Inibaru.id - Bekerja keras memang perlu agar target tercapai. Sayangnya, banyak orang yang pada akhirnya bekerja keras tanpa henti. Di banyak tempat, hal ini bahkan telah membudaya.
Sedihnya, para milenial banyak yang tengah terjebak dalam budaya gila kerja ini. Memang, banyak dari mereka yang sedang meniti karir dan bisnis sehingga waktu seolah perlu dikorbankan agar semua pencapaian bisa diraih.
Budaya kerja keras ini kerap disebut Hustle culture. Ini merupakan konsep yang sering dianut di lingkungan kerja modern. Konsep ini mendorong individu untuk terus bekerja keras dan memperjuangkan kesuksesan, terkadang bahkan tanpa batas waktu dan mengorbankan kesehatan dan keseimbangan hidup mereka.
Namun, apakah hustle culture sebenarnya memiliki dampak negatif pada kesehatan mental kita? Yuk bahas lebih lanjut mengapa kita perlu menghindarinya.
Dampak Hustle Culture pada Kesehatan Mental
Hustle culture dapat memicu stres yang tinggi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental kita. Ketika seseorang merasa terus menerus harus bekerja keras dan mencapai tujuan yang semakin tinggi, tekanan yang dirasakan dapat meningkat dan memicu stres.
Akibatnya, individu tersebut dapat merasa cemas, depresi, dan bahkan mengalami burnout atau kelelahan kerja yang parah.
Selain itu, hustle culture juga dapat menghambat kreativitas dan menghasilkan ketidakpuasan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Terus menerus memaksakan diri untuk bekerja keras dan mencapai target yang semakin tinggi dapat membuat seseorang kehilangan kreativitas dan inovasi, serta merasa tidak pernah puas dengan pencapaian mereka.
Ciri-ciri kamu terjebak hustle culture
Hustle culture adalah budaya yang mempromosikan ide bahwa kerja keras, produktivitas, dan kesuksesan finansial harus menjadi prioritas utama dalam hidup seseorang.
Beberapa ciri-ciri yang menunjukkan seseorang terjebak dalam hustle culture adalah:
1. Menganggap bahwa pekerjaan adalah segalanya
Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung menganggap pekerjaan sebagai prioritas utama dan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka untuk bekerja.
2. Kecenderungan overwork
Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung bekerja terlalu keras dan terlalu lama, bahkan mengorbankan waktu tidur dan istirahat yang cukup.
3. Merasa bersalah saat tidak bekerja
Orang yang terjebak dalam hustle culture merasa bersalah saat tidak bekerja atau tidak produktif, dan cenderung merasa tidak puas dengan diri sendiri jika mereka tidak melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.
4. Tidak dapat menentukan batas waktu
Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung tidak dapat menentukan batas waktu dalam pekerjaan mereka, sehingga mereka sering bekerja hingga larut malam atau bahkan pada hari libur.
5. Mengejar kesuksesan finansial
Orang yang terjebak dalam hustle culture cenderung fokus pada kesuksesan finansial dan menganggap itu sebagai tujuan utama dalam hidup mereka.
Jika kamu merasa memiliki ciri-ciri di atas, penting untuk memperhatikan keseimbangan dalam hidup dan mengambil waktu untuk bersantai dan menjaga kesehatan fisik dan mentalmu. (Siti Zumrokhatun/E05)