk dilakukan dari jarak jauh, mengaburkan batas antara kehidupan profesional dan pribadi. Nah, hal ini dapat menyebabkan generasi milenial merasa sulit untuk menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan waktu luang.

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi generasi milenial untuk mengembangkan kebiasaan sehat terkait pengelolaan waktu dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Penerapan kebijakan perusahaan yang mendukung fleksibilitas kerja dan kesejahteraan karyawan juga dapat membantu mengatasi masalah ini. Satu lagi, ketimbang melulu cemas dengan keadaan, akan lebih baik jika generasi ini ulet dalam melihat kesempatan yang ada. Setuju? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024